Happy reading and enjoy~
Saat ingin menangkap semua anak anjing, maka tangkap ibunya terlebih dahulu. Kini ia berhadapan dengan Neve, wanita itu menatapnya tajam. Bersikap sombong setelah semua yang telah dilakukannya. Senyum Arthur mengembang dengan sinis. Apa karena di sebelah ada ayahnya yang hebat itu.
"Arthur, sudah lama aku tidak melihatmu."
Ayah Neve tidak bersalah, anaknyalah yang memulai untuk berperang. Jika ayahnya setuju pada kesepakatan ini, maka Arthur akan memaafkan, tapi jika ayahnya mendukung, itu artinya perang akan dimulai.
"Begitulah, paman. Keadaan ku buruk karena anak Anda."
Aduardo mengerutkan dahinya. "Neve maksudmu?"
Ternyata Aduardo juga tidak tahu kelakuan anaknya seperti apa.
"Aku meminta pertemuan resmi seperti ini bukan tanpa alasan. Neve menggelar pesta pernikahan dan mengatasnamakan aku sebagai mempelai prianya. Paman, aku tidak pernah menjalin hubungan yang spesial dengan Neve. Aku mempunyai wanita yang saat ini terbaring di rumah sakit karena anak Anda."
Arthur mengepalkan kedua tangannya, menarik napas lalu menghembuskannya perlahan untuk meredam emosinya.
"Tidak masalah jika dia ingin membuat orang lain celaka dengan uang dan juga koneksinya, tapi masalahnya di sini. Yang dia buat celaka itu calon istriku! Dia sekarat dan hampir mati, apa paman tau apa artinya itu?"
Suara Arthur menggeram. Ia mati-matian menahan diri agar tidak mencekik leher Neve. Wajah Aduardo memerah, mungkin karena malu dan marah. Lelaki itu menoleh ke arah anak perempuan satu-satunya. Tidak ada raut penyesalan di wajah itu. Seolah tersadar dengan sesuatu yang terasa keras, Aduardo menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Paman tahu aku menghormati paman karena jalinan bisnis di antara keluarga kita. Rasa suka tidak bisa dicegah, yang menjadi poin utama di sini adalah, bagaimana seseorang itu bisa mengatur perasaan sukanya."
Soal Neve yang mengirimi Arthur surat dan juga soal Neve yang suka kepada Arthur sudah diketahui Aduardo. Lelaki itu menyangka bahwa selama ini hubungan Arthur dengan Neve membaik dan mengalami kemajuan. Siapa sangka ia mendapat kabar bahwa rasa suka anaknya sudah berubah menjadi obsesi yang parah.
"Dengan apa aku meminta maaf padamu, Arthur? Aku salah mendidiknya. Karena dia tumbuh tanpa ibu, semua keinginannya menjadi prioritas bagiku. Aku berusaha untuk membuatnya nyaman dan mengabulkan keinginannya. Aku tidak menyangka semua ini terjadi."
"Ayah, mengapa minta maaf padanya? Aku tidak salah."
"Diam!"
Neve terperanjat. Baru kali ini ia mendengar Aduardo meninggikan nada bicaranya.
"Aku ingin bertanya padamu, Neve. Mengapa kau menggelar pernikahan atas namaku?"
Wanita itu menatap Arthur tajam. Seharusnya ia yang marah di sini, Neve seenaknya mencantumkan dirinya sebagai mempelai pria.
"Aku ingin menikah denganmu! Aku sudah menunggu selama dua tahun untuk mendapatkan kesempatan itu. Kau tidak menjalan hubungan dengan siapapun, omong kosong apa itu? Kau bilang dia calon istrimu, aku yang lama mengenalmu, Arthur. Aku yang lebih dulu suka padamu."
Pandangan Neve tampak terluka, membuat Arthur berdecih.
"Neve! Apa kau tahu letak kesalahanmu?"
"Aku tidak salah, daddy! Itu memang benar. Hanya aku yang mencintainya dengan tulus, dia tidak bisa merasakan niat jahat dari wanita licik itu karena pikirannya sudah ternodai. Daddy pasti juga bisa meli ..."
Plak!
Hening.
Tamparan itu cukup keras, hingga membuat Neve terhuyung. Aduardo berusaha mati-matian menahan amarahnya.
"Aku salah membesarkanmu, aku malu mempunyai anak sepertimu."
Tubuh lelaki itu bergetar. Arthur dapat memahaminya, pasti Aduardo sangat kecewa. Neve dibesarkan dengan kasih sayang dan harta yang melimpah, wanita itu sama sekali tidak bisa berpikir bahwa di dunia ini ada beberapa hal yang tidak bisa didapatkan meski dengan kekuasaan dan uang sekali pun.
"Daddy menampar aku?" tanyanya dengan nada tak percaya.
"Aku akan menamparmu lagi jika kau tidak menyadari kesalahanmu."
Arthur berdehem. Ia tidak mau menonton drama keluarga ini lebih lanjut.
"Aku mau dia meminta maaf dengan Nathalie, aku juga mau dia disembuhkan. Paman tahu bahwa penyakitnya sudah parah?"
"Aku tidak sakit!" Neve berteriak.
Kenapa semuanya berantakan? Skenario ini sudah tersusun rapi, kalau saja Arthur tidak datang ke desa itu pasti sekarang mereka sudah menikah. Semua ini gara-gara wanita jahat itu.
Arthur menatapnya tajam, jika tatapan bisa membunuh, mungkin saat ini Neve sudah mati.
"Aku memberimu keringanan karena aku menghormati paman, tapi jika paman dan kau menganggap hal ini tidak penting, jangan salahkan aku jika aku juga akan bersikap hal yang sama."
Kini pandangannya beralih pada Aduardo. "Aku yakin paman pasti pernah mengalami perasaan ini, tidak mau kehilangan seseorang. Jika bisa nyawa paman saja yang diambil. Itu yang saat ini ku rasakan. Aku ingin Neve dijauhkan dariku, semua kekuasaannya dengan nama keluarga Riccardo dicabut."
Aduardo mengangguk. "Aku akan menghukumnya lebih kejam dari itu, kau tidak perlu khawatir. Ku harap calon istrimu baik-baik saja."
Arthur menunduk. "Kuharap juga begitu."
Neve berdiri dan menudingkan tangannya ke arah Arthur. "Sudah kubilang kau terlalu percaya padanya. Apa kau tau dia berselingkuh dengan Willy? Willy sudah tidur dengannya dan mereka sebentar lagi akan menikah. Kau mengatakan aku gila, tapi kaulah yang lebih gila. Kau merebut calon istri orang lain. Aku sudah menempatkan Willy di samping wanita itu selama dua tahun, kau pikir dia wanita baik-baik yang masih suci. Dia hanya berpura-pura baik!"
Napas wanita itu terengah. Balutan emosi tampak jelas dari wajahnya.
"Willy kau bilang?"
"Ya! Willy yang akan menjadi suaminya, dia adalah orangku. Kenapa? Kau pasti terkejut karena wanita yang kau anggap polos itu mengkhianatimu, kan?"
Kedua tangan Arthur mengepal. Beraninya lelaki itu.
"Paman, aku akan membuat keluarga kita bermusuhan. Aku juga bisa membuat kekuasaan kalian di italia hilang dalam sekejap, semua itu tergantung pada didikan Anda dalam mengurus masalah yang terjadi pada Neve. Jika aku mendapati hal seperti ini terjadi lagi, tidak, jika aku melihat Anda masih membebaskannya, itu artinya bendera perang akan beraksi."
Setelah mengatakan itu, Arthur beranjak pergi dengan emosi yang memenuhi dadanya. Ia sangat marah pada Neve, tapi lebih marah lagi pada Willy. Beraninya lelaki itu mendekati Nathalie dan ingin menikahi gadis itu, sementara dirinya suruhan orang lain. Kepalanya berdenyut karena ia terlalu marah.
Syukurlah ia datang tepat waktu, jika Nathalie berhasil menikah dengan Willy, bukankah masa depan gadis itu menjadi suram. Bisa-bisa Nathalie kembali di siksa dan dijual. Neve sudah gila, wanita itu tidak waras dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Natahlienya yang polos. Hatinya berdenyut perih, ia akan menghajar Willy habis-habisan. Tiada maaf bagi lelaki kurang aja itu.
Bersambung ...
Seingetnya itu aku uda update, tapi ternyata belum. Kelupaan. Maapin, nih update dua kali deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Bird
Romansa"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta." Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...