Della melangkahkan kakinya kedalam rumahnya. Dulu rumah yang ia anggap sebagai penjara baginya sekarang seperti surga baginya. Kebahagiannya sudah kembali papa dan mamanya ternyata hanya melindunginya selama ini.
Teman Radit dan Riska dkk sedang tercengang menatap rumah Della yang bisa dianggap seperti istana.
Mereka tahu keluarga Della memang kaya tapi tidak menyangka kalau sekaya ini.
"Silahkan masuk anak-anak serta Deon dan istrinya," ajak Theo dengan cengengesan.
"Kami akan mengadakan pesta jadi hanya kalian yang kami undang," ucap Ayu dengan tersenyum.
"Ma! Ngapain ngadain pesta," Seru Della sembari menatap bingung mamanya.
Ayu menjentikkan jarinya ke kepala Della dengan pelan.
"Jangan kegeeran kamu, mama sama papa ngadain pesta karena perusahaan papa kamu mendapatkan penghargaan perusahaan terbesar se-ASEAN," jelas Ayu dengan memutarkan bola matanya.
Lagi-lagi mereka dikejutkan oleh kedua pasangan suami istri yang satu ini bahkan keluarga Viezant juga terkejut mendengar hal bahagia ini.
"Selama bro! Cie makin kaya aja Lo!" Seru Deon dengan memukul pelan pundak Theo.
"Ini semua berkat kalian juga Deon," sahut Theo dengan memeluk Deon ala pria.
"Nggak-nggak itu semua berkat Lo sama istri Lo sendiri. Bahkan kalau bukan karena Lo perusahaan gue akan bangkrut," sanggah Deon dengan tersenyum tulus.
"Iya kalau bukan karena kamu Theo kami akan kebingungan bagaimana membiayai kehidupan Rian," sahut Putri dengan tersenyum tulus.
Rian cukup terkejut mendengar pernyataan kedua orangtuanya. Lalu menatap papa mertuanya dan melakukan salam keluarga Permata.
"Aduh! Cowok Della jangan kayak gitu lagi deh. Cukup dulu aja lihat Della kayak gitu," celetuk Theo dengan membangkitkan Rian dari salam nya.
Della menatap malas papanya tidak menyangka sifat ceplas-ceplos papanya masih ada setelah sembilan tahun yang lalu.
"Sudahlah kelamaan! Ayok masuk! Kalau lo Theo banyak bacot gue tendang Lo ke Antartika!" Seru Ayu yang berlenggak masuk rumah.
Theo yang sedikit takut kalau istrinya akan marah bergegas masuk diiringi oleh yang lain.
***
"Wah mewah banget nih rumah!" Seru Rendi dengan mulut yang terbuka.
"Hati-hati tuh mulut kemasukan tikus," cibir Queen dengan menatap sinis Rendi.
"Heh biasanya kemasukan lalat beh ini tikus! Mana bisa terbang tikusnya," sahut Rendi dengan memutar matanya.
"Di bisa-bisain aja," ucap Queen dengan mengangkat bahunya.
"Kenapa gue dilarang masuk bangsat! Gue mau ketemu adik gue! Lokasi adik gue disini saat gue lihat!"
"Maaf sekali lagi nggak bisa, saya hanya menjalankan tugas saya."
"Lama kelamaan gue serang juga nih rumah!"
Para Della dkk dan Rian dkk menatap satu sama lain kemudian keluar rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Ini ada apa pak?" Tanya Della kepada satpam rumahnya.
"Ini non orang ini mau masuk rumah tanpa izin."
"Bang Bian ngapain disini?" Tanya Kaila dengan wajah bingung.
Didepan mereka terdapat keempat laki-laki yang menggunakan baju seragam sekolah seperti mereka yang sangat urakan.
"Lo tuh ye! Pergi itu izin dulu! Tau nggak mamah khawatir sama Lo! Ish! Mau gue tak hih!" Gerutu Lelaki yang menggunakan gaya Messy hair dengan kancing baju yang terbuka dilapisi kaos warna hitam.
"Ya maaf bang, gue kan kelupaan," ucap Kaila dengan cemberut.
"Oh iya kenalin ini Shankara Biantara Maharani abang kembar gue dan mereka teman-temannya," lanjut Karin dengan mengacungkan jarinya ke wajah Bian.
"Kenalin Cavero Delmar Gunandra, kalian panggil gue Vero aja," sapa Vero dengan senyum manisnya.
"Loh kok gue seperti kenal nama marganya ya?" Celetuk Queen dengan raut wajah bingung.
"Oh itu gue kakak tiri Ethan si ketos," jawab Vero dengan nada malas.
"Oh pantas nama belakangnya sama," sahut Della dengan mengangguk-angguk kepala.
"Gue Nevan Rainer Ravindra, kalian bisa panggil gue Nevan atau Evan," sapa Evan dengan senyum lesung pipinya yang menambahkan kesan manisnya. Kalau Vero hitam manis si Evan ini putih manis.
Kini tinggal satu lagi yang belum kenalan jika bukan perintah sahabatnya mungkin dia ogah-ogahan kenalan.
"Kaivan Nafeda Lyman, panggil Ivan," sapa Ivan singkat, padat dan jelas.
"Kalian nggak usah tersinggung, Ivan menang seperti ini dari dulu," jelas Bian agar tidak menjadi kesalahpahaman.
"ADUH! INI KOK KALIAN LAMA AMAT! JALAN APA NGESOT SIH?!" Teriak Ayu dengan tatapan tajam. Memang mama Ayu ini namanya saja yang cantik elegan kelakuan beh jangan ditanya kayak bom nuklir yang siap meledak.
"Eh ada tamu, ayo masuk. Della ada tamu kok dibiarin diluar," ucap Ayu dengan nada lembut.
"Tante kami bukan tamu gitu?" Tanya Radit.
"Kalian itu bukan tamu tapi setan!" Seru Ayu yang bercanda. Mama Ayu memang sangat mudah akrab kepada siapa saja baik ke yang muda, sebaya dan tua.
"Jleb! Aduh jantung Rendi sakit Tante," seru Rendi sembari memegang dadanya dengan wajah yang dibuat-buat.
Mereka sontak tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Rendi yang diambang kata kenormalan.
***
Halo semuanya 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bully vs Good Boy [END] ✓
Teen FictionKirana Fradella Permata merupakan gadis licik yang berkedok wajah cantik. Ia bersekolah di SMA 1 Nusantara, sekolah yang rata-rata berisi anak penjabat dan pengusaha. Della itu cantik, pintar, suka buat orang tersinggung dengan kata pedasnya, licik...