Yang Kumau Hanya kamu

375 24 1
                                    

Hai, Hai. Assalamu'alaikum.
Apa kabar nih? Semoga sehat selalu ya☺

Bagaimana cerita sebelumnya? 🤭
Semoga suka ya. And kalau gak suka tinggal diskip, okay!

Happy reading📖
Salam hangat, DeZa💙❤

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

Pertemuan kita mendadak begitu asing, dulu netramu memancarkan sinar penuh cinta. Namun, sekarang netra itu mentapku sebagai orang asing.

"Apakah aku harus menyalakan takdir? Bagaimana takdir merenggutmu dengan kejam dari pelukanku!

Tuhan, Devan kesakitan di sini! Apakah Devan tak berhak bahagia meski sedetik saja?"

Devandra Adiguna Prasetyo.

***

Tubuhnya tampak lebih kurus sejak pertama kali aku melihatnya. Senyumnya tak selembut dulu lagi. Netranya menampakkan kembingungan di setiap kedipannya.

Hatiku terasa ngilu melihatnya. Berharap dia akan terbangun dan langsung memeluk sembari mengaduh tentang kesakitannya selama ini.

Dia, wanitaku. Sekarang tak mengenaliku lagi sebagai sosok yang ia cintai. Wanitaku sekarang hanya menganggapku orang asing. Tuhan, apakah ini hukuman? Devan tak sanggup rasanya berada di posisi ini.

Hari ini, aku pergi ke San Fransisko untuk menemukannya. Namun, pertemuan ini malah memukulku dengan telak. Wajahnya yang pucat pasih tak menujukkan rasa bahagia saat bersitatap denganku.

"Sa-Elza .... "

Suaraku terdengar bergetar saat memanggil namanya setelah sekian lama. Panggilan kasih sayang kami pun belum pupus. Akan tetapi, aku tak bisa memanggilnya dengan panggilan itu takut dirinya akan salah paham denganku.

Ia menoleh dan tersenyum ramah. Bibirnya pucat pasih. Namun, tetap terlihat hangat saat ia tersenyum-Elzaku. Dirinya mengangkat alis sebelah saat aku hanya diam membatu sedang Mama dan Ayah menegurku untuk segera tersadar.

Saat ini aku hanya mampu menatapnya tanpa bisa merengkuh tubuhnya seperti dengan apa yang Mama dan Ayah lakukan kepada putrinya.

"Maaf, apakah saya mengenalmu?" Pertanyaan itu sukses membuat hati mencelos. Mendadak tubuh seperti kehilangan pijakan, setiap ensel di tubuhku mendadak lunak, seakan ini adalah akhir dari kisah kita.

'Apakah aku mempunyai kesalahan di masa lalu ya Tuhan. Hingga orang yang aku cintai melupakanku? Sangat sakit rasanya saat dia mengatakan tak mengenalku.'

"Em, saya adik sepupu Kakak dari Indonesia."

Hanya kalimat ini yang dapat aku katakan. Kulihat Mama dan Ayah mertuaku tampak terlihat sedih. Namun, mereka tak dapat melakukan apa-apa karena mereka tak bisa memberikan Elza informasi yang dapat mengguncang mentalnya. Karena hal itu sangat berakibat fatal pada diri Elza.

"Elza hanya ingat Mama dan Ayah seteleh melihat mereka. Wajah mereka tampak tidak asing. Elza juga bersyukur karena ternyata Elza gak sebatang kara." Ucapan itu terdengar sangat tulus. Bibirnya kembali menyunggingkan senyum hangat.

Love In The Dark [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang