Mengesampingkan semua kejadian yang terjadi pagi ini atau semalam, Baekhyun membawa dirinya untuk tetap berangkat bekerja ke kafe. Pria mungil itu tidak ingin membuat Yerim terutama Joobin semakin khawatir padanya. Pagi tadi Baekhyun sempat meyakinkan Saehee bahwa tidak apa-apa untuk tidak masuk sekolah dahulu dan dia bisa menelpon wali kelasnya untuk meminta ijin. Namun anak itu menggelengkan kepalanya dan tetap ingin masuk sekolah. Disepanjang mereka sarapan Baekhyun melihat mendung diwajah putrinya. Mungkin masih merasa bersalah atau sedih karena tidak mendapati Chanyeol dimeja makan. Pelayan memberitahunya jika pria itu telah berangkat ke kantornya sejak pagi.
Baekhyun tengah mengelap gelas ditangan kirinya ketika Yerim dengan tiba-tiba menyikut lengannya, membuatnya berjengit ditempatnya. Beruntung gelas itu tidak jatuh.
“Kau melamun lagi”
“M-Maaf..” Baekhyun sedikit meringis ketika mengatakannya. Dia harus segera membuang kebiasannya yang seperti ini ketika bekerja. Yerim telah berbaik hati memperkejakannya disini, Baekhyun seharusnya lebih fokus pada pekerjaannya.
“Apa kau memikirkan Saehee ?. Ini belum dekat dengan jam pulang sekolahnya”
“Tidak, uh.. maafkan aku karena tidak fokus”
“Hei, tidak perlu meminta maaf. Aku tahu kau mungkin sedang memiliki banyak pikiran maka dari itu aku menyuruh Joobin dan Jungdo yang melayani pembeli. Aku bahkan terkejut saat kau datang”
Baekhyun mengulas senyum kecilnya, “Terimakasih, aku hanya tidak ingin membuat kalian khawatir”
“Bagaimana dengan Chanyeol-ssi ?”
“Kurasa kami telah menyelesaikan kesalah pahaman. Mungkin masih terasa sedikit canggung tapi aku baik-baik saja. Aku lebih mengkhawatirkan Saehee”
“Saehee tahu ?” tanya Yerim terdengar terkejut dari nada suaranya.
“Ya, tidak disengaja. Saehee sempat berteriak padanya, tapi dia terlihat bersedih sejak pagi. Aku khawatir bagaimana Saehee disekolahnya” jawab Baekhyun setelah menganggukan kepalanya. kKemudian menerima elusan tangan Yerim dilengannya.
“Bisakah aku mendapatkan double shot es americano ?” seorang pembeli tiba-tiba menginterupsi keduanya. Baekhyun segera mengangguk sambil menerima kartu debit itu dan mengembalikannya lagi sebelum membuatkan pesanan. Menyuruh pembeli itu untuk memilih tempat duduk terlebih dahulu. Akan tetapi pembeli itu tetap berdiri disana, menunggunya.
“Bisakah kita bicara ?”
Yerim yang berada disamping Baekhyun langsung mengerutkan keningnya, alisnya menyatu menunjukan ketidaksukaan pada pembeli yang memakai topi dan masker beserta kacamata hitam yang bertengger diatas hidungnya. Penampilannya mengingatkan Yerim kepada Sehun.
“Maaf, tapi seperti yang anda lihat kami sedang bekerja. Anda bisa menunggunya dimeja yang kosong dan pelayan kami akan mengantarkannya kepada anda”
Pembeli itu kemudian melepaskan kacamatanya dan Yerim bersumpah jika Joobin bisa dipastikan akan berteriak jika tahu bahwa yang berada didepannya itu adalah Luhan. Seorang penyanyi yang lagunya berada dalam drama yang Joobin lihat baru-baru ini dan membuat wanita itu hampir menangis ketika menceritakannya.
Sebelum Yerim mengatakan sesuatu, pria itu mengangkat telunjuknya. Menyuruh Yerim untuk diam. Sedangkan Baekhyun membuat ekspresi bingung akan interaksi pembeli itu dengan temannya. Berpikir apakah temannya itu mengenal pembeli didepannya ?.
Luhan mengarahkan kembali pandangannya kepada Baekhyun, “Aku tidak lama. Ada hal yang ingin kupastikan”
Baekhyun menggigit bibirnya, kemudian melirik Yerim untuk meminta persetujuan apakah dia diperbolehkan dan wanita itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ASHEN EYES (completed)
RomanceJika Baekhyun tidak mampu bertahan, maka dapat dipastikan sekarang tubuhnya telah berada didasar lautan. Namun untuk pemilik iris abu-abu itu dia akan bertahan. Bahkan jika esok dunia berakhir didepan matanya, Baekhyun akan selalu melindunginya. Ses...