✓Bab 27🍃

997 72 0
                                    

"Biarkan wanita licik ini saya yang urus!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biarkan wanita licik ini saya yang urus!"

Della terbelalak kemudian meletakkan tangannya di dada kiri bertepatan dengan detak jantung. Lalu menundukkan kepalanya seperti salam keluarganya.

Para penghuni kantin sontak tercengang melihat kejadian yang beberapa detik yang lalu bahkan Rissa dkk, karena selama mereka dulu sering ke rumah Della tidak pernah melihat yang seperti ini.

"Papa dan mama ada urusan apa disini?" tanya Della dengan wajah datar.

Papa Theo hanya tersenyum kecil melihat putrinya yang semakin dewasa dan tegas. Juga Mama Ayu yang tersenyum manis dengan mata yang berkaca-kaca menatap putrinya.

"Pa... Ma... Kalian kenapa?" Tanya Della yang mencoba mengontrol ekspresi wajahnya.

"Kita nggak perlu lagi kan ma rahasiakan ini hehe," ucap Theo dengan cengengesan.

Plak!

"Iya! Cepat jelasin ke Rina!" Seru Ayu dengan tatapan tajam.

"Ternyata sifat pemarah Ella diturunkan oleh mamanya," batin Rian.

"Iya, sabar atuh ma galak amat," celetuk Theo dengan nada memelas.

Ayu melotot menatap Theo kemudian Theo mengiyakan permintaan kanjeng mami kalau tidak bisa disuruh tidur diluar rumah.

***

Flashback

"Maaf Bu Pa, anak ibu dan bapak sudah membully temannya bahkan sudah ada saksi dari yang lain."

"Ada bukti nyata nggak? Kalau gitu aja saya juga bisa lukai diri saya sendiri," sindir Ayu dengan menatap sinis kedua orang tua Lia sekaligus Lia nya.

Orang tua Lia hanya diam dengan wajah yang memucat. Dia tidak berani berurusan dengan perusahaan besar bisa-bisa perusahaannya dibuat bangkrut.

Lia dengan beraninya menatap tajam kedua orang tua Della seperti tidak ada takut-takut nya kepada mereka.

"Wow! Berani ya menatap orang tua seperti begitu. Bapak dan ibu anaknya diajarin lagi ya untuk lebih sopan kepada orang tua," ucap Ayu dengan tersenyum palsu.

Theo dan Ayu berdiri kemudian menatap sang guru yang sedikit gemetaran ia sebenarnya juga takut berurusan dengan pengusaha yang satu ini, tetapi ini sudah tugasnya sebagai guru yang harus adil kepada siswanya.

"Ibu tenang aja, Rina akan saya pindahkan sekolah. Kebetulan saya akan ada bisnis diluar kota dalam beberapa waktu yang lama. Terima kasih Bu sudah bersikap adil tanpa membedakan anak saya. Saya dan istri saya permisi," papar Theo lalu meninggalkan ruangan guru itu.

Saat diruang kerja Theo dan Ayu berencana untuk mendidik anaknya dengan cara tegas walaupun agak sedikit keberatan, tetapi sekarang makin banyak rekan bisnis yang licik jadi ia harus mengajarkan anaknya berbisnis yang benar.

"Kita akan mengajarkannya dari tata krama dan sopan santun terlebih dulu. Lalu kita akan memberitahu cara mengontrol ekspresi wajah serta kita akan memaksanya untuk belajar walaupun cara ini sedikit mentalnya agak terganggu nanti," tandas Theo dengan wajah serius.

"Benar, mulai hari ini kita akan bersikap dingin kepada Rina agar dia bersikap mandiri walaupun rasanya agak berat," sahut Ayu dengan tersenyum palsu.

Theo kemudian memeluk Ayu untuk menenangkan dirinya juga istrinya. Jika bukan begini bisa-bisa nanti kedepannya Della yang akan tidak siap mentalnya.

***

Della menatap kedua orang tuanya dengan berkaca-kaca ternyata papa mamanya menyayangi dirinya.

Theo dan Ayu melambaikan tangannya seperti perintah untuk mendekati mereka. Lalu keluarga ini berpelukan juga diiringi Rian yang disuruh untuk bergabung.

"Aduh! Putri kecilku kok jadi cengeng. Jangan cengeng ih malu dilihat cowoknya," ledek Theo sembari menghapus air mata Della.

"Ian juga sering nangis di depan Della kok," sahut Della dengan menatap Rian jahil.

Baru saja tadi episode sedih-sedih sekarang sifat jahil Della mulai kambuh lagi.

Rian hanya menundukkan kepalanya malu dong aibnya dibilang istri ke mertua.

"Ini ada apa ih! Auri nggak ngerti. Auri nangis nih kalau nggak ada yang jelasin," seru Auri ditengah-tengah keributan.

"Nanti Radit jelasin," sahut Radit untuk menenangkan Auri yang kayaknya mau mengacaukan acara mengharukan keluarga mereka ya walaupun bisa dibilang tidak terlalu mengharukan.

Tiba-tiba dibelakang datang kedua orang tua Rian bersama kedua orang tua Lia.

"Rian nggak mau peluk bunda, biasanya selalu nempel sama bundanya," cibir Deon dengan nada mengejek.

Rian hanya diam tanpa bergerak kalau sekarang mau manja-manja bisa-bisa dirinya akan ditatap satu sekolah sama mertuanya.

"Lagi malu kali yah, kan ada mertuanya," sahut Putri sembari menatap jahil putranya.

Wajah Rian semakin memerah akibat godaan dari para orang tua dan istrinya, juga tidak lupa dengan sahabatnya.

"Ow! Kamu ketahuan! Anak bunda nggak mau meluk bunda emangnya. Tuh bundanya datang," ledek Radit lalu tertawa terbahak-bahak.

Rian yang sedari tadi mencoba bersabar akhirnya kehabisan stok kesabarannya.

"Bunda... Coba liat Radit ejek Rian...," rengek Rian dengan mata berkaca-kaca.

Sontak Rian menjadi bahan gurauan para sahabatnya dan para orang tua. Sedangkan Della hanya tertawa kecil melihat Rian yang ngambek kepada yang lain.

***

Halo semuanya 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Semoga bagus ya
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖

Queen Bully vs Good Boy [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang