"Jangan menyia-nyiakan kesempatan, karena kesempatan belum tentu datang dua kali,"
🌺Qaila🌺
____________________
Hari senin merupakan hari yang sering tidak disukai murid-murid karena setiap hari senin murid-murid wajib melaksanakan upacara. Yang mana upacara tersebut membuat semua murid harus berdiri di tengah lapangan yang terik dan membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit agar upacara tersebut selesai.
Hari ini, tepatnya di kelas XI IPA 1 sedang free class karena guru-guru sedang mengadakan rapat. Setiap ketua kelas sedang berkumpul di aula. Keadaan kelas XI IPA 1 sudah tidak kondusif lagi. Ada yang sedang nonton, baca buku, main game, bergosip, ada juga yang keluar kelas mungkin pergi ke kantin, dan ada pula yang sedang tidur seperti yang dilakukan Albert sekarang.
Alya memperhatikan Albert dengan seksama dari tempat duduknya. Sampai-sampai Qaila yang berbicara pun ia tidak menghiraukannya. Qaila mencubit tangan Alya, membuat sang korban menjerit kesakitan.
"Aww," teriak Alya yang membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Jangan teriak bego, orang lain jadi pada ngeliatin," desis Qaila merasa malu karena menjadi pusat perhatian.
Para murid pun kembali pada aktivitasnya masing masing.
"Lagian kata siapa kamu nyubit aku," dumel Alya menyalahkan Qaila.
"Abisnya gue panggil-panggil lo gak jawab juga, yaudah gue cubit aja," kata Qaila dengan wajah tanpa bersalahnya itu.
"Emangnya ada apa?"
"Gue lupa hehehe," tutur Qaila yang membuat Alya kesal karena sudah mengganggu aktivitasnya.
"Dasar udah tua," gumam Alya terdengar oleh Qaila karena jarak mereka yang dekat.
"Apa lo bilang?" tanya Qaila tidak santai.
"Engga kok, a-aku gak bilang apa-apa," jawab Alya gugup.
"Semuanya tolong perhatiin dulu, gue mau bilang sesuatu." teriak Rafi, sang ketua kelas.
Semua murid langsung memperhatikan Rafi terkecuali Albert yang masih tertidur.
"Jadi seminggu lagi sekolah akan ngerayain hari ulang tahun. Setiap kelas harus buat stand boleh tentang makanan, kerajinan atau apapun bebas. Dan harus ada perwakilan untuk menampilkan sesuatu untuk acara nanti," ucap Rafi
Murid-murid saling tunjuk menunjuk untuk menjadi perwakilan kelas. Rafi yang melihatnya pun jengah, dia langsung mengambil tindakan.
"Udah diam!"
"Gimana kalau yang tampil nanti Alya sama Albert. Mereka membawakan sebuah lagu, lagian waktu pelajaran seni budaya penampilan mereka memukau," saran Rafi yang langsung disetujui semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA (END)
Teen Fiction"Kamu sebenarnya kenapa? Setiap kali aku mencoba mendekati kamu, kamu selalu bersikap kayak gini." "Karena gue gak suka lo, ngerti?" "Gimana kalau aku jatuh cinta sama kamu," Alya menatap mata Albert. Albert berdecak, "Benar dugaan gue, lo sama aja...