Extra Part|Rafka's Family

92 8 12
                                    

Seorang gadis remaja melangkah di rumahnya sendiri namun seperti orang kebingungan. Dia adalah Lia. Anak bungsu Rafka dan Shafa. Entah apa yang sedang gadis itu cari.

"Abi di mana si? Aku cari-cari ngga ada. Padahal kan mau setor hafalan. Keburu lupa nanti malah." gumam Lia. Rupanya gadis yang pernah salah jalan itu ingin menyetorkan hafalan Al-Qur'annya.

"Dek!"

Sebuah tepukan di bahu Lia membuat dirinya berjingkrak kaget. Saat di lihat ternyata kakak sulungnya, Kafi.

"Astaghfirullah, Kak. Untung Adek ngga jantungan." ucap Lia.

"Hehe ya maaf, Dek. Lagian kakak lihatin Adek kayak orang bingung." balas Kafi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Memang Adek nyari apa si? Sampai di rumah sendiri kok celingukan." tanya Kafi penasaran.

Lia menghela napas lelah sebelum menjawab. "Adek cari Abi sama Ummi. Dari tadi mereka Adek cari-cari ngga ada."

"Kayaknya Abi ada di belakang rumah deh. Kalau Ummi kan lagi pergi nemenin Dek Fia." jelas Kafi.

"Per--" Ucapan Lia terhenti karena ada suara s dan kakak kembarnya.

"Assalamualaikum." Shafa dan Fia baru saja pulang dari urusan mereka.

"Wa'alaikumussalam." jawab Kafi dan Lia.

"Ummi sama Kak Fia dari mana?" tanya Lia.

"Kak Fia habis nemenin Ummi beli sesuatu. Tadi mau ajak Adek tapi Adek lagi sibuk muroja'ah. Jadi, Ummi pergi sama Kak Fia. Takutnya ganggu kalau panggil Adek." jelas Shafa.

"Oh ya Ummi. Ummi tau di mana Abi? Adek cariin ngga nemu." tanya Lia.

"Ada apa cari Abi?" Suara tegas namun lembut mengagetkan semuanya. Entah dari mana datangnya. Sekarang Rafka sudah di ambang pintu utama.

"Dari mana, Mas?" tanya Shafa.

"Dari pesantren." jawab Rafka.

"Abi." panggil Lia.

"Hemm?" Rafka dan menatap anak bungsunya dengan menaikkan satu alisnya.

"Abi ngga salam? Katanya kalau mau masuk rumah harus salam. Kok Abi malah ngagetin?" tanya Lia dengan polos.

Rafka terkekeh mendengarnya. "Assalamualaikum kesayangan Abi."

"Wa'alaikumussalam, Abi." jawab semuanya.

"Tadi kenapa nyari Abi?" tanya Rafka.

"Mau setoran, Abi. Kan Abi yang setelah dzuhur setor hafalan lagi. Adek sudah muroja'ah biar ngga lupa kayak kemarin malah Abi ngilang." Lia menekuk bibirnya ke bawah karena kesal.

"Sekarang ya setornya. Apa mau muroja'ah lagi?" tanya Rafka.

"Bentar ingat-ingat dulu. Ada yang lupa." jawab Lia kembali masuk ke dalam kamar.

"Sifat polosnya sudah kembali ya, Bi." ujar Kafi.

"Alhamdulillah, Mas. Adik mu sudah mau berubah." balas Rafka.

"Abi, Lia kurang beberapa juz hafalannya?" tanya Fia.

"Kurang empat atau lima lagi, Kak." jawab Rafka.

"Memang kenapa, Dek?" tanya Kafi.

"Bulan depan masjid akan mengadakan wisuda hafidz Al-Qur'an lagi untuk anak-anak sekitar. Siapa tahu Lia sudah selesai hafalannya bisa ikut." jelas Fia.

"Kita do'akan Adek bisa cepat selesai hafalannya. Kalian juga di perkuat ya hafalannya!" ucap Shafa.

"Pasti, Ummi." jawab Kafi dan Fia.

Jannah BersamaMu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang