Hai, hai. Assalamualaikum.🥰
Kalian apa kabar? 😊Semoga suka dengan bab ini, ya.
Selamat membaca.🥰😋
Salam hangat DEZa💙❤️
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Setelah makan siang kami kembali ke hotel untuk beristirahat terlalu lelah rasanya berjalan-jalan seharian ini. Aku menatap Devan yang sedang bersandar di kepala tempat tidur. Di pangkuannya terdapat laptop yang menyala, mungkin saja dia sedang ada pekerjaan. Aku kasihan juga di saat kita liburan seperti ini, dia harus mengontrol perusahaannya.
Aku kemudian mendekat padanya dan langsung memeluk tubuh tegaknya. Devan tentu saja tak menolaknya, dia malah balas memelukku sembari mengusap-usap kepalaku lembut, setelahnya dia melanjutkan kembali pekerjaannya dengan aku yang masih setia memeluknya.
"An, besok kita pulang aja yuk, aku kasian liat kamu, harus kerja jarak jauh gini," tuturku pelan dengan suara yang sedikit mengantuk.
"Gak pa-pa, Sayang. Ini, aku hanya membalas email dari Ricko, aku tak mengerjakan apa pun untuk saat ini, Ricko yang melakukannya," balasnya sembari mencium puncak kepalaku lembut.
"Baiklah," gumamku pelan, entah sejak kapan kami semakin dekat seperti ini. Aku tidak terlalu memperdulikannya, intinya aku sudah menerima keadaanku sekarang—mempunyai seorang suami yang menyayangiku.
Keesokan harinya, Devan dan aku kembali berjalan-jalan, menikmati berlibur di pulau Dewata Bali. Aku sedikit kesal karena tempat ini ternyata, tempat mantan Devan tinggal, tapi aku bersyukur karena hari ini wanita itu tidak muncul lagi—mungkin dia sibuk. Lebih baik seperti itu, daripada dia menggangu suami orang.
***
Tak terasa ternyata sudah seminggu lamanya kami di Bali, hari ini aku dan Devan akan kembali ke ibu Kota Jakarta. Aku sangat senang karena akan bertemu dengan orang tua Devan. Aku juga merindukan kedua orang tuaku. Kami hanya mampu berkomunikasi lewat ponsel saja, dan itu tidak selalu karena kesibukan mereka yang membuatnya jarang menghubungiku.
"Udah siap, Sayang?" tanya Devan sembari menampilkan senyuman hangat.
"Sudah," jawabku sembari membalas senyumannya.
Jika kalian ingin tahu apa saja agenda kegiatan kami selama di Bali, tentunya tanpa gangguan Tante-tante girang dan cabe-cabean rempong. Kami menghabiskan seminggu ini dengan bersantai tanpa adanya gangguan. Devan sering mengajakku ke pantai untuk menikmati sejuknya angin laut atau untuk melihat sunset. Intinya aku sangat senang, aku merasa Devan akan tetap berada di sisiku. Namun, hati ini terkadang masih ragu untuk membenarkannya. Huft, sudahlah biarlah seperti ini untuk sementara waktu.
"Kalau gitu, kita berangkat yuk," ajaknya lagi sembari menggandeng tanganku mesra.
Aku tentu membalas tautan tangannya dengan erat seakan mempertegas jika Devan hanya milikku seorang.
Menurutku Devan adalah sosok pria yang sangat baik dan juga bertanggung jawab. Dia juga belum meminta haknya, karena dia paham aku masih belum yakin padanya dan dia memaklumi akan hal itu.
Pernah suatu malam, malam itu sangat dingin dan tiba-tiba entah setan dari mana aku memancin Devan, dia tentu tergoda. Apa lagi aku ini kekasih halalnya. Namun, dia paham aku masih belum siap jadi dia hanya menciumku semaunya tanpa melakukan hal lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Dark [END✔]
FanfictionAku kira kamu mencintaiku dengan tulus, ternyata aku menipu diriku sendiri. ~Elzania Saputri Wijaya "Maaf, aku menyakitimu berkali-kali." ~ Devandra Adiguna Prasetyo Cover SC://Pinterest Start// 19 Februari 2020 ©Apy