"Kamu hanya perlu tau kalau aku suka sama kamu."
🌹Albert🌹
__________
Albert tertegun saat melihat tamu yang dimaksud oleh ibunya. Orang itu adalah Alya, gadis yang dia suka. Apakah saat ini dia sedang berhalusinasi? Albert segera menghampiri gadis itu lalu membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Ternyata dia tidak berhalusinasi, gadis itu benar-benar datang mengunjunginya. Kedua sudut bibir Albert tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.
"Aku rindu," ucap Albert masih memeluk gadis itu.
Alya langsung tersadar dari keterkejutannya, dia berusaha untuk melepaskan pelukan Albert. Pelukan tersebut terlepas, Albert menatap Alya dengan senyumannya.
"Maaf udah mengganggu waktu kamu, aku pamit pergi,"
Albert langsung menahan pergelangan tangan Alya, "Karena kamu udah ada di sini, kamu harus menemani aku,"
Belum sempat Alya berbicara Albert kembali menyela.
"Gak ada penolakan!"
Albert menarik tangan Alya agar duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Pada awalnya Alya duduk agak jauh dari Albert dan tentu saja laki-laki itu protes. Dengan paksaan Albert akhirnya Alya duduk di sampingnya.
"Kamu habis belanja?" tanya Albert saat menyadari gadis itu membawa kantong belanjaan.
Alya mengangguk singkat lalu terdiam sejenak, "Buat kamu aja."
Albert meraih kantong belanja itu dan melihat isinya. Bibirnya tertarik ke atas saat melihat isi dari kantong belanja yang dibawa oleh gadis di sampingnya. Kan tong itu berisi cemilan-cemilan yang disukai oleh Alya. Sudah pasti sejak awal itu bukan untuknya tapi untuk gadis itu sendiri karena dia tidak terlalu suka dengan makanan yang manis-manis.
"Untuk kamu aja," ujar Albert kembali meletakkan kantong belanjaan itu pada tempatnya semula.
"Kamu tau dari mana alamat rumah ini?" tanya Albert penasaran karena dirinya tidak pernah bilang pada Alya mengenai alamat rumahnya. Saat mereka pulang bersama waktu itu pun Alya terlebih dahulu turun dari mobil jadi gadis itu tak mengetahui alamat rumahnya.
"Arham,"
Albert menganggukkan kepalanya mengerti. Sepertinya dia harus mengucapkan terima kasih pada sahabatnya itu.
"Kabar kamu selama empat hari ini gimana?" tanya Albert berusaha untuk mencari topik.
"Baik," jawab Alya singkat.
"Kamu pulang sekolah selama aku gak ada sama siapa?"
"Nichol."
Seharusnya Albert tak menanyakan hal yang dia sudah tahu jawabannya seperti apa. Apalagi jawaban itu dapat membuatnya sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA (END)
Teen Fiction"Kamu sebenarnya kenapa? Setiap kali aku mencoba mendekati kamu, kamu selalu bersikap kayak gini." "Karena gue gak suka lo, ngerti?" "Gimana kalau aku jatuh cinta sama kamu," Alya menatap mata Albert. Albert berdecak, "Benar dugaan gue, lo sama aja...