"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta."
Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading and enjoy~
"Wah, aku merasa benar-benar hidup."
Willy yang mendengarnya tertawa. Nathalie menopang wajahnya di pingiran jembatan. Wanita itu tidak ingin turun, hanya ingin menghidu aroma laut yang asin dari atas jembatan saja.
Sebenarnya saat inilah waktu yang bagus untuk melamar Nathalie. Ia memakai jas dan pakaian yang rapi dan Nathalie juga mengenakan dress. Willy mengepalkan kedua tangannya. Memangnya kenapa jika Nathalie masih menyimpn perasaan pada Arthur, ia merasa percaya diri bisa membuat Nathalie menyukainya.
Neve yang mengirimnya ke sini dengan misi memikat Nathalie dan membuat gadis itu jatuh ke pelukannya. Jika Nathalie menyukainya, gadis itu pasti menolak Arthur. Awalnya seperti itu, tapi setelah melihat Nathalie dan mengamati pergerakan gadis itu, membuatnya benar-benar tertarik dan jatuh dalam pesonanya.
Willy menjalankan tugas ini dengan bersungguh-sungguh. Ia juga tidak peduli apakah ini bagian dari tugas atau bukan. Seandainya Neve menyuruhnya untuk meninggalkan Nathalie dan keluar dari misinya saat ini, Willy akan menolak dengan tegas.
Senyumnya mengembang ketika mengingat kesan pertamanya bertemu Nathalie. Neve tidak perlu takut dengan gadis seperti Nathalie. Gadis yang terlalu baik dan polos, hingga membuat Willy merasa Nathalie gadis dewasa dengan jiwa anak-anak. Sikapnya yang selalu membuka tangan pada siapa saja yang menariknya membuat Willy diam-diam merasa khawatir.
Ia takut orang-orang jahat memanfaatkan hal itu dan mencelakai Nathalie. Ia dengan sukarela menjaga gadis itu dari mara bahaya yang ingin menghampirinya, lalu perlahan rasa sukarela itu menjadi sebuah tanggung jawab sebagai seorang lelaki dengan wanitanya.
"Kapan terakhir kali kau melihat laut?"
Nathalie tampak berpikir, lalu senyumnya mengembang. "Delapan bulan yang lalu, sejak kau mengajakku ke laut. Itu kali pertama aku datang ke laut setelah bertahun-tahun, lalu sekarang. Aku benar-benar senang."
Padahal jarak laut dari tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh, hanya tiga jam.
"Kau membuatku sedih. Kalau begitu aku akan mengajakmu ke laut setiap hari."
Nathalie tertawa lalu memukul bahunya pelan.
"Apa kau mau es krim? Aku akan turun ke bawah"
"Boleh." Gadis itu mengangguk dengan semangat.
Tindakannya membuat Willy merasa gemas, lelaki itu mengulurkan tangan untuk mengacak rambutnya. Saat Willy melangkah sesuatu terjatuh dari sakunya. Sebuah kotak berbentuk hati dengan lapisan kain beludru. Buru-buru Willy memungutnya.
"Beritahu aku jika kau berhasil melupakan kekasihmu yang berada di kota itu, aku siap melamarmu saat itu juga."
Sebelum Nathalie menjawabnya, Willy langsung pergi meninggalkannya dengan sedikit berlari. Nathalie menggigit bibir bawahnya pelan. Ia nyaman berada di samping Willy, bukan tidak menyadari gerak gerik lelaki itu. Ia menunduk untuk menatap ponselnya.