"Bu! Beli ayam masak opor! Jangan lupa air dan nasinya!"
"Siap neng!"
Menurut kalian siapa yang berteriak keras tadi? Siapa lagi kalau bukan kelakuan Della yang pedenya luar biasa dan malu-maluin.
"Heh! Siapa yang... Eh Ian! Ngapain? Oh iya ya! Mau makan kan?" Ucap Della yang agak sedikit aneh yang bertanya dirinya dan yang menjawab dirinya pula.
"Iya kak, kami numpang duduk ya," ucap Rian dengan berdiri menunggu izin dari Della.
Della menatap bingung kenapa Rian dkk tidak duduk-duduk juga.
"Lah ngapain? Duduk aja. Dulu siapa yang bilang ini tempat umum siapa saja boleh duduk," ucap Della dengan mengangkat alisnya.
Ucapan dari Della membuat diri Rian terkekeh kecil teringat diwaktu hari pertama mereka bertemu.
Lalu Rian dkk duduk seperti yang diperintahkan oleh Della, mereka juga tidak lupa untuk memesan makanan.
"Kak Ella nggak marah sama Ian kan?" Tanya Rian dengan menatap Della.
"Uhuk! Kak Ella nggak marah sama Ian kan?" Ledek Rendi dengan nada mengejek.
Plak!
"Adoh! Bercanda kak! Galak amat! Nggak dapat cowok nanti!" Seru Rendi dengan wajah masam.
Plak!
"Lo kira gue apa?! Cewek gitu?!" Seru Rian dengan wajah cemberut.
Della terkekeh kecil melihat kelakuan Rian yang menurutnya agak gemesin, rasanya pingin mencubitnya.
"Kak Ella kenapa ketawain Ian...," rengek Rian kepada Della.
Della menatap tajam satu persatu orang yang menatap Rian suaminya hanya dirinya yang boleh melihat tingkah manja Rian.
"Udah emangnya Ian nggak malu dilihatin orang lain," ucap Della sembari mengelus lembut pipi Rian lalu memeluk suami kecilnya.
"Uhuk! Berdosa sekali kalian melakukan kepada kami para jomblo!" Ledek Radit dengan menatap malas kedua pasutri yang satu ini.
"Lo aja kali! Hahaha! Gue punya pacar!" Seru Rendi lalu tertawa terbahak-bahak.
Plak!
"Iya Lo punya pacar! Tapi Lo nya buaya darat dan cewek Lo kumpulan lonte!" Seru Radit dengan menatap sinis.
Jleb
"Ya... Tapi... Tau ah serah!" Seru Rendi.
"Gitu aja ngambek!" Seru Radit lalu tertawa terbahak-bahak.
"Kak Ella...," rengek Rian sembari menatap Della.
"Heh! Gara-gara Lo Radit! Ian jadi ngambek lagi!" Cetus Della menatap tajam Radit sembari mengelus lembut kepala Rian.
"Salah gue apa kak? Serah deh," lirih Radit yang tidak tahu dimana letak kesalahannya.
Setelah perdebatan kecil yang tidak bermutu dan mulai darimana asalnya, akhirnya makanan mereka sudah sampai.
"Perasaan gue lama banget deh pesan, kok baru sampai. Tapi tau ah yang penting sampai dengan selamat sentosa," batin Della.
Rian dkk makan sembari kadangkala melakukan perbincangan sedangkan Della hanya makan dengan diam. Bukannya apa-apa tetapi tidak sopan kalau makan sambil berbicara.
"Yan! Tuh pengumuman lomba HUT Sekolah kapan?" Tanya Radit.
"Pengumumannya sudah tapi cuman nunggu pialanya lagi belum selesai dipesan. Pembagian pialanya nanti Minggu depan pas acara upacara bendera. Jadi nggak ada alasan untuk bolos Senin depan," jawab Rian sembari menatap Della sekilas.
"Nyindir nih ceritanya," celetuk Della menatap Rian.
"Memangnya kak Ella ngerasa?" Tanya Rian dengan tersenyum jahil.
"Siapa juga ngerasa woy! Lo nya aja ngomongnya sambil liat gue! Gimana nggak ngerasa elah," Seru Della sembari menatap malas Rian.
"Udahlah gue lanjut makan, nggak baik makan sambil ngomong," lanjut Della dengan muka masamnya.
Rian kemudian hanya terkekeh kecil dan juga melanjutkan acara makanannya.
***
Della kini berada di koridor sekolahnya. Ia merasa seperti ada yang mengikutinya dibelakangnya tetapi saat ia membalikkan badan tidak ada siapapun.
"Kak! Ngapain ngelamun!"
"Eh! Nggak apa-apa! Ayo kita pulang," Ucap Della dengan menarik tangan Rian dan segera meninggalkan sekolah.
"Kalian sekarang boleh bahagia, tetapi gue nggak akan biarin kalian bersama suatu saat nanti."
Kini Della dan Rian hanya berduaan didalam kamar. Della hanya diam seperti tidak terpengaruh dengan apapun biasanya dia akan sangat sensitif suara saat tengah fokus.
"Kak! Ngelamun lagi. Kak Ella sedang ada masalah?" Tanya Rian yang membuyarkan pikirannya.
"Nggak papa."
"Kalau ada masalah cerita aja, kalau canggung cerita sama Ian kakak boleh cerita sama bunda," Ucap Rian.
"Iya."
"Gue nggak pengen keluarga Ian terlibat, biar gue aja yang urus dulu," Batin Della.
***
Hello guys 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bully vs Good Boy [END] ✓
Teen FictionKirana Fradella Permata merupakan gadis licik yang berkedok wajah cantik. Ia bersekolah di SMA 1 Nusantara, sekolah yang rata-rata berisi anak penjabat dan pengusaha. Della itu cantik, pintar, suka buat orang tersinggung dengan kata pedasnya, licik...