"Sudah siap mas?" tanya Zea saat Rifqi sampai di rumah sakit.
"Sakit ngga dek? Takut mas," lirih Rifqi.
"Ngga kok, kan dibius, mas." jawab Zea.
Terdengar helaan napas dari Rifqi.
"Mas, kenapa? Apa mas belum siap sekarang? Kalo memang belum, kita tunda dulu ya." tanya Zea.
"Ngga papa, dek. Jangan dek! Sekarang saja, mas siap kok." jawab Rifqi.
"Kalo mau sekarang ayo siap-siap!" ucap Zea.
"Dek, mas minta sesuatu boleh?" tanya Rifqi.
"Boleh, mau minta apa?" tanya Zea.
"Nanti selesai operasi mas pengin saat bangun semua ada di sisi mas. Termasuk kak Thalita dan anak-anak." pinta Rifqi.
"Iya nanti kita usahakan kumpul semua, mas." jawab Zea.
"Dek, apa operasi ini sudah jelas berhasil?" tanya Rifqi.
"In Sya Allah ya mas. Kita serahkan sama Allah. Semoga mas kuat dan semua bisa berjalan lancar." jawab Zea.
"Apa tubuh mas masih kuat menjalani ini?" tanya Rifqi.
"Adek harus berpikir positif, sayang. Katanya pengin ketemu mba Lita lagi. Harus kuat dong! Semangat sayang!" sahut abi Fariz menyemangati.
Senyum yang sempat luntur kembali merekah di wajah Rifqi.
"Iya bi. Adek kuat kok!" jawab Rifqi.
"Ayo mas! Siap-siap dulu!" ucap Zea.
"Ayo sayang!" jawab Rifqi.
"Dih! Malah ngegombal!" cibir Zea.
"Bilang aja suka! Iyakan?" goda Rifqi.
"Terserah mas lah! Udah ayo cepetan!" Zea langsung menarik Rifqi untuk berganti dengan pakaian operasi.
"Dek?" panggil Rifqi selesai berganti.
"Sudah mas?" tanya Zea dan dijawab anggukan.
"Boleh peluk sebentar?" pinta Rifqi.
Zea hanya mengangguk dengan perasaan sedikit bingung.
"Jika ada sesuatu yang buruk terjadi, jangan larut dalam kesedihan ya! Mas akan berjuang semampu mas untuk kuat dan bisa sembuh lagi, adek bantu do'a ya! Jika memang nantinya mas harus pergi, tetap setia sama mas. Tapi tolong carikan abi untuk anak-anak ya!" ucap Rifqi sambil sesekali mengecup ujung kepala Zea.
"Mas ngomong apa si? Mas ngga akan pergi kemana-mana! Dan selamanya adek akan setia sama mas Qiqi!" balas Zea.
"Mas percaya itu. Ini hanya semisal! Jika ada hal buruk yang terjadi. Kenapa mas bilang gini? Karena ini untuk ke empat kalinya mas masuk ruang operasi. Dan sekarang umur mas bukan lagi remaja yang masih kuat. Eh masa remaja mas aja lemah ya apalagi sekarang? Anak aja udah tiga." Rifqi terkekeh di akhir kalimatnya.
"Bismillah aja ya mas! Jika Allah masih mengizinkan mas menghirup udara dunia, pasti mas kuat." ucap Zea.
"Iya dek," jawab Rifqi.
"Yuk! Masuk," ajak Zea.
"Ayo!" jawab Rifqi.
Seperti dulu, sekarang Zea ikut masuk namun tak menangani sendiri. Ia hanya mendampingi saja. Tapi sebelumnya ia meminta Rafka untuk menjemput anak-anak serta menyuruh Raffan dan Thalita datang.
***
Lima jam menjalani operasi, sekarang Rifqi sudah dipindahkan ke ruang rawat. Semuanya sudah ada di sisinya. Kecuali Raffan dan Thalita yang belum datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah BersamaMu[END]
Fanfiction[Squel KEKUATAN CINTA] Menyembunyikan rahasia dengan alasan takut? Itu salah besar. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah membuat masalah baru. Bagaimana rasanya jika harus memilih satu diantara dua yang kita sayang? Sakit pastinya. Diuji denga...