Cie Nikah

2.1K 102 13
                                    

Hai, Hai. Assalamu'alaikum.
Gimana nie kabarnya, btw ini aku repost ceritaku yang dah lama di draft, eh gak, sebenarnya pernah aku post cuma aku unpublish. Eh, malah curhat. 🤭
Ok, selamat membaca ya.
Salam hangat, DeZa💘
Happy reading

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagiku dan juga Devan tentunya. Aku masih tidak menyangka semalam Devan melamarku di sebuah kapal pesiar dengan suasana yang romantis. Seperti hal yang aku impikan sejak dulu dan Devan mengabulkan keinginan kecil ku itu.

Mama dan Ayah tidak bohong bahwa semuanya telah usai dipersiapkan. Hanya butuh waktu dua hari lebih mereka berhasil menyiapkan sebuah pesta yang megah. Apa lagi Devan adalah seorang CEO pastilah acaranya harus mewah karena yang akan datang pasti rekan bisnis serta para koleganya. Tidak sepertiku, aku hanya mengundang Dinda dan staf yang bekerja di restoranku. Oh, iya aku lupa aku juga mengundang teman yang sering mengejekku, Aku tidak sekejam itu untuk tidak mengundang mereka.

saat ini aku berada di depan meja rias, dirias oleh penata rias profesional yang akan membuatku menjadi putri semalam seperti dongeng Cinderella, tapi aku bukan gadis yang ada dalam dongeng itu walaupun aku mau semuanya seperti di dongeng hanya satu malam dan semuanya kembali normal tanpa ada ikatan perkawinan. Hah, memikirkannya saja membuatku cemberut, karena kenyataan selalu saja menamparku dengan telat.

"Selesai," tutur penata rias tersebut yang membuatku sadar dari lamunan. Oh, betapa terkejutnya aku saat menatap pantulan ddirku di cermin. Sungguh Elza kamu benar-benar jadi putri malam ini merenggut segala perhatian. Sangat cantik dan elegan.

"Za, lo cantik banget," puji Dinda sembari menghampiriku yang masih terdiam.

"Makasih Din, gue gak nyangka udah lepas masa kejomlohan ini," kataku dengan nada sedikit bercanda.

"Sama-sama, semoga langgeng ya sama Devan, intinya lo bahagia. Menurut gue Devan sosok yang bertanggungjawab dan emang udah saatnya lo buat lepas tuh status single," tutur Dinda panjang lebar, aku rasanya ingin tertawa mendegar ceramahnya. Akan tetapi, setelahnya aku tersenyum karena Dinda selalu ada untukku.

"Sekarang tinggal memasang tiara ini di kepala Nona Elza," sahut penata rias tersebut mengalihkan perhatian kami berdua.

Aku sedikit penasaran, seperti apa rupa Devan setelah memakai pakaian pengantinnya. Malam ini kami hanya melangsungkan resepsi saja, karena pagi tadi Devan telah melakukan akad, dia telah menghitbahku resmi menjadi makmumnya.

Momen itu tak akan pernah aku lupa di mana Ayah mulai melantunkan kata-kata yang menyayat hati sebelum akad dilakukan.

"Ayah berharap padamu agar kamu mampu menjaga Putri, Ayah. Jika suatu hari nanti kamu tak lagi menyukainya maka jangan katakan padanya, sampaikan padaku biar aku datang menjemputnya." Penuturan Ayah sebelum akad membuat sesisi aula terharu dengan kata-katanya. Dia adalah sosok Ayah yang penyayang bagiku, benar kata orang-orang bahwa cinta pertama anak perempuan adalah Ayahnya.

Jika menurut semua wanita momen paling berkesan dan haru adalah saat mempelai pria mengucapkan ijab qobul, tapi menurutku perkataan Ayahkulah yang sangat berkesan.

"Huft!" Aku menghela napas, serasa ada sesak yang tersembunyi dalam dada yang tak kutahu apa itu.

"Siap, semuanya telah selesai," tutur penata rias itu yang membuatku kembali dari lamunan yang menenggelamkan.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum." Kudengar suara Mama memberi salam.

"Waalaikumsalam," jawab kami bersamaan.

Love In The Dark [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang