"Es batu berjalan,"
🌸Alya🌸
____________________
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu, tetapi Alya masih berada di sekolah karena sedang turun hujan. Adele, Angela dan Qaila sudah pulang beberapa menit yang lalu dijemput sopir mereka masing-masing. Awalnya mereka tidak tega untuk meninggalkan Alya sendirian tetapi Alya menyuruh mereka untuk pulang, Alya tidak mau merepotkan sahabat-sahabatnya.
Alya duduk di halte sambil melihat jalanan yang basah terkena air hujan. Hujan mulai mereda, hanya rintikan kecil air hujan yang masih tersisa. Dia mencoba menyalakan ponselnya, namun ponselnya tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyala.
Gadis itu bingung harus berbuat apa, kalau dia menghampiri Nichol, Alya yakin Nichol pasti mau mengantarnya tapi dia tidak mau mengganggu waktu Nichol yang sedang latihan. Tetapi Alya juga tidak berani kalau harus naik kendaraan umum. Saat sedang asyik melamun, tiba-tiba ada sebuah motor sport berhenti di depannya. Sang pengemudi membuka kaca helmnya, menampakkan sosok pemuda yang dikenal oleh gadis itu.
"Naik!" Alya kebingungan dengan perkataan pemuda di depannya.
Pemuda itu mendengus kesal ketika Alya tidak merespon perkataannya, sejujurnya dia paling malas kalau harus mengulangi perkatannya, "Naik ke motor gue!"
"Maksud Albert apa sih? Apa mungkin dia ngajakin aku pulang bareng ya?" batin Alya kebingungan.
"Mmm, enggak usah, aku pulang sendiri aja," tolak Alya.
"Gue enggak suka penolakan," ucapnya datar.
"Terus?"
"Naik!"
"Oh, oke-oke," jawab Alya terbata-bata, dia takut pemuda di depannya ini semakin marah.
Alya segera naik ke atas motor sport milik Albert. Saat Alya sudah duduk di atas motor tiba-tiba Albert membuka jaketnya lalu menyerahkan jaketnya kepada Alya.
"Buat apa?" tanya Alya.
"Nutupin paha lo," hati Alya menghangat ketika mendengar perkataan Albert, dia langsung menutupi pahanya menggunakan jaket Albert.
Albert menjalankan motornya di bawah rintik-rintik air hujan. Saat sedang dalam perjalanan, tiba-tiba hujan semakin besar dan dengan terpaksa Albert menghentikan motornya di sebuah warung yang tutup. Mereka pun berteduh di sana.
Alya menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya disaat badannya mulai merasa kedinginan. Albert yang melihat hal tersebut langsung mengambil alih kedua tangan Alya dan melakukan kegiatan persis seperti yang Alya lakukan tadi, sesekali pemuda itu juga meniup tangan Alya agar menjadi lebih hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA (END)
Teen Fiction"Kamu sebenarnya kenapa? Setiap kali aku mencoba mendekati kamu, kamu selalu bersikap kayak gini." "Karena gue gak suka lo, ngerti?" "Gimana kalau aku jatuh cinta sama kamu," Alya menatap mata Albert. Albert berdecak, "Benar dugaan gue, lo sama aja...