Hai, Hai. Assalamu'alaikum.
Apa kabar nih? Semoga sehat selalu ya☺Bagaimana cerita sebelumnya? 🤭
Semoga suka ya. And kalau gak suka tinggal diskip, okay!Happy reading📖
Salam hangat, DeZa💙❤࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
Kepalaku berdenyut hebat saat aku ingin membuka mata. Apa yang sedang terjadi kepadaku? Aku bertanya-tanya setelah menyadari aku berada di ruang serbah putih dengan selang infus yang menancap di tangan kananku. Meskipun pandanganku masih buram. Namun, aku dapat melihat sosok pria yang sedang duduk memangku laptop yang menyala terang di depannya.
Apakah dia Devan? Pandanganku masih buram jadi aku tak dapat melihat pria itu Devan atau bukan. Aku mencoba untuk duduk demi memastikan penglihatanku benar atau tidak.
Pria yang mungkin menyadari jika aku sudah terbangun lantas menaruh laptopnya di meja kaca yang tersedia di ruang inapku. Aku masih pusing dan bertanya-tanya kenapa aku bisa berada di tempat serbah putih ini.
"Hy, kau butuh sesuatu?" tanyanya lembut yang membuatku mengernyit bingung. Siapa dia? Ah, iya dia adalah pria yang menolongku seminggu yang lalu.
"Iya, saya baik-baik saja. Lalu kenapa saya bisa berada di tempat ini?" tanyaku pelan sembari mencoba mentralkan denyutan di kepalaku dengan cara mencengkeramnya kuat. Namun, tak membuahkan hasil denyutannya makin terasa.
"Kau pingsan sewaktu kita akan pulang dari restoran. Dimitri sampai menangis karena melihat kau tak sadarkan diri," jawabnya datar. Suara lembutnya telah menguap ke udara seakan itu tak pernah hadir.
"Begitukah." Aku berucap seakan melontarkan pertanyaan karena jujur aku tak dapat mengingat kejadian di mana aku tak sadarkan diri. Ingatan itu seakan hilang tak berbekas dalam pikiranku.
"Lalu berapa lama aku di rumah sakit ini?" tanyaku lagi. Namun, tak menatapnya saat bertanya jadi aku tak dapat melihat ekspresi wajah pria yang berdiri di sampingku ini.
"Sekitar dua hari," jawabnya tenang.
Aku hanya diam mendengar jawaban itu. Entah kenapa rasanya ada serpihan ingatanku yang hilang. Namun, apa itu aku juga tak mengetahuinya.
"Bisa tolong ambilkan tasku!" pintaku padanya. Jika, ia masih punya perasaan pasti dia akan mengambilkannya untukku.
Pria itu tanpa banyak bicara lantas bergerak, dan mengambil tasku yang berada di atas meja kaca itu.
"Ini. Bilang sesuatu jika kau membutuhkannya, saya akan melakukan beberapa pekerjaan." Aku langsung saja mengambil tasku dari tangannya, dan mencari-cari ponselku.
Ada pesan dari Devan. Untung saja pria itu tak terlalu mengerti bahasa Indonesia sehingga ia tak paham dengan pesan Devan saat ia membacanya.
To Suami Bocilku ♡
Aku baik-baik saja. Sekarang aku ada di rumah sakit, karena aku pingsan kemarin saat membawa anak dari orang yang menolongku berjalan-jalan. Namun, aku tidak tahu penyebab persis aku pingsan. Aku akan segera kembali. Jemputlah aku di sini jika pekerjaanmu telah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Dark [END✔]
FanfictionAku kira kamu mencintaiku dengan tulus, ternyata aku menipu diriku sendiri. ~Elzania Saputri Wijaya "Maaf, aku menyakitimu berkali-kali." ~ Devandra Adiguna Prasetyo Cover SC://Pinterest Start// 19 Februari 2020 ©Apy