Chapter 13

9.3K 892 713
                                    

Ketika matahari tenggelam di ufuk barat dan petang mengganti, mansion tempat tinggal Chanyeol akan terasa begitu sepi. Walaupun pelayan-pelayan berlalu lalang untuk melakukan pekerjaan mereka, namun seolah suara yang terlalu keras tidak diperbolehkan disana. Sebenarnya hal itu tidak jauh berbeda dengan lingkungan apartemen Baekhyun, namun kesunyian semakin terasa karena mansion itu begitu luas dengan langit-langitnya yang menjulang tinggi. Baekhyun tidak terbiasa, atau dia mungkin belum terbiasa.

Dipagi hari, pelayan akan datang ke kamarnya untuk memberitahu bahwa sarapan telah siap. Meja makan selalu dipenuhi berbagai makanan yang lezat, bahkan Saehee telah memiliki dessert yang anak itu klaim sebagai favoritnya. Walaupun begitu, pria mungil itu selalu merasa kosong. Sarapan dimeja makan selalu hanya ada dirinya dan Saehee. Putrinya tidak bertanya tentang mengapa mereka kini tinggal di mansion Chanyeol, anak itu malah bertanya mengapa paman perinya tidak makan bersama mereka. Chanyeol yang harus segera berangkat bekerja adalah jawaban terbaik yang bisa Baekhyun berikan kepada putrinya.

Seharusnya setelah Baekhyun mengantar Saehee ke sekolah, dia akan langsung berangkat pergi menuju kafe Yerim. Namun hari ini Baekhyun harus kembali ke Mansion karena smartphonenya yang tertinggal. Dia harus mengambilnya untuk berjaga-jaga jika kelas Saehee selesai lebih awal dari biasanya.

Ketika Baekhyun melewati ruang tengah sebelum berbelok untuk menaiki tangga, dia melihat seorang pria dituntun oleh orang yang Baekhyun yakini adalah bawahan Chanyeol. Pria yang dituntun memiliki perawakan yang kecil, kulitnya bersih, bibirnya berwarna merah delima. Walaupun kedua Berbeda dengan bawahan Chanyeol yang memakai setelan jas rapi berwarna hitam, pria itu memakai pakaian tipis bahkan sedikit terawang dengan celana yang ketat. Begitu Baekhyun menyadari bahwa pria itu dituntun menuju kamar Chanyeol, kakinya sontak berhenti.

“Baekhyun-ssi”. Pria mungil itu tersentak kaget, menemukan Tao yang tiba-tiba berada di dekatnya.

“Anda kembali lagi”

“Y-Ya, itu.. smartphoneku tertinggal”

Tao menganggukkan kepalanya, kemudian hendak melangkah pergi sebelum Baekhyun menghentikan langkahnya.

“Ya ?”

“Apa.. kau mungkin tahu siapa pria itu ?” ucap Baekhyun sambil sedikit melirik keatas dan menemukan bahwa pria itu telah masuk kedalam kamar Chanyeol. Orang yang menuntunnya telah berbalik untuk kemudian melangkah menuruni tangga.

“Saya tidak bisa mengatakannya” jawab Tao dan Baekhyun menoleh dengan kerutan samar diantara alisnya.

“Kenapa matanya ditutup ?”. Baekhyun teringat kembali ketika dia berada dikamar Chanyeol. Dituntun kedalam sebuah ruangan lalu penglihatannya juga ditutup oleh selembar kain.

“Karena Bos membenci orang asing mengetahui letak mansionnya maupun apa yang berada dibalik gerbang mansion ini”

“Tao, kenapa dia berada dikamar Chanyeol ?”

Tao yang berada didepannya hanya diam. Sementara Baekhyun tidak menyadari jari-jarinya yang meremat ujung katunnya dengan gelisah.

“Saya tidak bisa mengatakannya” Tao mengulangi jawabannya yang sebelumnya.

“Kenapa ?. Apa yang pria itu lakukan didalam sana ?”

“Bukankah anda harus segera berangkat bekerja ?. Silahkan mengambil smartphone anda dan saya akan mengantarkan anda ke kafe”

Baekhyun melipat bibirnya, Tao menghindari pertanyannya. Tidak, lebih tepatnya pria itu tidak ingin menjawabnya. Baekhyun seharusnya tidak perlu bersikap naif. Jauh didalam hatinya dia tahu apa yang mungkin pria itu lakukan di kamar Chanyeol. Ini bukan urusannya. Seharusnya ini bukan urusannya, pria mungil itu terus mengulangnya didalam hati. Tapi mengapa dia memutar tubuhnya, membawa kakinya untuk melangkah menuju tangga yang mengarah ke kamar Chanyeol ?.

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang