~16~

3.5K 117 10
                                    

 "Ketika hati terluka, butuh proses yang lama untuk menyembuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 "Ketika hati terluka, butuh proses yang lama untuk menyembuhkannya. Bahkan setelah sembuh pun, kamu belum tentu bisa mendapatkannya kembali."

🍁Author🍁

__________


"Aku mau jadi pacar kamu," jawab Angela pelan sambil mengambil buket dari Azel.

Setelah mendengar jawaban Angela, Azel pun langsung memeluknya. Setelah acara peluk-pelukan itu, mereka kembali menuju kelas dengan Azel yang merangkul Angela.

Sesampainya di kelas XI IPA 2, banyak murid yang menggoda mereka.

"Cie, udah gak jomblo lagi," goda Adele.

"Apaan sih," malu Angela.

"Pakai acara malu-malu gitu, biasanya juga malu-maluin haha," Angela diam. Dia tidak membalas perkataan Adele.

*****

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Alya, Angela, Adele, Nichol, Albert, Arham, Azel, dan Sam sedang berada di kantin. Mereka duduk bersama-sama. Jika kalian bertanya, kenapa mereka bisa duduk bersama? Alasannya karena Angela dan Azel sedang merayakan hubungan mereka. Mereka berdelapan makan sambil bercanda ria.

"Al, pinjam ponsel kamu dong," ucap Nichol.

"Nih," kata Alya sambil memberikan ponselnya.

"Kamu ganti sandinya?" tanya Nichol saat tidak bisa membuka ponsel Alya.

Alya yang mendengar perkataan Nichol pun kaget.

"Kenapa aku bisa lupa," batin Alya.

"Mmm... aku-"

"Bicara yang jelas Al,"

"Katanya Alya ganti sandi biar bisa samaan kayak lo," tanpa Angela sadari ucapannya itu makin memperburuk suasana.

"Kan sandi ponsel kita emang sama," setelah Nichol berkata seperti itu, Angela menyadari kesalahnnya dan merutuki dirinya sendiri. Sedangkan Albert, Arham, Azel, dan Sam yang tidak tau apapun hanya bisa memperhatikan saja.

"Sebenernya sekarang aku mau bilang ke kamu, tapi malah kamu tau duluan," jelas Alya setelah berpikir cukup lama. Nichol yang tidak mau memperpanjang hanya menganggukkan kepalanya.

"Kamu gak marah kan?" lanjut Alya.

"Mana bisa sih aku marah sama kamu,"

"Kamu buka dulu nih ponselnya!" jawab Nichol sambil mengacak-acak rambut Alya.

Alya pun memasukan sandi ponselnya, setelah itu Alya memberikan ponselnya lagi kepada Nichol. Di sisi lain ada seseorang yang menatap mereka dengan wajah yang datar. Setelah itu Alya melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda. Mereka makan dengan bercanda ria kecuali Albert yang hanya diam.

ALYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang