Sudah satu tahun lebih pernikahan Rifqi dan Zea berjalan. Hidup mereka terlihat bahagia. Namun, kebahagiaan mereka masih kurang. Sampai saat ini mereka belum mendapatkan momongan. Terkadang Rifqi iri pada kedua kakaknya. Thalita dan Raffan sekarang sudah memiliki dua anak. Satu perempuan yaitu Zahra dan satu laki-laki namanya Fadhlan Arkhan Fathurrahman biasa dipanggil Fadhlan.
"Dek, apa kamu ngga pengen coba berhenti kerja dulu? Biar kita bisa lebih usaha dapet momongan. Udah satu tahun lebih loh dek!" ujar Rifqi.
"Mas udah berapa kali aku bilang nanti dulu! Toh kalo udah waktunya dikasih pasti dikasih kok," jawab Zea, "aku berangkat dulu ada jadwal operasi," pamit Zea membereskan barang-barangnya.
"Assalamualaikum mas," salam Zea.
"Wa'alaikumussalam dek," jawab Rifqi.
Rifqi hanya diam melihat mobil yang Zea bawa menjauh dari halaman rumahnya. Hari ini ia mendapatkan jadwal siang. Dan sekarang Rifqi dan Zea memiliki mobil pribadi masing-masing karena jadwal kerja mereka yang berbeda.
"Sampai kapan aku harus bertahan di posisi seperti ini? Aku juga pengen punya anak. Percuma rumah gede kayak gini tapi ngga ada orangnya. Selalu sibuk dengan urusan masing-masing." monolog Rifqi.
Rifqi terdiam dalam lamunannya sampai akhirnya terdengar suara teriakan.
"OM QIQI!!!"
Itu adalah teriakan Zahra, anak pertama Raffan dan Thalita. Karena baru berusia 5 tahun Zahra belum bisa mengucapkan huruf dengan lancar membuatnya memanggil Rifqi dengan nama 'Qiqi' seperti yang lain. Padahal oleh Raffan dan Thalita diajarkan dengan nama Rifqi.
"Eh keponakan om, tambah cantik aja ya," ucap Rifqi membawa Zahra dalam gendongannya.
"Ara kan emang cantik," jawab Zahra dengan gaya cadelnya. Ia memang memanggil dirinya Ara bukan Zahra.
"Iya deh, abi sama umi mana?" tanya Rifqi.
"Dirumah," jawab Zahra.
"Zahra! Ya Allah kalo mau main bilang dulu sayang, umi cariin juga!" seru Thalita dari arah gerbang.
"Tenang kak, Zahra aman sama om nya," sahut Rifqi terkekeh.
"Untung kaburnya ke sini dek," ucap Thalita.
"Masuk yuk kak!" ajak Rifqi.
Mereka pun masuk kedalam rumah Rifqi yang berada tepat disamping rumah Raffan.
"Dek, rumah makin besar aja tapi selalu sepi," ujar Thalita.
Hampir semua orang yang masuk ke rumah Rifqi pasti mengatakan hal itu. Bagaimana tidak? Rumah dengan tiga tingkat, belakang rumah sudah ada taman bermain anak, kolam renang, taman biasa. Depan rumah penuh dengan tumbuhan bunga yang indah. Namun, semua itu tak ada artinya jika rumah serasa menjadi rumah kosong. Rifqi dan Zea sama-sama berprofesi dokter muda. Mereka banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Sekalinya ada libur, Zea selalu meminta ke Bandung. Jelas saja rumah semewah itu namun jarang berisi orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfiction[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...