Baekhyun saat ini tengah berada di mobil bersama Saehee yang berada disampingnya dalam perjalanan pulang ke mansion Chanyeol. Pria mungil itu tenggelam dalam lamunannya, kembali ketika madam Elena mengatakan padanya bahwa overdosis pernah hampir mengambil Chanyeol pergi. Dia hanya tidak menyangka bahwa keputusan yang dia buat 5 tahun lalu akan menghancurkan Chanyeol sedemikian rupa.
Berbeda dengan Baekhyun yang memiliki putrinya untuk selalu menyokong dua kakinya ketika hidup terasa begitu berat untuknya, Chanyeol tidak memiliki siapapun.
Saehee yang melihat mendung diwajah papanya menarik kecil lengan Baekhyun. “Papa okay ?” cicit balita itu. Baekhyun sedikit terkejut namun segera memberikan senyuman kepada putrinya.
“Papa baik-baik saja. Apa Saehee mengatakan sesuatu ?”
“Ingin daddy” Bibirnya mengerucut kedepan ketika mengatakannya membuat Baekhyun menarik senyum kecilnya.
“Daddy masih bekerja, Saehee”
“Um.. bagaimana jika video call ?. Please.. Saehee ingin lihat daddy”
Baekhyun berpikir sebentar sebelum menjawab putrinya. “Papa akan bertanya pada daddy dahulu apakah bisa melakukan video call sebelum Saehee tidur siang”
“Yeay !”
Senyuman anak itu benar-benar menempatkan hatinya dalam ketentraman.
“Coba ceritakan pada papa Saehee belajar apa saja hari ini disekolah ?”
Kemudian bisa ditebak, sepanjang perjalan pulang balita itu tidak berhenti berceloteh menceritakan tentang ibu gurunya yang membawa boneka hewan dan menceritakan sebuah dongeng sesuai dengan buku yang mereka baca hari ini. Baekhyun sesekali akan tertawa saat Saehee begitu bersemangat mendeskripsikan tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng yang diceritakannya. Sambil mendegar Saehee yang menceritakan kegiatannya hari ini disekolah, tidak terasa SUV yang dinaiki keduanya kini telah sampai didepan mansion.
Baekhyun dengan segera membuka pintu mobil sebelum sopir yang membukakannya. Dia menemukan dirinya masih belum terbiasa dengan segala kemewahan yang dia terima selama berada di mansion Chanyeol. Sambil mengenggam tangan Saehee, Baekhyun melangkah masuk memasuki mansion. Melihat seorang pelayan datang menghampiri mereka.
“Nona Saehee, biarkan saya membawakan tas anda” ucap pelayan itu sambil menyodorkan tangannya. Saehee memandang pelayan itu sebentar sebelum menggeleng.
“Um.. terimakasih, tapi Saehee bisa membawa sendiri kok” ucap balita itu sambil mengangkat jempolnya.
“Kalau begitu dapatkah saya mulai menyiapkan makan siangnya ?”
“Ya, tentu. Saya akan menyusul kebawah nanti untuk membantu” ucap Baekhyun. Dia sebenarnya ingin menyiapkan makan siang untuk Saehee sendiri namun Baekhyun dilain sisi merasa tidak baik jika menolak bantuan dari pelayan itu.
Pelayan mengangguk kemudian memutar tubuhnya menuju dapur. Baekhyun dan Saehee meneruskan langkah kaki mereka menuju ke kamar. Ketika keduanya sampai dibawah anak tangga, Baekhyun mendengar suara helaan napas putrinya. Pria mungil itu menurunkan pandangannya kebawah dan melihat putrinya yang memandang anak tangga.
“Ingin papa menggendong Saehee ?” tanya Baekhyun.
“No, Saehee okay” suaranya terdengar tidak yakin dan Baekhyun bisa tahu bahwa putrinya merasa lelah.
“Tidak apa-apa. Kemari”
Kemudian Baekhyun menurunkan tubuhnya untuk meraih Saehee kedalam gendongannya. Anak itu terlihat mengerucutkan bibirnya kedepan seperti tidak ingin namun tidak juga menolak. Baekhyun hanya tersenyum kecil ketika melihatnya sambil mulai menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ASHEN EYES (completed)
RomanceJika Baekhyun tidak mampu bertahan, maka dapat dipastikan sekarang tubuhnya telah berada didasar lautan. Namun untuk pemilik iris abu-abu itu dia akan bertahan. Bahkan jika esok dunia berakhir didepan matanya, Baekhyun akan selalu melindunginya. Ses...