Dia Kembali

195 11 0
                                    


Hai, Hai, Assalamu'alaikum 😊
Apa kabar nhi, di weekend ini? Semoga sehat selalu, ya. And, semangat puasanya. 💛

Terima kasih yang udah mah baca cerita DeZa sampai sekarang love you banyak-banyak, jujur terharu karena ada yang mau baca cerita aku ini. Makasi, ya.

Ok, semoga suka ya sama cerita DeZa.
And kalau gak suka tinggal diskip, okay!

Happy reading yeorobun📖
Salam hangat, DeZa💙❤

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

"Apa? Dia kembali? Ok, Ma, terima kasih infonya."

Klik!

Seorang wanita cantik baru saja mematikan sambungan telepon setelah mendapatkan informasi dari sang Mama yang mengatakan bahwa dia kembali.

"Sialan! Kenapa wanita itu harus kembali!" Wanita itu yang tak lain adalah Laras tampak kesal karena mengetahui Elza akan kembali, dirinya tak terima akan hal itu.

Baru saja dia hidup dengan tenang karena wanita itu tak berada di sisi Devan, karena menurutnya Devan bisa menjadi miliknya selagi wanita itu tak ada di sisi Devan.

"Hm, aku harus membuat rencana agar dia tak menyukai Devan." Senyum licik terbit di bibir wanita itu, kemudian kembali menelpon untuk memberitahu asistennya untuk segera memesan tiket untuk kembali ke Indonesia karena sekarang dia berada di Jepang untuk melakukan pemotretan selama tiga bulan dan hari ini adalah hari terakhirnya, sebelumnya dia ingin tinggal lebih lama, dirinya ingin memberi Devan waktu untuk sendiri dan merenungi bahwa dirinyalah yang terbaik daripada Elza.

"Lo lupa ingatan 'kan akan gue buat lo membenci Devan dan lo sendiri yang bakalan ninggalin dia!"

***

Sudah dua hari lamanya mereka tiba di Indonesia, dan semuanya masih tampak sama tiada yang berubah, kecuali hubungan Devan dan Elza yang tampak beku.

"Em, maaf. Devan, kamu ke perusahaan hari ini?" Cukup ragu, tetapi pertanyaan itu terlontar pada akhirnya.

Devan mendongak, kemudian menatap netra coklat sang istri yang sangat menawan. Dia saat ini sedang fokus merapikan dasinya, biasanya selalu Elza yang merapikan sekarang tak lagi.

"Iya, apa kamu butuh sesuatu?" Dia tak memanggil Elza dengan panggilan kasih sayangnya—takut membuat Elza tak nyaman di dekatnya. Jadi, dia menimalisir keadaan yang membuat Elza canggung.

Elza menggigit bibir bagian dalamnya sebelum melanjutkan. Sebenarnya, tangannya cukup gatal untuk mengambil alih pekerjaan itu, ingin sekali rasanya dia merapikan dasi Devan—suaminya—hanya saja dia takut akan membuat Devan tak nyaman.

'Ah, bodohlah, mau die gak nyaman atau nggak terserah, gue udah nggak tahan liat nih bocah rapiin dasi dari tadi.'

Tanpa menjawab, Elza langsung membungkuk sedikit untuk mensejajarkan tingginya dengan Devan. "Boleh?" tanyanya pelan. Devan yang mendapatkan tindakan tiba-tiba dari Elza sedikit menahan napas, napas hangat istrinya serta aroma jeruk yang mencuak dari tubuh Elza membuat Devan betah berlama-lama dalam posisi itu, dia hanya mengangguk sebagai jawaban untuk mempersilahkan Elza melakukan apa yang ingin dirinya lakukan.

Love In The Dark [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang