D e l a p a n

262 50 1
                                    

"Ayo pulang bareng gue," ajak Leon yang sudah nangkring diatas motor sport kesayangannya.

Bara mendelik tajam pada Leon, "Pulang aja sendiri, gak usah ngajak Zia. Dia pulang bareng gue," sewotnya.

Leon terkekeh pelan, "Oh yaudah, gue pulang bareng Vika aja kebetukah dia pulangnya gak dijemput," ucapnya memanas-manasi Bara.

Ketika Leon hendak menyapa Vika, Bara terlihat kebingungan sekaligus tidak terima jika Vika diantar pulang oleh Leon. Lalu dia harus memilih siapa? Sahabatnya atau orang yang sudah membuatnya jatuh cinta?

"Le, awas kalo sampe Zia terluka karena dibawa sama lo!" ancam Bara lalu berlalu menghampiri Vika tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Ziana.

Ziana merasakan nyeri dihatinya, Bara pergi meninggalkannya. Dari sini Ziana tahu, cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.

Tapi, yang menjadi pertanyaan mengapa Bara tak memberitahu dirinya jika dia menyukai Vika. Biasanya jika dia sedang mencintai seseorang, dirinyalah yang akan menjadi orang pertama yang Bara beritahu.

Tawa Leon mengudara, Ziana mengalihkan tatapannya pada pemuda itu.

"Kasian banget hidup lo," ledeknya. "Udah jangan ngarep sama Bara, dia kayaknya suka sama Vika." imbuhnya mengompori.

Ziana mendelik tajam, dia tak ingin menunjukan rasa sedih dan sukanya pada Bara dihadapan Leon.

"Emang apa masalahnya sama gue?" tanya cewe itu dengan nada sewot.

Leon kembali tertawa. "Keliatan banget," kata Leon membuat Ziana bingung.

"Apanya?"

"Bohongnya," jawab Leon cepat lalu kembali tertawa.

Ziana menghentakan kaki kesal dengan bibir mengerucut.

"Ayo naik, bentar lagi hujan." ajak Leon.

Ziana masih berdiri sebal tanpa ingin menatap Leon yang ada dihadapannya.

"Oke, kalo gitu gue cabut ya Zi, see you," pamit Leon kemudian menyalakan mesin motornya siap melaju.

Ziana memelototkan mata, Leon sialan, bukannya membujuk malah akan meninggalkannya!

"Iya, iya gue naik, maksa banget sih lo." ucap Ziana lalu naik keatas motor matic milik Leon.

Pemuda itu tertawa, "Siapa yang maksa? gengsi lo turunin noh ketinggian."

Ziana berdecak kesal, "Cepetan elah," protesnya.

"Paha lo terekspos tuh," ucap Leon yang membuat Ziana malu seketika.

Leon tertawa, "Gue gak bawa jaket, gapapa lah itung-itung sedekah sama yang liat," lanjut cowo itu yang mendapat geplakan keras di punggungnya.

Leon tak protes, dia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Didepan gerbang dia melihat Pak Andi sedang memperhatikan tanaman stroberi yang baru Guru itu beli. Sengaja menaruh didekat pos satpam agar tak terkena injak olehnya.

"Pak, ntar kalo udah berbuah bagi-bagi ya!" ucap Leon.

Pak Andi menoleh, bukannya menjawab Pak Andi malah fokus pada paha Ziana yang sedikit terbuka, matanya melotot garang.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang