Chapter 22

10.1K 815 365
                                    

Baekhyun sedang sibuk melayani pesanan pembeli saat ini. Pria mungil itu hampir tidak masuk kerja lagi hari ini ketika Chanyeol mendengarnya meringis karena denyutan sakit dipinggangnya. Tapi akhirnya berhasil meyakinkan Chanyeol bahwa dia baik-baik saja dan akan meminta pada Yerim, manajernya, untuk memperbolehkannya berada dimeja pesanan untuk hari ini agar dia tidak terlalu banyak bergerak.

Semalam ketika Baekhyun meminta Chanyeol untuk tidak menahan dirinya, pria itu benar-benar melakukan apa yang dia minta. Bagaimanapun mereka sempat untuk berhenti sejenak kemarin. Chanyeol turun dari ranjang dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Kemudian kembali dan memberikan segelas air untuk Baekhyun. Menunggu hingga menghabiskan gelasnya hingga kosong lalu meletakkannya keatas meja yang berada disamping tempat tidur. Berikutnya Chanyeol dengan cepat memutar tubuhnya dan menggulung kondom pada kejantanannya untuk kemudian menghentakkan kembali kedalam lubang persetubuhannya. Baekhyun tidak ingat kapan pastinya mereka berhenti namun akibat kelelahan dan rasa kantuknya,  dia langsung terlelap diatas dada Chanyeol setelah gairahnya yang meledak untuk kesekian kali akibat tangan pria itu yang menekan perutnya dari belakang bersama dengan posisi tubuhnya yang terlonjak-lonjak diatas kejantanannya.

Oleh karena itu pagi ini Chanyeol menggendong tubuhnya yang terlampau lemas dari ranjang menuju kamar mandi. Pria itu menyiapkan air di bath up, menyalakan lilin aroma terapi dan juga memijat kulit kepalanya ketika membantunya mencuci  rambutnya. Baekhyun bisa merasakan tubuhnya terasa rileks dan tidak pernah lebih baik. Bunga-bunga bermekaran didalam hatinya dan juga dikedua pipinya karena memperoleh perhatian yang diberikan oleh Chanyeol.

Pagi ini Baekhyun mendapatkan sarapannya diatas ranjang. Saehee yang tidak menemukan papanya diruang makan sempat merengek untuk dapat bisa sarapan bersama Baekhyun dikamar. Namun Chanyeol berhasil membujuk balita itu untuk melakukan sarapan mereka dimeja makan bersamanya.

Karena jam masuk kantor dan jam kerja Baekhyun yang berbeda, Chanyeol harus berangkat lebih pagi. Akan tetapi pria itu menyempatkan dirinya untuk mengoleskan minyak dipinggang Baekhyun juga tulang punggung bawahnya agar sakitnya cepat reda. Mengecup kening dan memagut bibirnya sedikit lama sebelum benar-benar pergi berangkat ke kantornya.

“Terimakasih, selamat datang kembali” ucap Baekhyun setelah memberikan minuman yang dipesan pembeli. Suasana hati pria mungil itu sedang baik hari ini karena Chanyeol memberitahu bahwa dia dapat mengunjungi kantornya untuk membawakan makan siang. Baekyun mungkin tidak pernah mengatakannya tapi membuatkan kotak makan siang untuk Chanyeol merupakan salah satu keinginan dari sudut hatinya setiap kali dia membuatkan bekal untuk Saehee.

Karena senyum yang terus mengembang dikedua pipi Baekhyun, Yerim dan Joobin saling melempar pandangan dan melirik Baekhyun yang wajahnya berseri-seri. Setelah memastikan semua pembeli telah mendapatkan pesanannya, Yerim dan Joobin segera menghampiri Baekhyun.

“Kurasa cuaca cerah hari ini, bukankah begitu Baekhyun ?” Yerim mengawali sambil memandang Baekhyun dengan kedua alisnya yang terangkat.

“Ya ?.Ya, kurasa..” Baekhyun menggantungkan kalimatnya lalu mengeryit saat melihat diluar sedikit mendung. “Kurasa akan cerah nanti” sambungnya sambil menatap Yerim yang terus tersenyum aneh padanya.

“Ada apa ?” tanya pria mungil itu.

“Oppa, seharusnya kami yang bertanya. Ada apa denganmu hari ini ?. Ini pertama kalinya Baekhyun oppa tidak berhenti tersenyum sejak café buka”

“B-Benarkah ?”

“Lihat, bahkan kau tersipu !. Ada apa ini ?”

“A-Aku tidak” elak Baekhyun.  Joobin yang berada disamping Yerim menggelengkan kepalanya.

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang