"Rasa sakit ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan keselamatan kamu. Lebih baik aku yang terluka dari pada harus melihat kamu yang terluka. Aku pasti akan menyesal jika melihat kamu terluka."
🌼 Albert🌼
__________
Albert pulang ke rumah hanya untuk berganti pakaian karena setelah ini dia bersama sahabat-sahabatnya akan mengunjungi pesta teman mereka. Sejujurnya Albert sangat malas untuk pergi namun dipaksa oleh Azel dan Sam. Mau tidak mau Albert menyetujui keinginan kedua sahabatnya itu.
Setelah dirasa sudah siap, Albert berpamitan kepada bundanya lalu pergi menaiki motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan normal. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di tempat pesta. Di sana sudah ada Arham, Azel, dan Sam yang sedang menunggunya. Albert segera menghampiri mereka.
"Ayo masuk!" ajak Azel.
Albert, Arham, Azel, dan Sam masuk ke dalam. Mereka disambut oleh Kahfi selaku yang punya acara. Mereka berbincang-bincang dengan tamu yang lainnya dan Albert hanya menyimak. Dia akan berbicara jika saat ditanya dan selebihnya laki-laki itu diam.
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sekarang sudah mau jam enam sore. Entah kenapa dari tadi Albert merasa gelisah. Arham yang berada di samping pria itu menyadari kegelisahan yang dialami oleh Albert.
"Lo kenapa?"
"Tiba-tiba perasaan gue gak enak," jawab Albert.
"Acaranya masih lama?"
"Kalau lo gak tenang lebih baik pulang duluan biar gue yang bilang sama Kahfi."
Albert mengangguk singkat, dia beranjak dari duduknya dan pergi keluar menuju tempat motornya terparkir. Albert naik ke atas motornya dan mulai menyalakan motornya.
"Kenapa gue tiba-tiba kepikiran Alya," gumam Albert sebelum melajukan motornya.
Saat sedang dalam perjalanan tidak tahu kenapa tiba-tiba Albert memilih jalan yang melewati sekolahnya. Dia harus memutar karena jaraknya cukup jauh. Albert melewati jalanan yang sepi itu, tidak ada satu pun kendaraan yang terlihat. Ketika Albert akan menambah kecepatan motornya karena jalanan yang sepi namun itu tidak jadi dia lakukan saat penglihatannya menangkap tiga orang preman sedang mengganggu seorang gadis. Gadis itu terlihat familiar di matanya, Albert semakin menajamkan penglihatannya.
Kedua bola matanya membulat terkejut saat menyadari bahwa gadis yang ditahan oleh ketiga preman itu adalah Alya. Albert segera menghentikan motornya dan menghampiri ketiga preman itu. Emosinya berada di puncak saat melihat gadis yang dia cintai akan dilecehkan oleh para preman itu.
"Berengsek!" teriaknya sambil melayangkan pukulannya pada preman itu.
Tubuh preman itu terhuyung ke belakang akibat pukulan Albert yang keras. Mata Albert menatap tajam preman itu, dia terus melayangkan pukulan pada preman itu karena sudah berani menyentuh gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA (END)
Fiksi Remaja"Kamu sebenarnya kenapa? Setiap kali aku mencoba mendekati kamu, kamu selalu bersikap kayak gini." "Karena gue gak suka lo, ngerti?" "Gimana kalau aku jatuh cinta sama kamu," Alya menatap mata Albert. Albert berdecak, "Benar dugaan gue, lo sama aja...