Abi Fariz membawa Rifqi ke taman agar bisa menenangkan hatinya. Sekarang Rifqi sudah turun dari gendongan abi Fariz. Tapi ia tetap saja dalam rangkulan.
"Adek mau kemana lagi?" tanya abi Fariz.
"Adek ikut aja," jawab Rifqi.
"Em mau ke tempat dulu lagi ngga?" tawar abi Fariz.
"Boleh bi," jawab Rifqi.
"Tapi berhenti dulu nangisnya!" ucap abi Fariz.
Sampai saat ini air mata Rifqi masih setia mengalir.
"Abi, adek boleh ngga kalo sementara tinggal di rumah abi? Adek masih takut kalo deket kakak-kakak," pinta Rifqi.
"Boleh sayang. Pintu rumah terbuka lebar untuk adek. Kapanpun adek mau tinggal di rumah, pasti abi izinin. Malah abi seneng bisa deket sama adek," jawab abi Fariz.
"Makasih bi. Maaf adek masih aja manja sama abi," ucap Rifqi.
"Ngga papa dek. Anggap aja manjanya adek sekarang untuk menggantikan mandirinya adek pas dulu," jawab abi Fariz.
"Astagfirullah..." lirih Rifqi menghentikan langkahnya.
"Dek, kenapa?" tanya abi Fariz.
"Dada adek sakit banget bi," lirih Rifqi.
"Hiks... Sakit bi..." rintih Rifqi kembali terisak.
"Kita pulang aja ya dek. Sini biar abi gendong adek!" ucap abi Fariz.
Abi Fariz langsung membawa Rifqi pulang ke rumah.
"Bi..." panggil Rifqi lirih.
"Kenapa sayang? Sebentar ya!" tanya abi Fariz.
"Abi, adek mau tidur ya. Cuma sebentar kok. Adek s-sayang a-abi." lirih Rifqi menutup matanya.
"Dek? Adek? Sayang bangun dek!" ucap abi Fariz.
Sampai di depan rumah abi Fariz langsung memanggil yang lain.
"MAS!! MAS RAFKA BAWA KUNCI MOBIL CEPETAN!!!" teriak abi Fariz.
"Sayang bangun! Jangan pergi nak!" ucap abi Fariz.
"Ada apa bi? Kunci mobil buat apa? Mau kemana?" tanya Rafka.
"Mas Qiqi kenapa bi?" tanya Zea.
"Loh iya, Qiqi kenapa? Ketiduran?" sambung Rafka.
"Nak Zi, coba cek keadaan Qiqi! Tadi Qiqi sempet ngeluh sakit dadanya," titah abi Fariz.
"Sebentar bi," jawab Zea.
"M-mas... K-kenapa nadi mas Qiqi lemah banget? Hampir ngga kerasa!" tanya Zea.
"Zi! Kamu jangan bercanda! Qiqi ngga mungkin kenapa-napa kan?" ucap Rafka.
"Aku ngga tau jelasnya kak. Tapi keadaan mas Qiqi lemah banget." jawab Zea.
"Lebih baik dibawa ke rumah sakit aja biar lebih jelas!" ujar Rafka.
"Ya udah cepetan buka kunci mobilnya mas! Gimana mau masukin Qiqi kalo pintunya aja ngga bisa ke buka!" jawab abi Fariz.
"Abi, Zi ikut ya?" pinta Zea.
"Iya nak, ayo!" jawab abi Fariz.
Lagi-lagi Rifqi harus di bawa ke rumah sakit.
"Tahan sayang, adek kuat ya!" gumam abi Fariz.
'Mas Qiqi harus bertahan. Sebulan lagi bidadari kecilnya mas akan lahir ke dunia,' batin Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfiction[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...