"Astagfirullah!" Rifqi terlonjak kaget mendengar teriakan Rafka.
"Anak Qiqi kenapa kak? Ada apa sama Syifa? Atau si kembar?" tanya Rifqi keluar kamar.
"Barusan Shafa telfon katanya tadi tiba-tiba anak kamu, Syifa kayak batuk terus ngga bisa nafas. Ternyata setelah dokter cek ada kemungkinan anak kamu terkena asma,"
Deg!
Tes.
"SYIFA!!!" Rifqi terkejut bukan main mendengar penjelasan Rafka. Hatinya seakan hancur mengetahui anaknya yang baru lahir kemarin sakit. Air matanya pun mengalir begitu saja. Rifqi langsung berteriak memanggil nama anaknya dan menyambar kunci mobil.
"Qiqi! Kamu mau kemana?" seru Rafka.
"Qiqi mau ke rumah sakit kak!" jawab Rifqi.
"Sebentar Qi! Aku anterin, kamu masih lemes nanti malah kenapa-napa dijalan!" ucap Rafka merebut kunci dari tangan Rifqi dan mengambil alih kemudi.
"Cepetan kak!" ucap Rifqi.
"Iya Qi. Kamu tenang ya. Syifa udah ditanganin kok. Anak kamu ngga papa," jawab Rafka, "Istighfar, Qi! Jangan biarkan setan masuk gara-gara kepanikan kamu!"
"Astaghfirullah..." Rifqi terus beristighfar dan mendo'akan anaknya.
"Sabar ya Qi. Inget kesehatan kamu juga!" ucap Rafka mengusap bahu Rifqi sekilas.
"Kenapa harus Syifa? Kenapa ngga Qiqi aja kak?" tanya Rifqi.
"Qi, ini sudah takdirnya. Kamu jangan ngomong kayak gitu!" jawab Rafka.
Setelah sampai di rumah sakit, Rifqi langsung lari ke ruangan Zea.
"Assalamualaikum," salam Rifqi.
"Wa'alaikumussalam," jawab semuanya.
"Dek, kamu lari?" tebak Raffan melihat Rifqi datang dengan nafas tersenggal.
Rifqi belum bisa mengeluarkan kata-kata. Ia masih mengatur nafasnya.
"Assalamualaikum," salam Rafka.
"Wa'alaikumussalam," jawab semuanya.
"Astagfirullah Qi! Cepet banget kamu Qi larinya!" keluh Rafka.
"Kalian minum dulu nih!" ucap Shafa memberi dua minuman gelas.
"Makasih dek," ucap Rafka.
"Nanti aja kak. Syifa gimana? Katanya tadi sakit? Beneran?" tanya Rifqi menyiratkan kekhawatiran.
"Syifa ada di ruang khusus bayi mas. Iya bener tadi Syifa susah nafas sampai nangis kejer," jawab Zea.
"Ya Allah..." lirih Rifqi frustasi.
"Mas mau liat Syifa dulu dek," ucap Rifqi.
"Iya mas, silakan. Dianter kak Thalita ya yang tau tempatnya," jawab Zea.
Rifqi terdiam melirik Thalita. Rasa takut kembali menghampiri.
"Ngga usah deh. Mas sendiri aja, Assalamualaikum," ucap Rifqi langsung pergi.
"Eh mas!" ucap Zea geleng-geleng kepala.
"Emang mas Qiqi bisa nemuin tempatnya?" tanya Zea.
"Tenang aja dek. Biar kakak yang nyusul," jawab Raffan.
"Kak!" cegah Rafka.
"In Sya Allah ngga papa Raf. Kamu tenang aja," ujar Raffan berlalu pergi.
Raffan segera menyusul Rifqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfic[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...