Hai, Hai, assalamu'alaikum.
Gimana part sebelumnya? Moga suka ya.
Kalau ga suka bisa langsung skip aja. 🤭Jangan lupa tinggalin jejak ya. 🥰
Happy reading📖
Salam hangat DeZa❤💙
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
"Sudah sampai." Kudengar Devan bersuara yang mengharuskanku mengangkat kepalaku dari ceruk lehernya.
Aku pun turun dari gendongannya. Kemudian aku duduk di kursi meja makan. Wah, ternyata Mama memasak makanan kesukaanku.
"An, Mama mana?" tanyaku saat tak melihat sosoknya.
"Mama ada di atas, lagi istirahat," jawabnya lembut. Pandangan Devan tak pernah lepas dariku.
"An, ambilin dong makannya, gue lagi lemes banget, nih." Aku berucap dengan nada yang kurang bertenaga sembari merebahkan kepala di meja makan.
Devan tanpa banya bicara, langsung mengambilkanku makanan. Kerjain dia ngak pa-pa 'kan? Aku harus hukum dia, siapa suruh sepupunya peluk dia nggak menghindar. Hu, jika aku mengingat hal itu rasanya tangan ini ingin mencekik sesuatu.
Tok!
"Awh, kok lo ketok kepala gue sih?" tanyaku tidak suka saat Devan mengetuk kepala ku.
"Jangan memikirkan hal yang tidak penting, dan panggilannya kok masih lo-gue?" tuturnya sembari menyerahkan sepiring makanan untukku.
"Ini bukan sembarangan lho yang gue pikirin, gue tanya ya sama lo, awas ya, kalau lo peluk-pelukkan sama sepupu lo itu, kalau masalah panggilan lo-gue, gue belum terbiasa nanti gue biasain," paparku sembari mengacunkan garpu ke depan wajahnya yang hanya menampilkan ekpresi datar.
"Dia 'kan sepupuku, masa gak boleh? Hm, harus ganti sekarang, ya?" tanyanya dengan alis berkerut bingung.
"Ya, namanya gak boleh ya, gak boleh, nanti dia naruh hati sama kamu, mau kamu kalau dia lakuin segalanya demi bisa sama-sama kamu? Salah satunya dengan membunuhku? " tanyaku padanya. Sembari merubah kosakata panggilan jadi aku-kamu.
"Amel gak gitu," sanggahnya yang membuatku kesal setengah mati.
"Kamu kenapa belain sepupu kamu terus, sih? Kalau kamu suka sama dia ya pergi aja sama dia saja, kejar dia aku mau di sini saja makan," tutur ku kesal. Devan kok ngeselin banget, sih. Kentara banget kalau dia suka sama sepupunya. Aku memasang muka jutek sembari memakan makananku.
"Kenapa aku harus kejar dia, jika kamu ada di sini, hm?" tanyanya lembut. Aku tidak menghiraukan perkataan Devan masih tetap fokus.
"Za, Sayang, Elzania Saputri Wijaya!" panggilnya berulang kali. Namun, aku tetap cuek. Rasain sapa suruh belain terus sepupumu.
Namun, aku tak menyangka Devan langsung saja membalik tubuhku hingga langsung berhadapan dengannya. Ayam yang kukunya masih untuh di bibirku, aku menatap Devan dengan mata membulat sempurna.
"Kalau suami panggil jawab," tuturnya, dan kalian tahu apa yang Devan lakukan? Dia memakan dagin ayam yang masih untuh itu di bibirku, hingga bibir kami bersentuhan.
Kulihat Devan tersenyum miring, sedangkan aku masih syok, astaga itu tiba-tiba sekali. Kalian bisa bayangkan bagaimana jika berada di posisiku.
"Makan yang banyak biar kamu cepet tinggi," ujar Devan sembari melap saus di bibir ini menggunakan ibu jaringannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Dark [END✔]
FanficAku kira kamu mencintaiku dengan tulus, ternyata aku menipu diriku sendiri. ~Elzania Saputri Wijaya "Maaf, aku menyakitimu berkali-kali." ~ Devandra Adiguna Prasetyo Cover SC://Pinterest Start// 19 Februari 2020 ©Apy