Happy Reading and Enjoy~
Dengan langkah lebar Arthur memasuki rumah Ara yang terasa nyaman, berbanding terbalik dengan keadaan yang sering terjadi di dalamnya. Tadi malam Ara menelponnya dan menyampaikan kabar yang mengejutkan.
Ia melihat Ara terbaring malas di atas sofa, meringkuk bagai anak kehilangan induknya.
"Apa yang kau rasakan?" Arthur bertanya ketika langkahnya semakin dekat, ia memilih duduk di sofa dengan gaya malas, menatap kembarannya dengan wajah letih.
"Entahlah, kurasa duniaku akan hancur. Alex pasti tidak mau menerima anak ini." Ara mendongak menatap Arthur dengan wajah cemberut.
"Daddy dan mommy akan tau jika aku nekat memberitahu Alex tentang kehamilan ini dan yah, aku tidak tau apa yang akan terjadi pada kita."
Arthur mengetapkan rahangnya, menahan gejolak amarah yang berkobar.
"Kenapa kau nekat menikah, terlebih pada lelaki sialan seperti Alex! Jika kau ingin menghindari malam itu seharusnya kau bisa mengatakannya padaku, aku bisa—
"Dan membiarkanmu menikahiku?" potong Ara sinis.
Ini pertama kalinya mereka membahas dosa besar yang terjadi pada saat itu. Sejak mereka terbangun dengan keadaan tanpa sehelai benang dan saling berpelukan, pertengkaran dingin mulai terbentuk.
Dan mereka berdua sama-sama yakin tidak ada yang paling disalahkan dalam hal ini. Nyatanya, mereka berdua sama-sama salah.
Yang paling mengerikan adalah, mereka sama sekali tidak mengingat apapun yang terjadi pada malam itu. Ingatannya hanya terputus saat mereka tidur di ranjang yang sama dalam keadaan mabuk berat.
Arthur mengangkat kedua bahunya ringan.
"Aku tidak mungkin melakukan itu, kita berdua bisa dibunuh Daddy. Sayangnya, aku ingin hidup lebih lama lagi."
"Aku juga," Ara menimpali dengan cepat.
"Lalu apa yang akan kau lakukan jika tidak ingin menikahiku, Arthur?"
"Mencarikan calon yang tepat untukmu."
Wajah Ara berubah masam. "Aku bisa mencari suamiku sendiri."
Arthur menghela napas jengkel, menyandarkan tubuhnya dengan gaya malas.
"Suami yang kau cari tidak berguna seperti Alex. Miskin dan pemalas, dia akan menjadi parasit untuk hidupmu. Dan seharusnya kau tidak perlu terburu-buru seperti itu untuk menikah, apa kau tidak ingin menikmati masa lajangmu lebih lama lagi?"
Ara mengerutkan dahinya, dengan susah payah ia duduk, seolah berat tubuhnya bertambah 5kg. Merasakan ada makhluk hidup di perutnya membuatnya sedikit tidak nyaman. Kehamilan ini sudah diketahui olehnya jauh sebelum ia memberitahu Arthur. Hanya saja, ini saatnya yang tepat untuk memberitahu Arthur karena semakin lama perutnya membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Bird
Romance"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta." Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...