Setelah dari rumah sakit, Baekhyun memohon untuk tetap dapat masuk kerja. Chanyeol tentu tidak begitu saja mengijinkannya namun terlebih dahulu memastikan pria mungil itu berjanji agar menghubunginya atau langsung pulang jika merasa tidak baik. Beruntung selama di café dia tidak memiliki keluhan apapun selain punggungnya yang mulai terasa lelah saat shift-nya hampir berakhir. Karena memutuskan untuk tetap bekerja, Baekhyun berencana untuk berbicara pada Yerim setelah shift-nya berakhir. Sehingga di sinilah dia sekarang, duduk di ruangan Yerim. Walaupun hubungan yang dimiliki Yerim bersama karyawan cafénya terkesan begitu dekat, namun wanita itu tetap memiliki sisi profesional seperti memiliki ruangannya sendiri sebagai manajer.
"Ini bukan tentang dirimu yang ingin mengundurkan diri, kan ?" tanya Yerim. Baekhyun menahan senyumnya sambil menggelengkan kepala. Tidak mengerti kenapa Yerim selalu mengira dirinya akan berhenti dari cafénya.
"Tidak, Yerim"
Yerim mengedurkan bahunya dan bersandar dipunggung kursi karena merasa lega setelah mendengar jawaban Baekhyun. "Jadi apa yang ingin kau katakan padaku ?"
"Jadi, um.. aku yakin kau tahu mengenai kondisiku yang sedikit berbeda dari pria umumnya"
"Ya, tentu aku mengetahuinya. Kau sendiri yang memberitahuku. Ada apa dengan- tunggu, Baekhyun apakah ini sesuatu yang sekarang kupikirkan ?"
Baekhyun mengangguk, "Ya, aku hamil"
"Oh Tuhan !. Sungguh ?. Kapan ?"
"Kami baru saja memeriksakannya hari ini dan kata dokter aku berada di minggu kedua" jawab Baekhyun. Yerim yang melihat bagaimana tangan Baekhyun yang perlahan mengelus perutnya menjadi tidak dapat menahan pekikkannya.
"Argh !, aku jadi penasaran bagaimana wajah keponakan baruku"
Baekhyun kemudian mengeluarkan smartphone dari sakunya dan membuka galeri. Kemudian menunjukan foto hasil USG-nya hari ini. "Aku sempat memfotonya tadi"
Yerim menerimanya dengan bersemangat. Wajahnya semula berseri-seri sebelum keningnya berkerut saat memandang foto itu. Baekhyun seolah mengerti dengan perubahan wajah temannya yang terlihat bingung akhirnya memberitahu, "Sepertinya kali ini kembar"
Yerim mengangkat pandangannya kepada Baekhyun dengan mulut yang terbuka. Baekhyun yang mendapatkan reaksi demikian hanya dapat mengulum bibirnya kedalam dengan pipi memerah.
"Chanyeol-ssi benar-benar bekerja keras, huh ?" goda Yerim.
"Y-Yerim !"
Setelah itu Baekhyun mengungkapkan maksud tujuannya mengatakan kondisinya kepada Yerim karena sebagai manajer dia berhak tahu. Kemudian pembicaraan mereka menuju kesepakatan dimana Baekhyun bisa meminta cuti jika baby bump-nya telah terlihat. Walaupun Yerim telah mengetahuinya, pria mungil itu tidak ingin memberitahu kondisinya dahulu kepada Joobin maupun Jungdo. Yerim tentu tidak keberatan dan berjanji untuk menjaga mulutnya. Lalu Baekhyun keluar dari ruangan Yerim setelah wanita itu memeluknya dan mengusap perutnya.
Di mobil dalam perjalanan pulang, Baekhyun mulai membayangkan reaksi apa yang mungkin Saehee berikan ketika tahu bahwa sebentar lagi balitanya akan menjadi seorang kakak. Hanya dengan memikirkannya Baekhyun tidak menyangka seberapa cepat waktu telah berlalu.
"Baekyun-ssi"
Panggilan dari Tao membuat Baekhyun tersentak dari lamunannya. Menyadari bahwa mereka telah sampai di mansion. Baekhyun mengulas senyum ketika membuka pintu mobil dan mendengar samar suara putrinya yang memanggilnya dari kejauhan.
"Papa ! Papa !"
Baekhyun berlutut dengan lengan yang terbuka ketika Saehee berlari kecil untuk menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ASHEN EYES (completed)
RomantizmJika Baekhyun tidak mampu bertahan, maka dapat dipastikan sekarang tubuhnya telah berada didasar lautan. Namun untuk pemilik iris abu-abu itu dia akan bertahan. Bahkan jika esok dunia berakhir didepan matanya, Baekhyun akan selalu melindunginya. Ses...