✓Bab 38🍃

971 54 1
                                    

Della mengerjapkan mata berbalik tidur ke arah samping ia mengerutkan lalu meraba-raba kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Della mengerjapkan mata berbalik tidur ke arah samping ia mengerutkan lalu meraba-raba kasurnya.

"IAN... KAMU DIMANA?!" Teriak Della yang sepenuhnya belum sadar.

Della menunggu tetapi tidak ada sahutan. Ia meraba-raba meja kemudian mengambil sebuah jam.

"Shit!" Seru Della lalu bergegas ke kamar mandi.

Byur Byur Byur

Setelah tiga kali guyuran dan mandi ala tikus tercebur. Ia tidak lupa juga hanya menggunakan krim sama lip tint juga membawa peralatan makeup nya ke dalam tas.

"Ini yang lain mana sih kok nggak ada yang bangunin," celetuk Della dengan berlari bergegas ke dapur lalu memakan roti dengan terburu-buru.

Tit! Tit!

"PAK! BUKAIN!" Teriak Della.

"Aduh nggak bisa neng."

"Aduh! Pak! Kali ini aja. Kan saya udah nggak sering telat beberapa bulan ini," ucap Della sembari menatap dengan wajah memelas.

"Biar saya aja pak yang urus."

"Ian, biarin kali ini aku masuk ya. Terserah deh mau dihukum atau gimana," ucap Della dengan wajah memelas.

"Bukain aja pak dia saya urus," ucap Rian dengan wajah serius.

Della menatap Rian yang semakin bertambah saja wibawanya jika lagi dengan wajah serius. Sekarang tidak terasa Rian nya sudah menjabat sebagai ketua OSIS pengganti Ethan.

Della dibawa ke lapangan upacara yang saat sudah mulai panas terkena sinar matahari.

"Kak Ella dikenakan hukuman lari lima kali keliling lapangan," ucap Rian dengan wajah seriusnya.

"Damn!" Umpat kecil Della.

"Kenapa mau mengelak dari hukuman?" Tanya Rian dengan bersedekap dada.

"Nggak, sekarang gue mulai," jawab Della lalu berlari kecil.

"Shit! Apa yang salah dengan suaminya? Tidak biasanya seperti... Ah sudahlah! Ini sudah ada perjanjian dalam pernikahan gue sama Ian," batin Della.

***

"Semangat Rina! Ini tinggal putaran yang kelima," seru Della menyemangati dirinya.

Beberapa langkah lagi dan ya sekarang hukumannya telah diselesaikannya dengan baik.

Della melangkah ingin mendekati Rian tetapi yang ia lihat Rian nya sudah tidak ada.

"Huh, sudahlah lebih baik gue ke kantin," gumam Della dengan mengelap keringatnya.

Seperti biasa dirinya akan duduk di meja pojok bersama para sahabatnya tetapi yang didapatkan hanyalah tatapan sinis dari para sahabatnya. Akhirnya ia tidak jadi duduk di sana dan duduk menyendiri di meja yang lain.

"Gue salah apa," gumam Della dengan menundukkan wajahnya.

"Coba lihat! Queen bully dijauhi temannya."

"Kasian deh! Oh kasian! Oh kasihan! Aduh kasihan!"

"Makanya jadi orang itu jangan suka jahat!"

Tiba-tiba seorang siswi berlambang kelas sepuluh itu duduk di kursi disamping Della.

"Lo nggak takut sama gue? Seperti yang dibilang yang lain gue itu jahat," celetuk Della dengan menyeringai.

Siswi itu tersenyum manis lalu menggeleng kepalanya.

"Aku nggak takut sama kakak, soalnya kakak baik. Kakak lupa sama siswi yang ditolong kakak saat dibully di toilet?"

Della mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ingat kejadian itu.

"Ah! Itu Lo! Nggak gue nggak baik. Gue cuman kebetulan lewat," ucap Della mengedikkan bahunya.

"Kakak nggak perlu merendahkan diri. Kenalin nama aku Bunga Zakeisha Maheswari kakak bisa panggil aku Bunga."

"Maheswari?" Della mengeryikan keningnya rasanya ia pernah mendengar nama itu tapi dimana.

"Iya, kakak nggak perlu bingung lagi aku adik tiri kak Auri," Jawab Bunga dengan tersenyum kecil.

Della mengerutkan kening heran bukannya Auri itu anak tunggal dan tidak punya saudara.

"Aku anak yang dirahasiakan hehe, karena aku itu anak haram keluarga mereka," ucap Bunga dengan terkekeh kecil tetapi di matanya menyimpan banyak sebuah luka.

"Nggak boleh ngomong gitu, nggak ada di dunia ini yang namanya anak haram karena itu kesalahan orang tuanya bukan sang anak. Karena semua anak itu terlahir suci," ucap Della dengan tersenyum tulus.

"Makasih, Kak."

Della hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan makannya. Della walaupun seheboh bagaimanapun dia akan selalu menomorsatukan makan.

Della merupakan tipe makan banyak alias tambah terus tetapi berat badannya tetap segitu terus tidak mau bertambah sehingga menyebabkan badannya jadi bagus tanpa melakukan diet.

"Lo mau?" Tanya Della menawarkan makanannya.

"Nggak deh kak makasih, aku alergi udang soalnya," jawab Bunga dengan terkekeh kecil.

"Wah, sayang deh Lo nggak bisa nikmatin udang padahal udang ini the best!" Seru Della dengan terkekeh kecil.

Kring! Kring!

"Yah! Yah! Padahal gue belum habis makan udah bunyi aja tuh bel," seru Della dengan muka masam.

"Kak."

"Oh iya kenapa?" Tanya Della dengan menatap Bunga.

"Orang yang jahat belum tentu sebenarnya jahat. Orang yang polos dan baik belum tentu selamanya baik. Aku pergi duluan ya kak," ucap Bunga yang melangkah pergi.

"Ah iya!" Seru Della dengan wajah bingung.

"Apa maksud Bunga?" Batin Della.

***

Della melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah.

"Aduh capeknya, padahal sudah kelas dua belas masih aja diminta urusin ekskul," ucap Della dengan merenggangkan ototnya.

Krak

Sebuah injakan ranting kayu terdengar ditelinga Della tetapi Della berpura-pura santai dengan jalan yang sedikit dipercepat.

Sebuah sapu tangan membekap mulutnya ia mencoba memberontak tetapi seluruh penglihatannya menggelap.

***

Halo semuanya 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖


Queen Bully vs Good Boy [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang