Huekk Huekk
"Ya Allah dek, muntah lagi? Adek kenapa si? Kok sudah satu minggu ini muntah-muntah terus, salah makan atau masuk angin?" cerocos Rifqi melihat Zea bolak balik kamar mandi.
Setelah kejadian satu tahun lalu, semua berjalan normal. Dan kabar baiknya Rifqi kembali dipanggil untuk menjadi dokter setelah empat bulan pasca operasi.
"Hust! Diam mas! Bikin pusing aja kamu!" ucap Zea.
"Kan mas khawatir sayang, ih adek mah gitu!" balas Rifqi.
Zea tak menjawab lagi, ia masih fokus untuk muntah. Bukan makanan atau apa yang keluar, hanya cairan bening yang keluar. Rifqi tak tega melihat istrinya seperti ini. Ia sudah meminta untuk periksa ke rumah sakit tapi Zea menolaknya.
"Dek, ke rumah sakit aja ya!" ucap Rifqi sambil memijat pelan tengkuk istrinya.
"Ngga mau ah nanti disuntik lagi!" tolak Zea.
"Siapa yang mau nyuntik adek hemm?" tanya Rifqi menaikan satu alisnya.
"Dokter," jawab Zea.
"Ngga ada yang mau nyuntik adek!!" ucap Rifqi mencubit gemas hidung Zea.
"MASSS!!!! SAKIT IH!!!" teriak Zea.
"Ssttt jangan teriak-teriak! Nanti dikira mas ngapain adek!" ucap Rifqi membekap mulut Zea.
"Hhhppp... HUAA!!! MAS QIQI MAU CULIK ADEK!!!" teriak Zea melepaskan tangan Rifqi.
"Heh!" Rifqi melotot mendengar teriakan Zea yang melantur tak jelas.
Tuk!
"Sembarangan kalau bicara! Ya kali mas culik istri sendiri!" gerutu Rifqi setelah menyentil kening Zea.
"M-mas nyentil adek? Hiks...hiks... Mas jahat!" ucap Zea terisak.
Rifqi melongo melihat Zea menangis tiba-tiba. Padahal ia menyentil keningnya sangat pelan. Tak sakit sama sekali.
"Ya Allah dek!" Rifqi mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Mas kenapa?" tanya Zea.
"Ngga papa," jawab Rifqi datar.
"Ish.. Kok datar si? Mas ngga sayang adek lagi ya? Hiks...hiks... Jangan-jangan mas mau nikah lagi? HUAAA!!! NGGA MAU!!!" Zea langsung menangis sangat kencang membuat Rifqi panik bukan kepalang.
"Ini ada apa si? Kakak dengar dari luar kok ribut banget? Ini adek kenapa nangis?" tanya Raffan dari arah pintu.
"Hiks... Kakak! Mas Qiqi ngga sayang lagi!" adu Zea langsung memeluk Raffan.
"Hah?" Raffan melongo antara terkejut dan tak percaya. Mana mungkin Rifqi tak menyayangi istrinya. Sejak awal Zea sering muntah tiba-tiba saja Rifqi terus uring-uringan khawatir dengan kondisinya.
"Allahu ADEK!!! Sumpah demi Allah mas masih sayang sama adek!" Rifqi semakin frustasi dengan tingkah istrinya.
"Ini sebenarnya ada apa si? Coba jelaskan pelan-pelan! Kakak bingung ini!" tanya Raffan.
"Nih ya kak, tadi dek Zea muntah-muntah lagi jadinya adek suruh ke dokter tapi nolak katanya takut di suntik sama dokter. Adek gemes sendiri terus nyubit pelan noh hidungnya. Malah teriak-teriak katanya sakit padahal pelan. Karena kaget adek spontan bekap mulutnya eh malah dibilang mau nyulik coba. Adek sentil pelan banget karena gemas masa ada gitu suami culik istrinya sendiri. Eh langsung nangis bilang ngga sayang lagi lah bilang dikira adek mau nikah lagi. Antara gemas, pusing, kesal juga ini!" jelas Rifqi sedikit menggerutu di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfiction[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...