✓Bab 9🍃

1.7K 94 0
                                    

"Kakak masih marah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak masih marah?"

Della mendelik kesal sembari menjawab soal ekonomi yang susahnya luar biasa ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan dari Rian.

"Kak, jangan marah dong..."

Rengekan dari Rian semakin menjadi-jadi dan semakin membuat Della semakin kesal.

"Apa Ian sayang... Lo nggak liat gue lagi belajar," ucap Della dengan nada lembut yang dipaksa-paksa kan.

Rian tertegun lalu melangkah menuju kasur dan merebahkan tubuhnya. Della yang melihat hanya mengerutkan keningnya.

"Kenapa tuh anak?" Batin Della.

Della kemudian kembali belajar tanpa memperdulikan keberadaan Rian yang kini sedang bergulat dengan kasur dan selimut.

"Huh! Capek banget tidur aja deh," gumam Della sembari melemaskan otot badannya.

Ia melihat Rian suaminya yang sudah tidur dengan nyenyak. Lalu membenarkan selimut dan tidur disamping Rian.

***

Della terbangun dengan badan yang serasa tidak enak tetapi ia tetap memaksakan untuk bangun. Saat mencoba bangkit kepalanya malah semakin nyeri.

Diiringi dengan Rian yang terbangun karena gerakan dari kasur. Ia memang sengaja berakting agar suaminya itu tidak mengetahui keadaannya.

"Sudah pagi? Selamat pagi kak," ucap Rian dengan memberikan senyum manisnya.

"Gue mandi dulu baru nanti kita salat berjamaah kak," lanjut Rian yang sudah berjalan kamar mandi.

Della tetap duduk bersandar di tepi kasurnya tanpa bergerak. Ia memijit pelipisnya yang semakin sakit

Saat Rian selesai mandi ia kembali mencoba untuk bangkit tetapi tidak bisa karena badannya yang lemes.

"Huhu... apakah ini karma karena mendiami suami," batin Della.

"Kakak kenapa?" Tanya Rian lalu meletakkan telapak tangannya ke keningnya.

"Panas! Kakak sakit?! Tunggu Rian panggil bunda," lanjut Rian lalu berlari pergi meninggalkan kamar.

Setelah itu Rian datang bersama bunda dan ayah. Della agak heran yang sakit satu yang datang satu keluarga.

Setelah itu bunda Putri melakukan pemeriksaan kepada Della dan ternyata selama ini bunda Putri itu bekerja sebagai dokter bedah, tetapi sebelum menjadi dokter bedah dulu adalah dokter umum.

"Istri kamu nggak papa cuman kelelahan aja dan terlalu banyak pikiran. Della kalau kamu banyak pikiran bunda siap menjadi tempat cerita kamu dan kalau kamu malu sama bunda kamu bisa cerita sama Rian," ucap Putri sembari mengelus lembut kepala Della.

"Terima kasih, Bun," ucap Rian lalu memeluk erat bundanya lalu cengengesan.

"Kamu ini masih aja manja sama bunda kamu, sudah punya istri juga," ledek Deon.

"Iri aja si ayah," ucap Rian lalu menjulurkan lidahnya mengejek sang ayah.

"Oh iya Della, kamu dengan Rian hari ini akan bunda izinkan ke sekolah karena Rian akan jaga kamu," ucap Putri lalu beranjak pergi meninggalkan Della dan Rian diiringi oleh Deon.

Kini tinggal Rian dengan Della yang berduaan didalam kamar. Tidak ada pembicaraan atau apapun yang terjadi hanya kesunyian yang menerpa mereka berdua.

"Kak Della mau makan apa? Biar gue pesanin," tanya Rian.

Della hanya menggeleng-geleng kepala karena saat ini dia benar-benar sedang tidak nafsu makan, kalau dipaksakan nanti bisa saja ia akan muntah.

Setelah itu kesunyian terjadi kembali kali ini karena Rian yang sedang asyik bermain handphonenya.

Ting! Tong!

Rian berlari meninggalkan Della yang kebingungan dengan kelakuan aneh Rian yang baru kali ini ia lihat.

Rian kembali dengan membawa makanan yang berada ditangannya. Lalu Rian keluar lagi dan membawa perkakas makan.

Rian menyiapkan makan nya dengan telaten baru setelah itu ia letakkan di meja samping kasurnya.

"Ayo makan, nanti tambah sakit kalau nggak mau makan," ucap Rian sembari menyodorkan sendok yang berisi nasi sup.

Della menatap tajam ia sekarang tidak berminat untuk makan. Air liurnya serasa pahit dan ia tidak nafsu makan.

"Ayolah kak, nanti gue aduin ke bunda!" Seru Rian.

Kalau sudah diancam begini ia tidak bisa menolak lagi. Kalau berurusan dengan orang tua urusannya ribet lagi.

Lalu dilanjutkan beberapa suapan berikutnya sampai satu mangkuk habis.

***

Sorenya Rian menatap Della yang sudah tertidur sangat nyenyak. Lalu ia mendekat dan meletakkan telapak tangannya di atas kening Della.

"Sudah turun," gumam Rian.

Setelah itu Rian membersihkan kamarnya yang sudah berserakan. Ia merasa tidak nyaman melihat kamarnya yang berantakan seperti ini.

Tanpa disadari sosok yang tertidur di kasur menatap Rian dengan tersenyum manis.

"Makasih."

***

Hai semuanya 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca😌
Nantikan selalu momen-momen menyenangkan berikutnya 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖
Ini apk wp eror atau gimana ya?
Kok padahal sudah ku update tapi esoknya seperti nggak di update 🥺

Queen Bully vs Good Boy [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang