Perasaan tegang sedang menyelimuti ayah dua anak yang satu ini. Dia adalah Raffan. Raffan tengah menemani sang istri Thalita persiapan melahirkan anak ke tiga mereka. Mereka hanya berdua karena yang masih sibuk dengan urusan masing-masing.
"Mas, kenapa? Diam saja," tanya Thalita. Oh ayolah! Suaminya tegang namun istrinya begitu santai. Thalita hanya sesekali mengerang saat bayinya menendang.
"Kenapa si kalau perempuan mau lahiran santai banget? Yang lihat saja tegang!" tanya Raffan heran.
"Ngga tahu." jawab Thalita.
"Sayang, cepat keluar ya. Biar Abi ngga tegang lagi." Raffan mengusap perut istrinya.
"Aaarrggghhh!! Mas sakit!" pekik Thalita.
"Dek, sebentar ya. Mas panggil dokternya dulu." Raffan langsung keluar memanggil dokter. Tak lama dia kembali dengan Riska.
"Sudah siap lahir. Tarik napasnya perlahan!" titah Riska.
"Bismillah sayang. Adek kuat." bisik Raffan menggenggam tangan Thalita.
Thalita terus mengatur napasnya dan mulai mengenjan.
"Aaarrggghhh!!"
OEK OEK OEK
"Alhamdulillah Ya Allah." gumam Raffan menghela napas lega.
"Terima kasih, sayang." Raffan mengecup kening Thalita.
"Ini bayinya. Perempuan sehat dan sempurna." Riska memberikan bayi Raffan dan Thalita untuk diazankan sebelum dibersihkan.
"Bismillah." Raffan menerima bayinya dengan hati-hati. Perlahan dia melafalkan azan di telinga kanan serta iqomah di telinga kiri.
"Almahyra Shezan Al Hafidz." gumam Raffan.
"Sudah pak? Bisa dibersihkan sekarang?" tanya Riska.
"Bisa dok. Ini." Raffan memberikan putrinya ke Riska kembali untuk dibersihkan.
Pandangan Raffan beralih menatap Thalita yang tengah menatapnya. Senyum manis Raffan tunjukkan pada sang istri.
"Terima kasih, Dek. Terima kasih sudah mau kuat untuk melahirkan anak kita." ucap Raffan.
"Apapun akan Adek lakukan untuk anak kita. Bahkan nyawa pun akan diberikan jika sudah menyangkut anak." balas Thalita.
"Sstt! Jangan bahas kesana! Sampai kapan pun Adek dan anak-anak kita akan aman." ucap Raffan.
"Maaf." Thalita mengerucutkan bibirnya membuat Raffan gemas.
Cup!
"Astaghfirullah!"
***
"Ummi, dedek bayinya imut banget. Ada lesungnya juga kayak Ummi." Zahra menatap gemas adik barunya yang tengah terlelap di box bayi.
"Namanya siapa Abi, Ummi?" tanya Fadhlan.
Kedua anak Raffan dan Thalita baru datang dengan di antar Rafka. Tapi, karena ada kesibukan sendiri Rafka hanya bisa mengantarkan.
"Namanya Almahyra Shezan Al Hafidz. Panggil Alma." jawab Raffan.
"Cantik banget namanya. Cocok sama dedek bayi." ujar Zahra.
"Eh? Ummi, dek Alma matanya buka sedikit." ucap Zahra.
OEK OEK OEK
"Hayo Kak Ara! Di apain tuh adiknya? Usil si." Fadhlan menggoda kakaknya saat adiknya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfiction[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...