Happy Reading and Enjoy~Tatapannya kini beralih kepada Nathalie yang meringkuk di lantai. Ia berjongkok, tersenyum sinis ketika berucap, "Jalang."
Arthur memegang tangan Nathalie, menariknya kuat tanpa mempedulikan jeritan wanita itu. Beberapa hari ini banyak pekerjaan yang harus di selesaikannya, jadwal tidurnya terganggu. Dan semua itu bersangkutan dengan wanita yang saat ini berada dalam genggaman tangannya. Wanita yang sialnya berpura-pura polos untuk bisa mengelabuinya.
"Ar-Arthur ..."
Nathalie merintih, ia langsung berpaling. Rasa jijik hadir saat mendengar Nathalie memanggilnya dengan terbata-bata. Ini pasti peran baru yang dimainkannya. Ah, bukan peran baru, tetapi peran lama yang hampir dipercayai Arthur sebagai sifat wanita itu.
"Jangan berpura-pura lagi di hadapanku."
Ia menjepit kedua pipi Nathalie. "Siapa dirimu yang sebenarnya, Nathalie. Jangan main-main denganku, kau pikir kau bisa membohongiku?"
Demi Tuhan, Arthur tidak pernah memukul wanita. Ia tidak pernah menyakiti wanita barang seujung kuku pun dan saat ini perlakuannya sudah sangat kasar. Seolah melupakan janjinya pada ibunya agar memperlakukan semua wanita dengan lembut, ia malah menarik rambut Nathalie hingga wanita itu terdongak. Kesal dengan sifat palsu wanita itu.
"Pacarmu ada di tanganku dan temanmu juga, apa kau pikir aku tidak bisa membunuh mereka?"
Ia tidak berharap banyak. Nathalie bisa mendekatinya hingga sejauh ini menunjukkan bahwa dirinya sudah sangat mahir dalam menjalankan misi. Arthur tidak berharap Nathalie membocorkan segala hal tentang misi yang sedang di jalankannya, ia hanya ingin melihat sifat asli dari wanita itu. Arthur ingin Nathalie melawan tindakannya, bukan berdiam diri dengan tangisan kepalsuan.
Diancam seperti itu malah membuat Nathalie mengkerut, gadis itu menangis. Tubuhnya bergetar, bahkan dia tidak berani menatap Arthur. Ia menghela napas untuk menetralkan emosinya, jika tidak ditahan bisa-bisa Arthur melayangkan tangannya untuk menampar pipi wanita itu.
Masih dengan menarik rambut Nathalie, Arthur membawa wanita itu menuju sel Tom. Sebelum itu ia berucap agar Zack segera di obati dan di masukkan ke dalam sel. Jika tidak di obati lelaki itu pasti akan mati. Arthur tidak mau saksi matanya mati berulang kali.
Sebelum sampai di sel tempat Tom berada, langkah Nathalie terhenti. Wanita itu menangis sesenggukan. Tangannya yang lembut menyentuh tangan Arthur yang berada di rambutnya.
"Ja-jahat, hiks!"
Arthur memutar kedua bola matanya. Muak melihat sifat Nathalie. Jika wanita itu tidak berpura-pura, mungkin saat ini ia akan membujuk dan merayu Nathalie agar wanita itu tidak menangis dan ketakutan, tapi kali ini masalahnya berbeda.
Tangisan Nathalie juga tampak natural. Wanita itu menangis kuat, hingga sulit bernapas. Dadanya naik turun, bahkan wanita itu harus menarik napas berulang kali agar bisa menghirup udara. Arthur menurunkan tangannya dari rambut Nathalie. Wanita itu langsung terduduk di lantai sembari memegangi dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Bird
Romance"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta." Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...