"Kak Rafka!! Berhenti!!!" seru Rifqi.
Rafka dan Rifqi terus saling mengejar.
"Ngga mau!" balas Rafka tetap berlari.
"Kak, udah! Cape!" ucap Rifqi.
"Masa gitu aja cape!" ledek Rafka.
"Terserah kakak mau lari atau ngga, Qiqi udah ngga kuat lagi," jawab Rifqi duduk di pinggir rumah.
"Kamu kenapa Qi? Kok kayak lemas gitu?" tanya Rafka ikut duduk disamping Rifqi.
"Ngga papa kok," jawab Rifqi.
Memang tubuh Rifqi terasa lemas. Makanya ia tak lagi mengejar Rafka.
"Kak, boleh nyender sebentar?" pinta Rifqi.
"Ya boleh dong," jawab Rafka.
Rifqi langsung menyenderkan kepalanya pada Rafka. Tubuhnya benar-benar lemas. Kepalanya juga terasa berat.
"Kak, kalo Qiqi ketiduran bangunin ya," ucap Rifqi.
"Kalo mau tidur ke kamar aja, Qi!" ujar Rafka.
"Udah nyaman kayak gini," jawab Rifqi.
"Tapi nanti jatuh gimana?" tanya Rafka.
"Ngga kok," jawab Rifqi.
"Tap--"
Bruk!
"Eh Qi! Nah kan! Udah dibilang nanti jatuh malah ngga nurut!" omel Rafka saat Rifqi jatuh ke pangkuannya.
"Qi, bangun! Pindah kamar dulu!" ucap Rafka menepuk pipi Rifqi pelan.
"Kok ngga gerak sama sekali ya? Biasanya kan gerak sedikit kalo lagi tidur diganggu?" gumam Rafka.
"Jangan-jangan ... Qi! Bangun, Qi!" ucap Rafka berubah panik.
"ABI!! UMI!! TOLONG!!" teriak Rafka.
"Qi! Bangun dek! Jangan bercanda ih ngga lucu!" ucap Rafka.
Tak lama semua keluar menghampiri Rafka.
"Ada apa mas? Pake teriak-teriak. Ini adiknya kenapa?" tanya abi Fariz.
"Tadi kan kita kejar-kejaran, terus Qiqi berhenti katanya cape. mas ikut duduk disampingnya. Terus Qiqi minta nyender dan bilang kalo semisal ketiduran suruh dibangunin. Belum sempet mas selesai ngomong, Qiqi malah jatuh ke pangkuan mas. Kirain tidur tapi udah dibangunin ngga mau bangun. Bahkan ngga gerak sama sekali. Mas takut Qiqi kenapa-napa," jelas Rafka.
"Dek? Adek?" panggil umi Farah.
Tetap tak ada respon dari Rifqi.
"Gimana ini?" tanya Rafka gelisah.
"Bawa ke dokter mas! Biar lebih jelas." jawab abi Fariz.
Skip:v
Sekarang Rifqi sudah berada di ruang periksa. Sudah hampir 30 menit dokter belum juga keluar.
"Kalau sampai terjadi sesuatu sama Qiqi, jangan harap kakak bisa deketin Qiqi lagi!" bisik Rafka pada Thalita.
Setelah membisikan itu, Rafka menjauh dari Thalita.
Ceklekk
Pintu terbuka dan keluar dokter.
"Gimana kondisinya dok?" tanya umi Farah.
"Dia hanya kecapean dan demam biasa. Setelah siuman bisa langsung pulang dengan syarat jangan melakukan hal yang berat dulu," jelas dokter.
"Baik dok terima kasih," ucap umi Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fiksi Penggemar[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...