Haii, masihh ingat sama author. Hehe, author lagi sibuk kuliah, jadi jarang up. Tapi lebih tepatnya lagi enggak ada ide buat lanjutin ceritanya DeZa jadi aku anggurin dulu sembari bersemedi nyari ide, hehe.
Gimana kabar kalian, semoga sehat, yah.
Ok, happy reading readers. 🌹🤍"Mommy, are you okay? Aku mendengar dari Daddy adik telah pergi ke surga, apa dia akan melupakan kita?"
Suara kekanak-kanakan dari Dimitri memecah kesunyian di ruang rawat inap VVIP tersebut.
Elza yang mendengar pertanyaan dari putra angkatnya itu tanpa sadar meneteskan air mata. Dia baru saja melakukan operasi untuk mengangkat janin yang ada di dalam perutnya. Ternyata orang lain begitu kejam kepada dirinya.
"Adik akan lebih baik di surga, dia tidak cocok untuk tempat seperti ini, sweety. Jangan pikirkan itu, bagaimana kabarmu di sana? Apakah semuanya baik-baik saja?"
"Ahh, come on, Mom, Daddy setiap hari menyuruhku untuk belajar. Kata Daddy jika aku tidak belajar Mommy akan marah padaku."
Wajah imut yang terpampang di layar ponsel Elza itu sedikit menjadi penghibur untuk Elza yang masih diliputi kesedihan.
"Itu benar, Mommy akan marah jika Dimy tidak belajar yang rajin, mengerti."
"Yah, aku mengerti, tapi aku sangat merindukanmu, Mom, kapan kau akan ke sini lagi?" Mata bulat itu menatap Elza dari balik layar ponsel dengan penuh pengharapan.
"Mommy akan menemui segera, belajar yang rajin, sweety, kau yang terbaik."
"Yehh, aku menunggu Mommy di sini dengan patuh, lekas sembuh Mom, aku masih ada menemanimu di saat adik di surga. Jangan bersedih, yah. Aku juga akan sedih jika Mommy bersedih."
Perkataan sederhana itu, suskes membuat air mata Elza tumpah. Dia mencoba menghapus bulir-bulir air mata itu, tapi dadanya ikut sesak. Dia mematikan panggilan secara sepihak tak ingin Dimitri melihatnya dengan tampilan yang menyedihkan.
***
"Aku minta maaf, Dev. Aku tidak sengaja, aku ... aku, aku sangat mencintaimu jadi aku dibutakan olehnya. Elza sekarang pasti telah menyalahkanmu, dia tidak menginginkan dirimu lagi, jadi ayo kita bersama.""Diam!"
"Wanita licik, dan murahan sepertimu tidak pantas bersamaku. Kau membunuh anakku Laras. Aku membiarkanmu tetap hidup karena aku masih menganggap persahabatan kita selama 10 tahun, tapi kau menganggap dirimu terlalu tinggi."
Devan mencengkram leher Laras yang membuat wanita itu kesusahan untuk bernapas.
"A—akhu–aku minta maaf, Dev, lepaskan. Aku akan pergi dari negara ini dan tidak akan menganggu kalian lagi." Mohon Laras kepada Devan.
"Hn, semudah itu dirimu ingin lari dari tanggung jawab ini, lihat apa yang aku lakukan padamu dan juga orang tuamu. Aku tidak akan bersikap lunak kali ini."
Devan melepaskan cengkramannya pada leher Laras kemudian beranjak pergi.
"Ingat untuk membawa dia kepengadilan, jebloskan dia ke penjara berserta kedua orang tuanya."
"Baik." Damar langsung saja menelfon para pengawalnya untuk membereskan kekacauan tersebut.
Laras hanya bisa terduduk lemas di lantai, tak menyangka Devan akan begitu kejam dengan dirinya. Dia pikir Devan masih mencintainya karena tak pernah mengambil tindakan untuk melaporkannya ternyata karena dia masih menganggapnya sebagai sahabat jadi dia masih berbaik hati, dan dirinya menyia-nyiakan kesempatan yang Devan berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Dark [END✔]
FanficAku kira kamu mencintaiku dengan tulus, ternyata aku menipu diriku sendiri. ~Elzania Saputri Wijaya "Maaf, aku menyakitimu berkali-kali." ~ Devandra Adiguna Prasetyo Cover SC://Pinterest Start// 19 Februari 2020 ©Apy