Chapter 3

8.1K 980 561
                                    

Langit Seoul masih sangat gelap ketika Baekhyun membuka jendela kamarnya. Titik-titik dari embun pagi menyelimuti sayuran yang dia tanam didekat jendela kamarnya. Baekhyun memejamkan kedua matanya, membiarkan udara pagi memasuki paru-parunya. Setelah merasa cukup menikmati udara sejuk dipagi hari, Baekhyun mulai membereskan futon diatas lantai kayunya. Memasukkan futon bersama bantal dan juga selimutnya ke dalam lemari.

Apartemen yang Baekhyun tempati bersama putrinya memang tidak terlalu besar. Namun Baekhyun sudah cukup bahagia karena apartmen mereka memiliki balkon. Itu tidak besar, namun Baekhyun dapat menanam beberapa sayuran, tanaman herbal dan juga beberapa bunga disana. Di apartemen mereka hanya memiliki satu ranjang, tidak terlalu kecil namun Baekhyun memilih untuk membiarkan putrinya tidur disana dan Baekhyun tidur di futon.

Penghangat diruangan mereka sedikit tidak bekerja dengan baik sehingga Baekhyun terkadang harus memakai jaket tebal ketika malam semakin dingin. Dia berencana untuk menyuruh orang untuk segera memperbaikinya diakhir pekan nanti. Dia khawatir putrinya juga ikut kedinginan.

Baekhyun keluar dari kamar, membiarkan Saehee tidur sejenak sedangkan dia mulai untuk melakukan aktivitas paginya. Membersihkan apartemen dan mulai membuat sarapan.

Jam dinding menunjukan pukul setengah 6 pagi ketika Baekhyun menyelesaikan masakannya. Kemudian tangannya segera meraih panci untuk memasak air. Sambil menunggunya hingga panas, Baekhyun melepaskan apronnya dan melangkah menuju kamar tidur untuk menemukan Saehee yang masih meringkuk, bergelung dengan selimut.

“Saehee..”

Baekhyun meraih tangan kecilnya untuk dia usap punggung tangannya. Kelopak matanya mulai terbuka, mengerjap beberapa kali sebelum kemudian memperlihatkan warna iris yang paling cantik dibalik bulu matanya yang panjang.

“Papa..” rengek balita itu.

“Ayo bangun”

“Papa, 5 menit lagi”. Saehee hendak menarik selimut untuk menyembunyikan wajahnya namun Baekhyun segera menahannya sambil tertawa kecil.

“Maafkan papa, tapi Saehee harus segera bangun karena papa harus berangkat kerja pagi. Nah, itu airnya sudah panas. Coba untuk duduk dulu agar rasa kantuknya hilang, oke ? ”

Setelah mendapatkan anggukan dari putrinya, Baekhyun segera beranjak dari ranjang dan mematikan kompor dan menyiapkan air hangat untuk putrinya mandi dengan air panas yang telah dia masak tadi. Baekhyun menarik bak dan menuangkan air panas itu kedalam bak. Lalu mencampurnya dengan air yang lebih dingin untuk membuatnya hangat. Baekhyun menempatkan telunjuknya ke dalam bak yang telah terisi air sebentar untuk memeriksa suhunya tidak begitu panas. Memastikan agar putrinya merasa nyaman ketika mandi.

Setelah itu Baekhyun kembali ke kamar putrinya dan menemukan Saehee yang tidak terlalu mengantuk seperti sebelumnya.

“Papa sudah menyiapkan air hangatnya, jadi segera mandi dan tidak ada bermain air, oke ?” ucap Baekhyun sudah membuka lemari dan mencari baju untuk Saehee sekolah dan dirinya sendiri.

“Papa ?”

“Heum..”

“Apakah cuaca hari ini cerah ?”

Baekhyun menoleh sebentar kearah jendela kamar mereka yang terbuka untuk menemukan sinar matahari yang mulai menghapus embun-embun pagi.

“Sepertinya begitu, ada apa ?” tanya Baekhyun.

“Kami akan pergi ke taman kota hari ini untuk menggambar bersama Ms.Cha dan yang lainnya !”

Tangan Baekhyun yang sebelumnya sibuk memilah baju itu tiba-tiba berhenti.

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang