Chapter 30

8.7K 528 309
                                    

Jarum jam ditangannya menunjukkan pukul 14.35 ketika pesawat mereka mendarat di Bandar Udara Internasional Hewanorra (UVF) setelah menempuh kurang lebih 4 jam dari Douglas, Carolina Utara. Bandar Udara Internasional Hewanorra  terletak di kepulauan Karibia. Tepatnya didekat kota Vieux Fort, Saint Lucia. St.Lucia atau Saint Lucia sendiri adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur laut karibia dan berbatasan dengan samudra antlantik. Negara ini memiliki semboyan “The Land, The People, The Light” dengan makna negara, rakyat, cahaya. Pada 1967 Saint Lucia menjadi negara federasi yang terkait dengan Inggris. Walaupun telah mencapai kemerdekaan, hingga kini Saint Lucia adalah anggota persemakmuran Inggris.

Sebelumnya Chanyeol sempat mempertimbangkan Hawaii, namun akhirnya memutuskan pada salah satu resort yang berada di St.Lucia, yaitu Jade Mountain. Untuk mencapai kesana mereka harus menaiki helikopter atau helipad dari bandara Hewanorra selama 6 menit menuju Jade Mountain. Resort Jade Mountain berada di pesisir barat daya Karibia. Dari helicopter, mereka disambut oleh pelayan pribadi atau dikenal dengan sebutan “major domo” bernama Joseph dan Teddy. Walaupun Chanyeol terlihat dingin, tapi pria itu adalah seorang pebisnis dengan ketrampilan sosial sehingga dibanding Baekhyun yang sedikit kaku, Chanyeol lebih tenang ketika berbicara dengan pelayan yang akan melayani mereka  di Jade Mountain. Ketika baru sampai keduanya menerima minuman dari major domo untuk bentuk selamat datang.

Setelah menyelesaikan minuman mereka, Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dan menuju sanctuary (kamar/ruangan) yang akan mereka tempati selama beberapa hari kedepan. Jade Mountain memiliki arsitektur yang selaras dengan alam dan berani dimana terdapat jembatan individual yang mengarah ke sanctuary. Resort dibangun dengan bahan yang diambil dari pulau sendiri sehingga keseluruhan dari tempat ini adalah bebatuan dan kayu. Pada ujung jembatan terdapat huruf dan nomor tempat yang akan mereka tinggali. Baekhyun menemukan dirinya harus berkedip beberapa kali dan menutup mulutnya sejak menaiki helicopter hingga sampai di Jade Mountain. Pemandangan yang berada disekelilingnya benar-benar menakjubkan, bagai surga yang berada dibumi. Terbiasa tinggal di lingkungan dengan jalanan yang ramai dan gedung-gedung pencakar langit, tempat ini membuatnya dapat menghirup udara yang segar dan merelaksasikan tubuh juga pikirannya.

Sanctuary yang mereka tempati adalah tipe galaxy suit yang mana terbesar diantara sanctuary lainnya. Sebelum masuk, Baekhyun sempat mengangkat kepalanya untuk memandang pintu dari kayu tropis didepannya yang mungkin memiliki tinggi dua kali tubuhnya. Chanyeol mengeluarkan kartu dan menempelkannya pada pintu untuk membukanya. Didalam sanctuary mereka terdapat ranjang berukuran besar dengan tirai putih disekeliling dan beberapa kipas angin dilangit-langit kayu. Sanctuary ini tidak memiliki TV, radio, bahkan AC dimana itu adalah bagian terbaiknya. Membuat siapapun yang disana sibuk tenggelam dalam keindahan alam. Bagaimanapun mereka diberikan handphone pribadi yang berisi kontak pelayan.

Terdapat area duduk yang menghadap langsung pada area bersantai. Besar kolam renang hampir setengah dari ruangan mereka dengan luas 900 m2. Dapur berada disisi kanan. Kemudian ada penyimpanan wine dan kulkas yang bahkan didesain berpintu kayu. Mengikuti tangga keatas, terdapat kamar mandi dengan jacuzzi yang terbuka. Ketika sampai kedalam, manik bulan sabit Baekhyun langsung terpukau oleh pemandangan gunung yang merangkul situs warisan dunia Piton, St.Lucia dan tentu saja lautan biru jernih. Memiliki konsep terbuka, tidak ada apapun yang dapat membatasi pemandangan itu dari matanya. Napasnya tercekat pada indahnya alam bagai sebuah lukisan didalam matanya. Chanyeol yang sejak tadi berada dibelakang mengikuti langkah suaminya. Merengkuhnya dari belakang dan sedikit bersandar kedepan.

“Bagaimana menurutmu ?”

“Huh ?”

“Tempat ini, apa kau menyukainya ?” tanya Chanyeol menurunkan pandangannya ketika Baekhyun menoleh padanya.

“Ya, aku sangat menyukainya hingga tidak tahu harus berkata apa” jawab Baekhyun.

Baekhyun mengangkat kedua tangannya untuk memeluk leher Chanyeol ketika merunduk untuk meraih bibirnya kedalam ciuman. Pria mungil itu sedikit memiringkan kepalanya untuk memperdalam pagutan bibir mereka. Mencari posisi dimana miliknya dapat menikmati seluruh tekstur bibir pria didepannya. Chanyeol melepaskan lidahnya dan Baekhyun melenguh pada lihainya daging tak bertulang itu menari didalam mulutnya. Menyentuh langit-langit mulutnya dan mengabsen giginya satu persatu. Suara kecipak dari saliva membuat Baekhyun meleleh diatas kakinya. Mereka baru saja tiba dan Chanyeol telah membuatnya berantakan seperti ini. Hanya untuk memikirkan apa yang mungkin mereka lakukan selama disini membuat kedua pipi Baekhyun memanas.

THE ASHEN EYES (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang