D u a

509 59 1
                                    

"Hello, epribadeh!" teriak Ziana ketika masuk kedalam kelas dengan Bara yang ada dibelakangnya.

Sampe lupa memberi tahu, mereka bersekolah di SMA RAJAWALI kelasnya ada di lantai dua paling ujung XI IPS 10. kelas paling berisik diantara kelas lainnya.

"Weh, weh si Novita kenapa tuh nangis-nangis gak jelas? kesurupan kah?" tanya Ziana ketika melihat Novita teman sekelasnya sedang menangis histeris sambil ditenangkan oleh Resa dan Gea dengan yang lain hanya berdiri menatap bingung kearah Novi.

Ziana langsung menghampiri bangku Novita dan Bara bergabung dengan teman laki-lakinya yang sedang bermain game.

"Kenapa di-" belum selesai bertanya pada Fifi, Novita sudah menjerit histeris seperti orang kerasukan.

Ziana mengernyitkan dahi dengan mulut terbuka, "Astaga, parah sih ini kudu di rukyah." ucapnya lalu mendekati Novita dan memegang kepalanya.

Setelah di pegang kepalanya oleh Ziana, Novita semakin berteriak dengan keras sambil menendang-nendang meja. "Resa, Gea lo peganging tangannya biar gak lari!" perintah Ziana yang langsung diangguki oleh mereka berdua.

"ALLAHUMA SOLLI A'LA SAYIDINA!" teriak Ziana seraya memutar-mutarkan kepala Novita.

Novita menangis sejadi-jadinya sambil terus berteriak. sehingga kini laki-laki yang sedang bermain game pun mengkerubungi Ziana yang sedang merukyah Novita.

"ALLAHUMA BARIK LANA!"

Semua orang tertawa mendengar teriakan Ziana karna membaca do'a mau makan untuk merukyah.

"Sejak kapan do'a makan ampuh untuk merukyah?" tanya Leon dengan polosnya.

"Keceplosan anjirr, gegara terlalu exited buat ngeluarin setan yang ada di tubuh Novi," balas Ziana dengan peluh di dahinya.

Bara menarik pergelangan tangan Ziana agar sedikit mejauh dari Novita. "Kenapa sih!" protes Ziana.

"Udah sih ngapain ngurusin si Novita, lagian setan mana yang mau masukin tubuh dia? setan juga punya selera, pasti milih-milih." ucap Bara lalu ditertawai oleh semua orang. kecuali Novita yang semakin menangis hiteris.

"Iya, juga." pikir Ziana. "Udah, udah. Resa, Gea lepasin."

Resa dan Gea langsung melepaskan tangan Novita, lalu berdiri disamping Ziana.

"L-lo semua, j-jahat banget sih, sama gue…" ucap Novita yang akhirnya membuka suara sembari sesenggukan.

"Lagian, lo kenapa sih pake nangis-nangis percuma gak bakal ada yang kasian sama lo," ucap Delvin dengan teganya.

"Jahat banget Vin mulut lo," timbal Leon. "Tapi bener juga sih, tos dulu dong," lanjutnya lalu berhightfive.

"Seneng banget sih, kalian bully gue," ucap Novita dengan nada sedih.

"Salahin muka lo, muka-muka bullyan." balas Gibran. "Bercanda anying, janga bawa hati." lanjutnya ketika melihat muka Novita yang akan kembali menangis.

Ziana berkacak pinggang, pasti ada yang tidak beres dengan Novita sampai si tukang gibah ini menjadi-jadi.

"Udah deh, mending lo semua pergi dari sini! panas ni!" teriak Ziana.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang