Happy Reading and Enjoy~
Seharusnya hari ini ia menemui Tom dan menanyakan kepada lelaki itu tentang keluarga Nathalie, dan apa tujuannya berkeinginan untuk membunuh Nathalie, tetapi tujuannya untuk menemui Tom didahulukan dengan kabar kematian pria itu.
Seperti biasa, Arthur sedang duduk sembari membaca laporan-laporan yang harus dikerjakan. Telepon masuk dari bawahannya yang menjaga Tom.
"Maaf memberitahukan hal ini kepada Anda, Tuan. Tawanan Anda bunuh diri."
Arthur langsung berdiri dari duduknya. "Apa katamu?" tanyanya dengan suara dingin.
"Bukankah sudah kubilang jauhkan seluruh benda tajam yang berada di dekatnya, kau tidak mendengarkan perintahku?" Suaranya terdengar mengerikan.
Mengambil pelajaran dari mata-mata Allard yang memilih bunuh diri, Arthur menyuruh bawahannya untuk menyingkirkan semua benda tajam yang berada di dekat Tom. Karena kebanyakan orang yang berputus asa, pasti cenderung memiliki keinginan untuk membunuh dirinya sendiri.
Padahal, hanya Tom satu-satunya peluang terbesar Arthur untuk mendapatkan informasi tentang Nathalie. Ia juga harus menemukan informasi tentang teman yang menjual Nathalie. Arthur melirik Nathalie yang tertidur di sofa, seketika tatapannya melembut. Gadis itu harus mendapatkan keadilan.
"Ka-kami sudah menjauhkan semuanya, tuan. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi dari mulutnya keluar darah dan busa. Saya rasa dia meminum pil atau obat-obatan, karena tubuhnya bersih dari luka."
Ada seseorang yang merencanakan kematian Tom. Seperti yang sudah di duganya.
"Kapan kejadiannya?"
"Baru saja, Tuan."
Arthur melirik Nathalie sebelum memilih pergi menjauh, ia tidak mau suaranya terdengar oleh Nathalie. Tidur gadis itu pasti terganggu.
"Tutup seluruh pintu yang ada di ruangan, jangan biarkan ada yang keluar sampai aku datang. Perhatikan semua orang yang ada di sana."
"Baik, Tuan."
Setelah menutup telepon, ia menghampiri Nathalie yang berada di sofa. Menunduk untuk melayangkan kecupan singkat. Ketika ia ingin melangkah, Nathalie terbangun dan langsung menarik lengan bajunya.
"Ikut."
Senyum terukir di bibirnya. Gadis itu baru bangun tidur, tapi langsung bereaksi ketika melihat dirinya pergi. Arthur mengelus pipi Nathalie lembut.
"Tempat yang ku datangi bukan tempat yang bagus untukmu. Apa kau yakin ingin ikut?"
Nathalie mengangguk dengan cara yang menggemaskan. Seluruh rambut gadis itu memenuhi wajahnya karena ia mengangguk terlalu kuat.
"Bagaimana jika di sana kau ketakutan dan ingin pulang? Aku akan lama berada di sana. Lagipula, aku sudah meningkatkan keamanan di sini, kau bisa tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Bird
Romansa"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta." Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...