✓Bab 32🍃

932 56 5
                                    

Della menatap langit malam di balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Della menatap langit malam di balkon kamarnya. Di langit terdapat banyak bintang dan bulan yang bersinar dengan terang. Ia berharap dirinya akan seperti bulan yang dapat menyinari semuanya disaat bersamaan.

Beberapa hari ini pula dirinya mendapatkan teror dari nomor yang dikenal.

Sebenarnya ia sudah sangat risih karena terus-terusan diteror seperti ini tetapi ia tidak ingin merepotkan mereka semua.

Ingatkan dulu saat Della merasa ada yang mengiringinya awal mulanya berawal dari sana. Bahkan ia dikirim sebuah foto dirinya bersama dengan Rian saat berada di bus camping.

Dirinya tidak tahu apa motif yang diinginkan oleh pelaku. Uang? Kalau uang dia akan memberi tetapi tetap ia laporkan ke polisi. Tetapi kalau ini teror yang tidak penting ia terlalu malas mengurusnya walaupun agak risih.

Ia ingin sekali cerita sama Rian tetapi sama saja dirinya membuat khawatir yang lain apalagi ini pelakunya belum diketahui motifnya bisa-bisa nanti bukannya membantu malah heboh.

"Kamu kenapa?"

Sebuah suara yang lembut menyadarkan ia dari lamunannya. Ia hanya menatap dan menggeleng-geleng kepala seorang tidak ada terjadi apa-apa.

"Kamu bisa bohongin yang lain tetapi tidak dengan Ian," ucap Rian dengan memegang kedua pipi Della dan menatap serius.

Ia menghela nafas panjang memang benar ia tidak bisa berbohong dengan Rian karena mereka kenal dari kecil.

"Kalau aku bilang, aku kena teror gimana," ucap Della dengan menatap mata Rian.

"Teror? Kamu dapat teror? Dari kapan?" Tanya Rian dengan beruntun.

"Iya dari nomor nggak dikenal, awalnya dari semenjak yang kamu nggak ke parkiran sekolah dan saat aku marah-marah di ruang OSIS saat kamu rapat. Setelah itu aku dapat teror beruntun," jawab Della dengan menundukkan kepalanya.

Rian mengangkat alisnya kemudian tersenyum kecil dan menjulurkan tangannya.

"Ngapain? Minta uang?" Tanya Della dengan wajah bingung.

"Bukan... Pinjem handphone kamu," jawab Rian dengan terkekeh kecil.

Sontak saja wajah Della memerah karena malu. Ia sudah dengan pedenya mengira kalau Rian ingin menggenggam tangannya.

Ia lalu mengambil handphonenya yang bertengger di atas meja belajarnya.

Rian juga mengambil laptopnya kemudian mencolokkan kabel USB ke laptopnya. Ia duduk sembari menunggu Della yang mengambil handphonenya.

"Ini Ella ngambil handphone atau gimana kok kayak lama banget serasa berabad-abad," Gumam Rian dengan menggaruk tengkuknya.

***

Disisi lain Della sedang kelabakan menghapus foto idol dan aktor China yang ada di handphonenya

Disisi lain Della sedang kelabakan menghapus foto idol dan aktor China yang ada di handphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah paniknya berhenti setelah fotonya sudah ia pindahan kan ke dalam flashdisk nya. Ia kemudian berjalan mendekati Rian yang tengah duduk menunggunya.

"Nih, udah. Lo sebenarnya mau ngapain sih," ucap Della mendudukkan dirinya disamping Rian.

"Lama banget sih La, ngapain aja. Nanti kamu lihat aja," ucap Rian dengan menyeringai.

Della sangat terkaget-kaget melihat sikap Rian yang seperti sekarang. Ia baru kali ini melihat Rian menyeringai seperti ini Rian nya semakin ganteng.

Ia melihat tangan Rian yang mengetik sangat cepat dan muncul kode-kode yang tidak ia mengerti. Sudahlah kalau tentang kalau tentang kode-kode ia tidak mengerti, kode para cewek saja ia tidak mengerti apalagi ini.

"Mau ngapain sih Ian?" Tanya Della dengan mengerutkan keningnya.

"Mau cari lokasi yang teror kamu dan beri dia hadiah," jawab Rian dengan tersenyum kecil.

"Loh kok dikasih hadiah sih Ian! Kegirangan dong dia," seru Della dengan raut wajah bingung.

"Hadiah yang membuat orangnya sangat kaget," UCAP Rian dengan tertawa kecil.

"Ya apa?!" Seru Della yang sudah sangat kesal.

"Hadiah virus dari aku Ella, nanti handphone si peneror jadi rusak saat itu kita cari tahu," jelas Rian dengan terkekeh kecil karena gemas melihat Della yang kesal.

"Oh gitu," sahut Della dengan mengangguk wajahnya.

"Ah! Dapat! Alamat nya di perumahan citra bumi," seru Rian saat mendapatkan info penting.

"Nggak mungkin dia kan? Selama ini dia yang bantu bongkar rahasia Lia," batin Della.

"Ella, hey. Kenapa ada masalah hmm? Kamu nggak usah pikirin nanti aku akan bantu kamu sebisa mungkin cari peneror nya jika perlu aku minta bantuan ke ayah," ucap Rian dengan tersenyum manis dan mengelus lembut kepala Della.

"Ah nggak papa, ayo tidur sudah sangat larut malam," ajak Della dengan tersenyum.

***

Halo semuanya 👋🏻
Apa kabar?
Makasih sudah mampir dan baca 😌
Nantikan selalu momen berharga 🙌🏻
Jangan lupa vote dan komen 💖

Queen Bully vs Good Boy [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang