THE ASHEN EYES (completed)

Special Chapter : Part IV

Untuk Baekhyun, mencintai Chanyeol berarti menerimanya tanpa syarat. Mencintai Chanyeol sama artinya dengan mempercayai pria itu dengan seluruh hidupnya. Sejak dulu mereka berkencan hingga kini membangun keluarga kecil mereka, Baekhyun selalu memperoleh rasa aman itu bersamanya. Hal itu juga berlaku dalam urusan ranjang. Keduanya menyukai tantangan, bedanya Baekhyun lebih banyak merasa khawatir dan cemas. Sehingga ada beberapa waktu dimana Baekhyun mungkin pernah merasa takut ketika mencoba hal baru. Namun Chanyeol selalu memastikan dirinya baik-baik saja dan jika Baekhyun tidak menyukainya maka Chanyeol tidak akan memaksakan kehendaknya. Bahwa walaupun pria itu mengharapkan kepatuhan, Baekhyun tetap memiliki kontrol pada dirinya sendiri.

Sehingga ketika Chanyeol belum juga melepaskan urethral plug dan cock ring itu dari kejantanannya, Baekhyun mencoba untuk mengabaikan gelembung-gelembung kegugupan yang berada dalam dirinya.  Dia yakin Chanyeol pasti akan melepaskannya, hanya mungkin tidak sekarang.

Keduanya saat ini telah berada didalam kamar. Memutuskan untuk pindah dari dapur sebelum salah satu diantara mereka kehilangan kontrol dan membuat pertunjukan panas untuk para pelayan dirumah ini. Sepasang keperakan Chanyeol yang gelap memandang nafsu yang menyelimuti manik bulan sabit didepannya. Lengkung bulu matanya berkilau ketika berkas cahaya jingga mengenai separuh wajahnya. Berpadu dengan warna merah muda dikedua pipinya. Merambat kebelakang hingga lekukan lehernya. Bibir pemilik RAVEN itu berkedut ketika pandangan suaminya tidak padanya.

“Eyes on me” perintah Chanyeol. Baekhyun tersentak, seketika sepasang mata cokelat madunya terdongak dan bertemu dengan sorot tajam gagak didepannya. Pria mungil itu menggigit bibirnya pada gemuruh dari suara Chanyeol yang rendah dan membuat bulu roma dibelakang tengkuknya berdiri.

“Berlutut” Chanyeol mengucapkannya dengan penuh otoritas.

Baekhyun tidak perlu diberitahu dua kali. Pria mungil itu perlahan menurunkan tubuhnya. Menekuk lututnya kemudian berlutut diatas lantai. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering hingga dia harus menelan ludahnya dengan kasar begitu melihat keperkasaan Chanyeol yang tersembunyi dibalik kain celananya. Dia menggigit bibirnya dengan kuat untuk mencegah lenguhan keluar dari bibirnya saat membayangkan bagaimana Chanyeol akan memenuhinya dengan miliknya yang begitu besar.

Sibuk dengan pikirannya sendiri,  Baekhyun terkesiap saat tangan Chanyeol tiba-tiba melingkar dilehernya. Memberi sedikit tekanan pada jalur pernapasannya menggunakan ibu jarinya dan membuat tubuhnya menegang.

“Dimana kau melihat Park Baekhyun ?”

“M-Maafkan aku”

“Ternyata kau belum belajar setelah seharian memiliki urethral plug dan cock ring itu dipenismu”

“Tidak seperti—”

“Diam”

Hanya satu kata dan Baekhyun langsung mengatupkan bibirnya.  Netranya menatap pria diatasnya dengan pandangan memohon bahwa dia benar-benar tidak bermaksud untuk memikirkan hal lain ketika pria itu berada didepannya. Namun Chanyeol hanya menatapnya dalam diam.

“Mari mencoba metode lain untuk melatih fokusmu. Buka mulutmu”

Baekhyun segera membuka mulutnya dengan rasa membuncah didalam dadanya. Bintang-bintang yang bersinar dikedua iris cokelat madu itu membuat Chanyeol menarik senyum miringnya. Melepaskan tangannya dari leher Baekhyun, Chanyeol kemudian melepaskan kancing celananya. Berikutnya meraih resleting itu dan menurunkannya. Hembusan napas hangat Baekhyun berada disekeliling miliknya ketika Chanyeol menarik turun celana dalamnya.

“Sekarang, kau tahu apa yang harus kau lakukan”

Baekhyun menganggukkan kepalanya. Dia sedikit beringsut kedepan untuk memposisikan tubuhnya diantara dua kaki Chanyeol yang terbuka. Tidak seperti miliknya yang mulai terangsang, kejantanan Chanyeol bahkan tidak berkedut sama sekali. Diam-diam merasa iri pada kontrol yang dimiliki oleh dominannya.