Chapter 8

9.3K 927 538
                                    

Baekhyun mengepalkan masing-masing dua tangannya diatas meja. Merasakan ujung jari Chanyeol diatas kulit bokongnya. Kedua sipitnya terpejam begitu telapak tangan pria itu seluruhnya menyebar melingkupi dua bongkah bokongnya. Pria mungil itu saat ini tengah membungkuk, membelakangi Chanyeol dan memperlihatkan punggung telanjangnya. Seluruh bagian depan tubuhnya menempel diatas meja. Mempersembahkan dirinya dihadapan Chanyeol.

“Apakah di panti asuhan kau tidak pernah dihukum karena berbohong ?” Chanyeol tentu tahu bahwa pria yang masih enggan bersuara ini berasal dari panti asuhan. Baekhyun memberitahu latar belakangnya ketika mereka berada diawal menjalin hubungan.

Saat tidak kunjung mendapatkan jawaban, kerutan diantara alis tebalnya itu muncul. Tangan kiri Chanyeol menarik surai rambutnya kebelakang, mengangkat kepalanya dengan paksa. Menghasilkan suara pekikkan dari mulut kecil Baekhyun. Dia bisa melihat tetesan air mata yang berada dibawah dagunya tapi Chanyeol tidak cukup peduli untuk memperhatikannya. Kesabarannya terlanjur diuji.

“Hei, aku sedang bertanya apa kau tuli ?”

“T-tidak, a-aku.. Ibu panti tidak pernah melakukannya” jawab Baekhyun. Selanjutnya terdengar kekehan lirih Chanyeol yang mengejeknya.

“Tentu saja. Bahkan setelah 5 tahun berlalu, kau sama sekali tidak berubah. Kau dengan kebohonganmu”

Baekhyun menggigit bibir bawahnya. Menahan dirinya untuk tidak membuat suara isakan yang lebih keras. Ucapan pria itu menyakitinya. Menghujamnya tepat diulu hatinya. Kata-kata yang keluar dari mulut Chanyeol jauh lebih buruk dari rasa sakit yang pria itu berikan pada tubuhnya.

“Aku akan memberimu lima pukulan dan kau akan mengatakan apa yang membuatmu pantas untuk mendapatkannya”

Plak !. Baekhyun belum mempersiapkan dirinya ketika tamparan itu datang. Tubuhnya tersentak kedepan oleh keterkejutannya dengan jeritan yang lolos dari mulutnya. Bokongnya terasa sakit, juga panas dalam waktu yang bersamaan. Tamparan pertama dan Chanyeol telah menamparnya dengan sangat keras.

“A-Aku hiks sudah berbohong”

“Kenapa kau berbohong ?” ucap Chanyeol dan tangan itu kembali datang, tamparan kedua. Memukulnya tepat didaerah yang masih memerah.

“K-Karena.. Akh !” . Pria itu mengayunkan tangannya kembali. Tamparan ketiga, memukul pipi kiri bokongnya  sebelum Baekhyun sempat menyelesaikan kalimatnya. Sebelum dia benar-benar menarik udara melalui lubang hidungnya.

“Karena aku m-malu” jawab Baekhyun dan dia mendapatkan pukulan ke-empatnya. Kedua bola matanya berputar kebelakang bersamaan dengan mulutnya yang terbuka. Merasakan gelenyar panas yang pria itu berikan melalui tangan kekar yang dibalut oleh sarung tangan kulit hitamnya.

“Apa yang membuatmu malu ?”

“Karena.. hiks aku klimaks saat.. saat hiks membersihkan b-bagian dalam tubuhku” ucap Baekhyun lalu menyembunyikan seluruh wajahnya yang basah oleh air mata. Pria mungil itu pada akhirnya mengakui perbuatannya. Chanyeol memberikan tamparannya yang kelima dan jeritan keras sarat akan kesakitan itu terdengar. Buku-buku jari Baekhyun memutih. Menahan rasa sakit diseluruh permukaan bokongnya.

Kemudian dengan tiba-tiba lengan kanannya ditarik, tubuhnya dibalik secara paksa tanpa perlawanan karena Baekhyun mulai merasa lemas. Chanyeol mengangkat tubuhnya kembali untuk dia dudukkan diatas meja. Desisan lirih terdengar dari Baekhyun saat bokongnya yang masih perih dan memerah bersinggungan dengan permukaan meja yang dingin. Lalu Chanyeol melangkah mundur, menjatuhkan tubuhnya diatas kursi kebesarannya. Menatap tubuh telanjang Baekhyun yang tidak berdaya diatas meja kerjanya.

Pertama kali Baekhyun mengalami mimpi basah adalah ketika dirinya berada ditahun kedua sekolah menengah pertama. Dia tidak begitu ingat hal erotis apa yang terjadi didalam mimpinya namun yang pasti dia bangun dengan rasa malu karena membuat sprei kasurnya lengket. Walaupun mengalami pubertas seperti mimpi basah sebenarnya merupakan hal yang wajar untuknya. Rasa malu tetap menghinggapinya sehingga dia segera mencuci spreinya, takut jika ibu panti memarahinya.

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang