Usil

1.9K 89 14
                                    

Hai, Hai. Assalamu'alaikum 😁
Gimana ni, kabarnya di hari minggu? 😄
Semoga sehat semua, ya.

Oh, iya. Part kemarin gimana? Bagus ga? 😁
Semoga suka ya. 🥰

Salam hangat, DeZa💘🥰

Happy reading📖

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

Setelah menggedongku menuju kamar pengantin kami, Devan langsung saja ke luar lagi dia mengatakan akan kembali lagi jika dia ingin mandi dan beristirahat.

"Huft! Dasar heels laknat, untung tulang kaki gue gak patah," gerutuku sebal sembari menaruh heelsku di tempatnya semula.

"Sebaiknya aku mandi saja sebelum Devan kembali," gumamku pada diri sendiri.

Aku bergegas mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi. Untung saja gaunku tidak susah dibuka jadi tak akan terjadi adegan-adegan seperti di novel.

Dua puluh menit lamanya aku baru selesai mandi, entah apa yang membuatku ingin lama-lama berendam dalam balutan air mawar yang begitu wangi.

"Ya ampun, kenapa gue lupa membawa baju ganti, semoga saja Devan belum kembali," ujarku sedikit sebal karena sifat pelupaku itu tidak pernah hilang. Jika situasinya masih seperti biasa itu tidak masalah, tapi sekarang ada si bocil yang akan menemani keseharian ku entah sampai kapan itu.

Ceklek! Bunyi pintu kamar mandi saat aku memutar knopnya. Aku mengintip ke area kamar memindai bahwa makhluk tampan ciptaan Allah itu tidak berada di tempat. Saat ku rasa dia tak ada, aku bergegas keluar untuk mengambil pakaian ganti.

Aku bergegas mengambil piyama tidur bermotif beruang. Setelahnya aku kembali lagi ke kamar mandi untuk berganti baju. Saat aku masih berganti baju kudengar pintu kamar dibuka-itu pasti Devan. Setelah kurasa siap, aku bergegas keluar dari kamar mandi dan benar Devan baru saja datang dia tampak lelah dilihat dari wajahnya yang memancarkan gurat kelelahan.

"Cil, kamu mau mandi? Aku udah siapin tuh di dalem kamar mandi, tinggal kamu mandi," ujarku saat berada di depannya. Rambutku masih sedikit basah.

Dia hanya mengangguk sebagai jawaban dan mulai melepas jasnya aku pun pergi ke meja rias untuk mengeringkan rambutku. Kulirik Devan sesekali, apa dia akan membuka bajunya? Uwoah, pasti dia punya roti sobek.

Devan yang menyadari aku mencuri-curi pandang ke arahnya lantas bertanya.

"Kamu kenapa?" tanya Devan.

"Gak pa-pa," sambarku cepat.

"Kalau kamu ingin melihatnya nanti saja, aku ingin mandi sekarang," tutur Devan dengan nada ambingu yang membuatku heran.

"Melihat apa coba?" tanyaku pada diri sendiri karena Devan telah tertelan oleh pintu kamar mandi.

Setelah mengeringkan rambut ini, aku bergegas menuju ke tempat tidur. Di mana surga dunia ada di sana bagaimana tidak, aku bisa leluasa tidur dengan nyenyak. Tak berapa lama mataku tertutup menuju alam mimpi. Bodohlah ini malam pertama atau bukan. Lagi pula Devan itu masih unyu-unyu belum mengerti hal begituan.

***
Pagi pun tiba, matahari yang tampak malu-malu masuk ke sela-sela jendela mengenai mataku. Sehingga mengusik diri ini dari tidur nyenyak. Inginku memaki kenapa pagi terlalu cepat datang padahal aku masih ingin tidur.

Aku perlahan membuka mataku, kulihat di sampingku ada malaikat tak berbulu eh tak bersayap sedang terlelap dengan pulasnya. Devan tertidur dengan memungguniku. Tiba-tiba ide jahil muncul di otak cerdasku. Kalian pasti penasaran apa yang aku pikirkan bukan? Ha ha, liat saja apa yang ingin aku perbuat padanya.

Aku mendekat ke sisi Devan dengan tidak menimbulkan suara. Kulihat wajah tampannya yang sedang tertidur pulas. Mungkin dia kelelahan, jadi tidurnya sangat nyenyak. Kaus putih yang ia kenakan sangat kontraks dengan kulitnya yang seputih susu, kalah aku mah kalau kek gini. Buset dia putih banget.

"Hi hi, coba intip ah, gak dosa 'kan?" tanyaku pada diri sendiri.

Aku kemudian mengangkat kaus Devan di bagian perut sehingga mempertontonkan perutnya yang tidak terlalu sixpack, tapi sangat nyaman untuk disentuh.

"Hi hi." Aku terkikik geli. Aku kemudian menyentuh perut Devan.

"Woah," ujarku kagum sembari kembali menusuk-nusuk perut Devan menggunakan jari telunjukku, dan tanpa kusadari Devan ternyata telah sadar sewaktu aku menarik ke atas bajunnya.

Aku terus cekikikan tidak jelas saat merasakan perut Devan yang lembut bat kapas.

Tap! Aku kaget saat Devan menangkap tanganku saat ingin menarik lebih tinggi kausnya.

"Kamu mau apa? Jangan bilang kamu mau berbuat sesuatu padaku? Aku masih polos," ujar Devan seketika sembari terduduk di kasur.

"Ah, itu anu, aku cuman penasaran apakah kamu punya perut sixpack ternyata ...." Aku tidak melanjutkan perkataanku dan hanya tersenyum tidak jelas ke arah Devan.

"Ternyata apa, hm?" tanya Devan menuntut sembari menatapku aneh.

"Itu aku ada pekerjaan, aku ke kamar mandi, dulu," seloroh ku cepat sembari ingin pergi dari tempat Devan berada. Namun, sayang dia ternyata masih memegang tanganku sehingga sewaktu aku ingin pergi tanganku ditariknya dan alhasil aku jatuh di pelukan Devan.

"He he, Devan, kamu 'kan anak baik, unyu-unyu lagi, lepasin aku ya," mohonku sembari mengeluarkan jurus andalan ku yakni jurus pupy eyes sembari mengerjab-ngerjabkan mata ini lucuh.

Devan tidak mengabulkan permohonanku dia malah mendekatkan wajahnya di telinga ini.
Aku langsung saja menyampingkan wajah ini agar mewanti-wanti apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kalau kamu mau lihat Devan buka-bukaan, ok Devan mau asal kamu mau cium Devan," tutur Devan lirih sembari meniup daun telingaku. Aku merinding dibuatnya, aku tak menyangka dia bisa seberani ini wajah polosnya bahkan tidak menunjukkan niat apa pun, tapi aku tetap deg-degan

"Sana, ah, aku mau mandi," ujarku pelan sembari menggeser kepalanya dan Devan akhirnya bergerak dan melepaskan tanganku.

"Jadi pria yang baik, ya," tuturku lembut sembari mengacak rambutnya. Setelah itu, aku pun beranjak dari atas tempat tidur. Aku tidak menyadari bahwa perbuatan kecilku itu menghasilkan efek-efek tertentu untuk Devan.

Bersambung ....

Hai, hai
Gimana part ini?
Semoga suka ya, oh iya ini cerita lama ya. Bagi pembaca lamaku tidak usah heran ya, kok diulang. Aku cuma revisi sedikit demi sedikit, karena aku pernah unpublish cerita ini beberapa bulan yang lalu.

Ok, semoga suka ya, dan terima kasih untuk supportnya, saya senang sekali.🥰❤️

Tandai typo!🤍

DeZa, jaya, jaya, jaya.🥳

Love In The Dark [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang