Mau Anda Apa?

1.8K 85 5
                                    

Hai, Hai. Assalamu'alaikum. 🥰

Ketemu lagi nih di part 15,
Jangan lupa ninggalin jejak, ya.

Semoga suka dengan part ini.
Kalau gak suka bisa diskip ya, Terima kasih. 🥰

Selamat membaca yeorobun📖

Dalam hangat DeZa❤💙

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩


Saat ini, aku dan Devan masih dalam posisi berpelukan. Jujur kami memang sangat kelelahan, apa lagi setelah liburan ini kami akan sibuk dengan pengerjaan masing-masing.

Sampai suara ponselku memecah keheningan, aku hanya melirik ponselku yang berdering tanpa ada niatan untuk mengangkatnya. Aku hanya memperbaiki posisiku di pelukan Devan, sedangkan pria itu yang tersenyum melihatku. Ku lihat Devan mengambil ponselku dan mengangkatnya, terdengar suara Mama mertuaku ketika Devan mengangkat panggilan tersebut. 

[Assalamu'alaikum, Sayang. Gimana kabar kalian? Udah sampai di Jakarta?]

"Waalaikumsalam, udah, Ma. Kabar kami baik, iya baru aja kita sampai, Ma. Kabar Mama sama Papa gimana?" 

[Syukur deh, Mama seneng dengernya. Allhamdulilah, kabar kami baik. Papa kamu masih di kantor. Kalau gitu, Mama matiin ya karena Mama ada kerjaan.]

[Assalamu'alaikum.]

"Iya, Ma. Waalaikumsalam."

Aku melirik Devan yang sedang meletakkan ponselku kembali ke atas meja.

"Mama nanyain aku, ya?" tanya Elza saat Devan selesai menelpon.

"Iya, dia menanyakan kita lebih tepatnya," jawab Devan sembari mengusap kepalaku lembut.

Tak berapa lama ponsel Devan kembali bergetar pertanda ada yang menelpon dia mengangkatnya ternyata itu dari perusahaan dan ada problem yang terjadi yang hanya bisa ditangani olehnya. Devan mematikan sambungan telepon kemudian menatapku dengan perasaan rumit. Aku tahu dia pasti berat untuk meninggalkanku.

"Pergilah, aku tak apa. Pekerjaanmu lebih penting lagi pula kamu akan kembali lagi," tutur Elza sembari membuka mata sayunya.

"Em, baiklah. Maaf ya Sayang belum bisa menemanimu bersantai," ujar Devan sembari mencium keningku lama. Setelahnya Devan bergegas mengambil kunci mobilnya dan mulai beranjak pergi. Aku hanya menatap Devan sebelum beranjak pergi memasuki kamarku.

Sejujurnya aku sangat khwatir dengan Devan, karena baru saja sejam yang lalu kami tiba di Jakarta. Devan sudah pergi lagi untuk bekerja.

Sementara itu, di perusahaan Devan—Dexel Group—Laras datang dan ia ingin bertemu langsung dengan Devan wanita itu tak ingin pergi jika belum bertemu dengannya. Devan memijat pelipisnya karena merasa emosi hanya karena ini ia di telepon dan mengganggu acara bersantainya dengan sang istri.

"Mau Anda apa sebenarnya?" tanya Devan to the point. Tidak ada keramahan yang ia berikan.

"Aku hanya ingin membahas tentang pembangunan resortku yang ada di Bali, apa itu salah?" Bukan menjawab Laras malah balik bertanya yang membuat Devan makin geram. Namun, ia tahan karena orang yang berbicara dengannya adalah seorang wanita.

Love In The Dark [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang