Rian kini berada diruang keluarga bersama ayah dan bundanya. Ia meletakkan kepalanya di paha bundanya dengan bunda yang mengelus-elus rambutnya.
"Bun... Kita ngapain disini," rengek Rian kepada bundanya.
"Manja kamu! Kita nungguin istri kamu ngumpul disini," sahut Deon dengan tatapan jahil.
Rian terdiam ia teringat kejadian disekolah sore tadi lalu tertawa kecil.
"Kenapa ketawa-ketawa sendiri gila kah," celetuk Deon dengan raut wajah bingung.
"Heh! Nggak boleh ngomong gitu ke anak!" Seru Putri ke Deon.
Tap Tap Tap
Della menuruni tangga dengan membawa sebuah buku manajemen bisnis ditangannya.
"Maaf sudah nunggu kalian lama," ucap Della sembari menundukkan sebagai tanda hormat.
"Eh! Astaga Della kamu nggak perlu lakukan itu lagi," ucap Deon sembari menatap Della.
"Iya Della kan sudah kami bilang kamu santai aja kan kita ini keluarga," sahut Putri sembari tersenyum.
Rian sudah bangkit dari tidurnya saat Della sudah turun. Ya malu lah kalau ketahuan istri ia sedang manja-manja ke bundanya bisa-bisa dijadikan ejekan.
Deon yang melihat Rian seperti malu-malu dan was-was. Ia lantas menyeringai menatap sang anak.
"Della katanya Rian ingin manja-manja sama kamu tapi malu," celetuk Deon lalu tertawa kecil.
Rian menatap tajam ayahnya.
"Nggak-nggak ayah cuman bercanda," sanggah Rian dengan wajah memerah karena malu.
"Iya Della, biasanya Rian ini sangat manja banget sama bundanya. Dulu bobok aja ditemenin sampai SMP kelas tujuh. Jadi kalau Rian sudah merengek berarti ia pengen dimanjain," ucap Putri menatap sang putra yang sudah menatap tajam bundanya.
Rian berdiri lalu meninggalkan mereka semua yang kini menertawakannya.
***
"Ululu! Anak bunda!" Ledek Della.
Rian menatap Della dengan tajam lalu kembali membaca novelnya.
Della terkekeh kecil melihat Rian yang sedang ngambek saat ini. Ia terlihat seperti anak kelinci yang sangat lucu.
"Lo kalo nggak pakai kacamata ganteng juga, Lo itu sebenarnya minus atau enggak?" Ucap Della yang menatap wajah Rian.
Rian menatap Della dengan datar.
"Nggak," jawab Rian.
Della tersenyum lalu menusuk-nusuk pipi Rian karena gemas melihat Rian yang sedang ngambek.
"Lalu kenapa pakai kacamata?" Tanya Della dengan tersenyum kecil.
Rian menghela nafas lalu menepis tangan Della yang mencubit-cubit pipinya sedari tadi.
"Pengen aja," jawab Rian dengan menepis tangan Della.
Della berdecak kagum dengan kelakuan Rian yang sekarang sangat mirip anak gadis. Ia saja tidak pernah berkelakuan seperti itu.
Tidak berkaca!
"Kenapa Lo yang ngambek dan gue yang bujuk? Seharusnya kan gue yang marah dengan Lo karena masalah sore tadi," ucap Della sembari memutar matanya.
"Kak Ella juga salah! Kak Ella bikin malu Ian!" Seru Rian menatap tajam Della.
"Heh! Sembarangan Lo! Lo yang salah goblok!" Sahut Della dengan mengacaukan jari ke muka Rian.
"Gue nggak goblok! Serah! Lo nggak boleh tidur dikamar gue! Keluar!" Seru Rian dengan mendorong kecil Della.
Brak!
"HEH! SEHARUSNYA GUE YANG BILANG GITU! KENAPA JADI KEBALIK?!" Teriak Della.
"Anjir! Kok gue kayak cowok yang bujuk ceweknya! Seharusnya Rian... Ah sudahlah!" Batin Della.
Ceklek!
Tangan Della ditarik dengan kencang lalu terpampang lah Rian yang menatapnya dengan tajam.
"Kak Ella tidur bareng gue! Gue nggak mau nanti dimarahin bunda," ucap Rian dengan muka datar.
Setelah itu Rian merebahkan tubuhnya ke kasur diiringi oleh Della yang juga merebahkan tubuhnya disamping Rian.
"Dasar labil!" Batin Della.
Della sedari tadi melihat Rian yang gelisah. Lalu ia menarik Rian ke dalam pelukan hangatnya dan mengelus-elus rambut Rian dengan lembut.
"Makasih dan maaf karena sifat gue yang manja dan ngeselin," ucap Rian.
Della hanya tersenyum lalu memeluk erat tubuh Rian dan akhirnya mereka tertidur pulas dengan berpelukan.
***
Saat ia terbangun yang pertama kali ia lihat adalah istrinya yang tertidur pulas.
"Selamat pagi, makasih untuk semuanya," bisik Rian.
Cup
Rian mengecup kening Della lalu hanya menatap Della tanpa diam, karena saat Della bangun hanya ada maung nya aja.
"Pagi juga, my husband."
Rian tersentak kaget melihat Della yang sudah menatap dengan jahil. Lalu ia berlari kencang menghindari Della tanpa menyadari didepan ada pintu.
Brak!
"Aduh! Pala Rian sakit banget...," rengek kecil Rian saat kepalanya kejedot pintu dengan keras.
Della segera bergegas menuju Rian lalu menenangkan Rian agar orang tua Rian tidak mengetahuinya.
"Udahlah nanti juga sembuh kok," bujuk Della sembari mengelus kening Rian.
"Wajah Ian nanti nggak ganteng lagi kak... Nanti cewek lagi nggak deketin Ian," rengek Rian sembari menatap melas kepada Della.
"Heh! Ngapain cari cewek lain! Udah punya istri juga! Mau selingkuh Lo!" Seru Della dengan membelalakkan matanya.
"Nggak nanti kak Ella nggak mau sama Ian lagi," ucap Rian dengan wajah cemberutnya.
"Aduh... Gemesin banget Ian kalau manja! Kalau normal sifatnya kayak dakjal," batin Della.
"Nggak bakal... Udah nggak sakit kan?" Tanya Della sembari tersenyum manis yang hanya dibalas Rian dengan anggukan.
"Ya udah sana siap-siap untuk sekolah."
***
Hello guys 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bully vs Good Boy [END] ✓
Novela JuvenilKirana Fradella Permata merupakan gadis licik yang berkedok wajah cantik. Ia bersekolah di SMA 1 Nusantara, sekolah yang rata-rata berisi anak penjabat dan pengusaha. Della itu cantik, pintar, suka buat orang tersinggung dengan kata pedasnya, licik...