Chapter 9

10.6K 968 594
                                    

Hari ini Baekhyun kembali ke rumah Chanyeol. Pria itu kemarin malam menghubunginya saat dia tengah menemani Saehee belajar berhitung. Baekhyun memeriksa smartphonenya dan menghembuskan napas lega ketika jam masih menunjukan pukul 8 pagi. Chanyeol menyuruhnya untuk datang jam 9 pagi, jadi kali ini Baekhyun bisa ke kafe dahulu untuk meminta ijin Yerim secara langsung karena tidak dapat bekerja di shift pagi. Sebelumnya Baekhyun tidak sempat memberitahu temannya secara langsung dan meminta Joobin untuk menyampaikannya.

Pria mungil itu bersyukur karena Yerim begitu pengertian padanya. Wanita itu tidak menanyakan lebih jauh kenapa dia tidak dapat datang, lagi. Baekhyun sangat berhutang banyak pada Yerim. Dia mulai berpikir bagaimana cara membalas kebaikan temannya itu.

Seperti biasa, Baekhyun menggunakan bus untuk datang. Karena kawasan kediaman Chanyeol jauh dari halte, pria mungil itu harus berjalan beberapa meter untuk dapat sampai ke tempat. Baekhyun menyipitkan kedua matanya saat melihat dari kejauhan sebuah mobil dan dua orang yang terlihat seperti sedang berseteru didepan gerbang pintu masuk kediaman Chanyeol. Langkahnya terus mendekat hingga Baekhyun dapat mendengar suara wanita didepannya.

“Cepat menyingkir !”

“Nyonya Kim, mohon untuk menghubungi beliau terlebih dahulu. Mungkin anda dapat bertemu dengan Tuan Park ditempat lain”

“Kau berani mengaturku ?!”

“Tanpa mengurangi rasa hormat saya, Tuan Park tidak akan menyukainya jika anda memaksa untuk masuk kedalam tanpa ijinnya”

Baekhyun menggigit bibirnya merasa bingung haruskah dia menengahi atau menunggu hingga pembicaraan keduanya selesai. Tapi dia juga tidak tenang jika harus menunggu, waktu terus berjalan dan Baekhyun tidak ingin terlambat. Jarak gerbang rumah Chanyeol ke depan rumahnya tidak bisa dikatakan dekat. Rumah itu memiliki halaman bagaikan luas lapangan golf, dan dia yakin itu akan membuang waktunya jika terus berdiam diluar. Oleh karena itu dengan sedikit keberanian yang dimilikinya, Baekhyun mendekati dua orang itu.

“P-Permisi” ucap Baekhyun. Walaupun terdengar lirih, dua orang itu ternyata mendengarnya dan membuat mereka menoleh kearah sumber suara. Baekhyun langsung mengeratkan pegangannya pada tas yang dia bawa. Terintimidasi oleh tatapan wanita didepannya.

“Siapa ?” ucap wanita itu sambil mengangkat satu alisnya.

“Oh, anda telah datang. Mari silahkan masuk” ucap pria disamping wanita itu.

Berikutnya gerbang itu terbuka. Tidak terlalu lebar namun dapat dilewati oleh Baekhyun. Pria mungil itu menganggukkan kepalanya mengucapkan terimakasih kemudian dengan langkah yang ragu berjalan masuk. Namun dia hampir terjungkal kebelakang ketika tiba-tiba kerahnya ditarik kebelakang.

“Hei, bagaimana bisa kau masuk begitu saja”

“Nyonya Kim”

“Kenapa dia diijinkan masuk sedangkan aku tidak ?”

Pria yang merupakan bawahan Chanyeol itu berusaha mempertahankan ketenangannya. “Anda bisa menanyakannya langsung pada Tuan Park. Tolong lepaskan tangan anda”

Wanita itu memberikan tatapan nyalang pada bawahan Chanyeol. Kemudian menatap kembali pria yang masih terdiam, menunduk menghindari pandangannya. Perawakan tubuhnya cukup kecil, kulitnya pucat, dan bisa dipastikan pria itu bukan seperti bawahan-bawahan Park Chanyeol lainnya. Jadi wanita itu menebak.

“Apa dia jalang baru Park ?”

“Nyonya, Tuan Park tidak akan senang jika melihat ini”

“Kenapa ?. Apa dia bisu ?”

Baekhyun telah berkeringat disuluruh telapak tangannya. Tanpa seseorang memberitahunya dia tahu bahwa wanita yang belum melepaskan cengkeraman dari kerah bajunya itu bukan orang sembarangan. Karena itu Baekhyun tengah berperang didalam hatinya haruskah dia menjelaskan maksud kedatangannya atau mempertahankan kebisuannya.

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang