Della berjalan di koridor sekolah bersama dengan Rian. Para murid menatapnya dan mulai berbisik ria.
"Eh katanya tuh Della mulai dari kecil suka bully."
"Iya, katanya bully sahabat kecilnya."
"Nakal sedari kecil."
"Mana si Rian mau aja sama tuh Queen bully."
"Mungkin diberi jatah kali ya hahaha."
Della menggenggam erat tangan Rian yang sekarang tengah emosi. Ia mengelus-elus tangan Rian dan benar saja emosi Rian sudah menurun.
"Nggak usah diladeni! Orang iri ya jadinya begini! kelamaan jomblo sukanya malah nyinyir orang," celetuk Della lalu menarik Rian dari para kerumunan tukang gosip.
Setelah mereka sudah sampai dimuka kelas Rian, Della melangkah pergi tetapi sebelum pergi Rian mengecup kening Della.
"Hati-hati kalau ada yang ngelukai kak Ella bilang aja sama Ian."
"Ish! Apaan sih asal sosor aja kayak bebek!" Seru Della sembari memukul pelan lengan Rian.
Rian terkekeh kecil melihat Della yang malu-malu kucing, terlihat imut kalau marah-marah seperti ini.
"Lo hati-hati juga belajar yang baik, gue pergi," pamit Rian dengan melambaikan tangannya.
***
Della kini berjalan menuju kelasnya banyak para murid yang menatapnya sinis. Della hanya mengangkat bahu kemudian melangkahkan kakinya ke kelasnya.
Teman sekelasnya menatap dirinya yang melangkahkan kakinya ke kursinya.
Della lantas menelungkup kan kepalanya keatas meja. Ia berharap kedepannya akan baik-baik saja.
"Della, Lo sedih-sedih aja kan?" Tanya Queen dengan wajah datar.
"Queen, jangan sembarangan ye! Mana ada orang tanya kabar sedihnya!"
"Tau nih! Emang mau ngajak ribut!"
Della menghela nafas kemudian mengangkat kepalanya menatap teman sekelasnya satu-persatu.
"Kalian ngapain? Ganggu gue mau tidur aja hoam...," ucap Della lalu menguap lebar.
"Heh! Lo jadi cewek kok jorok sih!" Seru Queen sembari menatap jijik Della.
"Lah, Lo kalo menguap jijik juga gitu sama diri sendiri? Aneh Lo!" Sahut Della dengan menatap sinis.
Queen balik menatap sinis Della lalu menyeringai.
"Sudah sembuh gilanya," celetuk Queen lalu berlenggak pergi.
"Bungul!"
***
Kring! Kring!
Della melemaskan otot-ototnya yang telah letih karena kelamaan duduk dan menulis.
Saat Della tengah asyik melemaskan ototnya Queen datang dengan muka songong nya yang minta ingin ditampar.
"Lo mau nggak jadi partner tukang bully sama gue?" Tanya Queen dengan mengangkat alisnya.
"Huh? Ngadi-ngadi nih anak. Bukannya bawa kebaikan ini malah bawa kebusukan," jawab Della dengan menggelengkan kepalanya.
"Alasan! Emangnya Lo pikir gue nggak tau jalan pikir Lo," ucap Queen sembari bersedekap dada.
"Memang anak dokter Berlin," celetuk Della dengan seringainya.
"Gue sudah eneg sama tuh ular, jadi my enemy apa kau bersedia kerja sama," ucap Queen dengan menyeringai dan menjulurkan tangannya.
Della menatap Queen lalu menyeringai dan menjabat tangan Queen.
"Deal!" Seru Della.
"Let's see!"
***
Della dengan Queen berjalan berbarengan membuat kehebohan para murid SMA 1 Nusantara. Bagaimana tidak kedua tukang bully yang jarang akur kini berjalan bersama.
"Della sama Queen berteman! Bisa heboh satu dunia ini!"
"Apa mereka berencana membully orang?"
"Mungkin aja katanya murid baru itu musuh Della."
"Kasian deh tuh murid baru langsung kena amukan dua iblis."
Wajah Queen berubah masam saat mendengar seruan terakhir.
Queen melangkah mendekati siswi yang sudah gemetaran itu. Lalu menarik rambut siswi itu kebelakang sampai siswi itu meringis kesakitan.
"Udah Queen! Yuk ke kantin gue laper!" Seru Della dengan menarik rambut Queen.
"EH! EH! RAMBUT GUE COPOT! HEH SETAN! COPOT PALA GUE!" Teriak Queen yang meringis pelan saat rambutnya ditarik.
Lantas Della melepas tarikannya di rambut Queen kemudian sebagai gantian nya ia menarik tangan Queen.
Saat ia sudah masuk ke kantin seseorang menarik tangannya kemudian menampar keras wajahnya.
Kantin yang tadinya ramai sekarang menjadi hening, tidak ada yang berani berbicara bahkan meleraikan mereka.
"LIA ADA SALAH APA SIH SAMA LO?! KENAPA LO BULLY DIA LAGI?!" Teriak Rissa yang mengundang tatapan penghuni kantin.
Della mengelap darah yang berada di bibir lalu terkekeh kecil. Rian berlari kemudian memeluk erat tubuh Della lalu mengelus wajah Della dengan lembut.
"Apa Lo semua ada bukti?" Tanya Queen dengan menyeringai.
"APA DENGAN SEMUA INI PERLU BUKTI LAGI!" Teriak Radit sembari menunjuk luka di wajah Lia.
Della menyeringai kemudian tersenyum kepada Rian dan melepaskan pelukan Rian dengan pelan.
Della berjalan ke meja kantin dan mengambil air mineral.
Byur!
"RINA! KAK DELLA!"
"Kalau gue bilang ini semua makeup gimana?" Tanya Della lalu melangkahkan kakinya mendekati Lia.
"Rina... Maafin Lia hiks..."
Radit mencoba menghentikan pergerakan Della tetapi sudah dihalangi oleh Rian.
Della segera menyiram Lia kembali lalu menghapus makeup yang di wajah Lia.
"See! Siapa yang salah?" Ledek Della dengan menyeringai lalu menuju meja pojok kantin diiringi oleh Rian.
"See! Sekarang siapa yang di fitnah atau siapa di bully? Makanya kalau pikir itu pakai otak jangan pakai pantat! Mau nyalahin orang tapi nggak ada bukti nyata ya gini nih," cibir Queen sembari menatap sinis para otak bodoh.
Kemudian para siswa mulai menyoraki dan mengejek para Lia dkk dan Radit.
***
Hello guys 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bully vs Good Boy [END] ✓
Teen FictionKirana Fradella Permata merupakan gadis licik yang berkedok wajah cantik. Ia bersekolah di SMA 1 Nusantara, sekolah yang rata-rata berisi anak penjabat dan pengusaha. Della itu cantik, pintar, suka buat orang tersinggung dengan kata pedasnya, licik...