"Dek!" seru Rafka karena jari Shafa terasa bergerak tepat saat air mata Rafka jatuh ditangannya.
"Bi, ada apa?" tanya Kafi.
"Kamu tunggu disini!" titah Rafka lalu berlalu keluar.
Bruk!
"Aawwss..."
Baru saja Rafka akan keluar, ia tak sengaja menabrak Zea yang membuat keduanya terjatuh. Zea yang berniat mengecek kondisi Shafa.
"Ada apa si kak? Pake nabrak segala, kak Shafa ngga papa kan?" tanya Zea sedikit kesal.
"Itu jari Shafa gerak Zi, aku mau manggil dokter," jawab Rafka.
"Udah ngga usah manggil, dokternya disini, aku yang gantiin mas Qiqi nanganin kak Shafa," cegah Zea saat Rafka akan kembali melangkah.
Zea segera mengecek kondisi Shafa.
"Dek?" panggil Rafka.
"Apa?" tanya Zea tanpa menatap Rafka. Ia masih sibuk mengecek kondisi Shafa.
"Qiqi kemana? Kok bisa kamu yang gantiin?" tanya Rafka.
"Mas Qiqi pulang, kita ngga tega ngeliat kondisinya," jawab Zea.
"Maaf ya Zi, aku ngga maksud bikin Qiqi takut," ucap Rafka.
"Ngga papa kak," balas Zea.
"Gimana keadaan Shafa?" tanya Rafka.
"Alhamdulillah kak, ini bener-bener sebuah keajaiban. Kondisi kak Shafa mulai stabil lagi. Kemungkinan kak Shafa bisa sembuh semakin besar, kakak terus do'ain kak Shafa ya," jelas Zea.
"Kapan bisa sadar?" tanya Rafka.
"Em untuk sadarnya kapan belum jelas kak. Paling lama satu minggu juga bisa sadar tapi ini masih perkiraan bisa saja hari ini juga sadar atau mungkin lebih dari satu minggu baru sadar," jelas Zea.
"Tapi pasti akan sadar kan Zi? Shafa bakal sembuh kan?" tanya Rafka.
"Kalo kondisi kak Shafa ngga kembali menurun lagi, In Sya Allah kak Shafa bakal sembuh," jawab Zea, "tapi kita belajar dari pengalaman aja, kayak mas Qiqi dulu. Siapa yang nyangka mas Qiqi bisa drop lagi padahal udah sembuh, jadi kakak siapkan mental aja," lanjutnya.
"Aku permisi dulu, Assalamualaikum," pamit Zea keluar ruangan.
"Bi, maksud tante Zi apa?" tanya Kafi.
"Umi bakal sembuh mas In Sya Allah," jawab Rafka.
"Umi cepet bangun ya," ucap Kafi mencium pipi Shafa.
🌹🌹🌹
Disisi lain, di rumah Rifqi. Sedari pulang Rifqi terus diam. Bahkan jika Thalita bertanya ia hanya menjawab dengan anggukan ataupun gelengan. Dalam hatinya ia terus merasakan kegagalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfiction[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...