Hai, hai. Assalamu'alaikum, selamat membaca ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di cerita ini, salam hangat DeZa. 😁
Happy reading💖💘
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
"What?! Apa dia calon suamiku?"
Aku sedikit meninggikan suaraku, karena terkejut melihat seorang pria muda di depanku yang mengenakan setelan jas rapi. Tatapannya datar tak bersahabat tidak sesuai dengan wajahnya yang unyu-unyu itu. Astaghfirullah, aku tidak habis pikir Ayah sama Mama jodohin aku dengan pria yang 3 tahun lebih mudah dariku? Hell no! Yang benar saja, aku bukan tante-tante girang mau sama brondong.
"Ck!" Kulihat pria yang sialnya tampan itu berdecih tak suka ketika aku menunjuknya.
"Za, jangan gitu jaga sikapmu," peringat Mama padaku. Aku hanya memutar bola mata jengah.
"Gak pa-pa Jeng, namanya juga anak muda, omong-omong anakmu cantik ya Jeng, cocok dengan Devan, anakku," tutur seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang sudah tak muda lagi. Wanita itu bernama Ibu Filza- Ibunda Devan tentunya.
Hari ini adalah hari di mana aku bertemu dengan keluarga si pria yang kutahu namanya Devan. Aku tidak menyangka ternyata calon suamiku masih muda dan berwajah manis berbeda dengan tatapannya yang garang seperti singa.
"Ha ha, iya bener Jeng, mereka emang cocok, walau Elza lebih tua 3 tahun dari Devan, tapi mereka tampak serasi karena wajah Elza masih seperti remaja 19 tahun." Aku tentu tersenyum mendengar pujian dari Mama, siapa sih yang gak mau dipuji awet muda.
"Tapi, Devan gak mau nikah sama Tante-tante."
Mataku membulat sempurna saat Devan mengatakan hal demikian, pria yang baru beberapa menit lalu kutahu mamanya. Pria ini sok sekali, dia tidak secara langsung telah menghinaku tua. Iya, meskipun aku tahu berapa usiaku sekarang, tapi gak terlalu jauh juga 'kan dari dia? Jadi, kenapa dia malah bilangin aku tante-tante? Gak Tante girang aja sekalian yang nikahin berondong itu.
"What?! Tante-tante kamu bilang?" tanyaku dengan raut wajah seram.
"Hm."
Aku menatapnya penuh dengan permusuhan, karena di sini masih ada Ayah. Jadi, aku tidak terlalu memperlihatkan sifat asliku.
"Kamu pikir kamu siapa, kunyu?! Dasar bocil," sungutku tidak terima. Aku sudah tidak tahan mengeluarkan sumpah serapah untuknya.
"Sudah-sudah, kalian ini baru bertemu sudah seperti Tom and Jerry," sela Ayah menghentikan peperangan sengit yang tercipta di antara kami.
Aku langsung saja memalingkan wajah ke arah lain sama halnya dengan Devan. Seakan ada percikan petir ketika mata kami bersiborok yang menandakan adanya permusuhan yang telah muncul di antara kami.
"Devan, kamu tidak boleh seperti itu kepada calon istrimu," tegur papa Devan yang membuatku tersenyum kemenangan menatapnya.
'Rasain lo, kena semprot 'kan!'
Devan hanya diam saja mendengar teguran papanya, tapi ia tentu saja menatapku jijik. Mata bulatnya yang berembun tampak sangat imut ketika menatapku tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Dark [END✔]
FanfictionAku kira kamu mencintaiku dengan tulus, ternyata aku menipu diriku sendiri. ~Elzania Saputri Wijaya "Maaf, aku menyakitimu berkali-kali." ~ Devandra Adiguna Prasetyo Cover SC://Pinterest Start// 19 Februari 2020 ©Apy