Chapter 37

6.7K 478 193
                                    

Sehun dan Luhan kembali dari New York setelah kurang lebih setengah tahun berada disana. Hingga kini belum ada yang tahu perihal hubungannya dengan Sehun. Penyanyi itu belum mengumumkan hiatusnya yang berakhir namun foto-fotonya yang berada disekitar gedung SH Entertaiment telah beredar di publik. Luhan terkadang mengeposkan foto baru di media sosial untuk penggemarnya. Karena sudah lama tidak bertemu, keduanya mengundang Chanyeol dan Baekhyun untuk makan malam bersama beberapa hari yang lalu. Karakter Luhan yang ceria membuat Baekhyun tidak kesulitan untuk merasa nyaman, seolah mereka adalah teman lama.

Baekhyun hari ini tiba-tiba menerima telepon mendadak dari Luhan yang mengatakan ingin datang ke mansionnya. Pria mungil itu sekarang berdiri didepan pintu, menunggu Luhan yang baru saja turun dari audinya. Tangannya membenarkan letak kacamata hitamnya lalu berjalan membuka pintu belakang mobil. Dengan santai meminta pelayan untuk membawa barang bawaannya. Baekhyun melihat banyak kantong tas disana tapi tidak cukup tahu kenapa Luhan membawanya.

“Luhan-ssi” sapa Baekhyun ketika Luhan telah berada dihadapannya.

“Sudah kubilang jangan terlalu formal padaku. Luhan saja. Bagaimana kabarmu dan kandunganmu ?”

“Sehat dan kami baik-baik saja seperti biasanya”

Luhan mengangguk dan Baekhyun mempersilahkan tamunya untuk masuk kedalam. Sebelumnya mereka ingin duduk di ruang tamu, namun karena menilai ruang tengah terlihat lebih nyaman, pria mungil itu akhirnya menuntun Luhan ke ruang tengah yang terasa lebih nyaman. Pelayan meletakkan kantong-kantong tas bawaan Luhan kemudian bertanya minum apa yang diinginkan tamu tuannya.

“Sejujurnya, dapatkan saya meminta iced coffe ?” tanya Luhan.

“Tentu tuan. Mohon tunggu sebentar dan kami akan segera membawakannya” ucap pelayan itu kemudian segera berjalan menuju dapur.

“Aku tahu terdengar aneh saat meminta iced coffe” celetuk Luhan ketika Baekhyun memandangnya. Kelereng cokelat terang itu langsung membesar dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“T-Tidak seperti itu, tolong jangan salah paham” Baekhyun diam-diam merutuki ekspresinya yang mungkin membuat Luhan tidak nyaman.

Luhan tertawa pada akhirnya. “Aku hanya terlalu malas membelinya di tempat umum sedangkan menghubungi manajerku bukan pilihan yang tepat. Oh ya, karena aku lupa membawanya ketika makan bersama beberapa waktu yang lalu jadi aku baru bisa memberi hadiahnya sekarang” ucap Luhan sambil menyodorkan 6 kantong tas besar kepada Baekhyun.

“Hadiah ?” ulang Baekhyun.

“Ya. Hadiah pernikahan, hadiah ulang tahunmu dan hadiah ulang tahun Saehee yang tidak dapat kami hadiri”

“Kau benar-benar tidak perlu Luhan”

“Aku tetap ingin memberikannya padamu. Dua tas warna pink pastel adalah hadiah untuk Saehee sementara yang lain adalah milikmu. Bukalah”

Baekhyun mengambil salah satu tas kemudian membukanya. Menemukan trench coat warna beige dengan logo brand kenamaan Italia, Bottega Veneta. Hanya dengan menyentuh bahannya, Baekhyun dapat membayangkan berapa digit harga untuk trench coat di tangannya.

“Chanyeol memberitahuku bahwa kau menyukai warna yang lembut jadi aku memilihnya dan diujung sabuknya ada ukiran namamu. Aku harap kau menyukainya”  ucap Luhan dengan senyum lebarnya ketika melihat iced coffenya telah datang. Sedangkan Baekhyun dengan segera memeriksa tempat yang ditunjuk oleh Luhan. Itu benar, di ujung sabuknya terdapat ukiran namanya.

“Ini pasti sangat mahal jika namaku bahkan berada disini” lirih Baekhyun di akhir kalimatnya.

“Tidak juga. Sehun pernah membuat pesanan serupa ketika memberiku tas dengan inisial namaku. Jadi bukan hal yang sulit untuk meminta mereka membuatnya satu khusus untukmu”

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang